16

16K 4.1K 1.1K
                                    

Gak apa-apa kan aku up lagi? :)








"Woi, ada yang liat Kak Wonjin, gak?" Tanya Hyunbin, Kim Hyunbin, dengan tidak santainya saat memasuki kelas orang yang dia cari.

"Tadi dia izin, ada acara keluarga katanya," jawab Guanlin, si pria jangkung yang sedang asik menonton film di meja paling belakang.

"Aduh, kenapa gak lo larang sih?!"

Mendengar bentakkan Hyunbin, Guanlin mendecih kesal. "Bukan urusan gue bambank, udah sana pergi! Ganggu aja."

Tanpa membuang waktu lagi, Hyunbin berlari pergi dengan pikiran yang berkecamuk. Firasatnya benar-benar buruk.

Banyak korban yang berjatuhan, Minkyu masih belum ditemukan, dan sekarang Wonjin mendadak tidak bisa dihubungi.

Rasanya Hyunbin ingin bolos sekolah sekarang dan mencari Wonjin. Karena dia yakin Wonjin dalam bahaya, firasatnya selalu benar.

"Halo Hyunbin!"

Hyunbin menggeram kesal. Seobin berdiri di depannya memang karena ingin menyapa atau menghadangnya?

"Minggir, gue buru-buru."

Mendengar itu, Seobin berdecak sambil mengibaskan tangannya santai.

"Gue ada perlu nih, ngobrol di kantin aja, yuk."

"Lo gak denger, gue buru-buru! Cepetan minggir!"

Lagi-lagi Seobin berdecak malas. "Gue serius, ada hal penting yang mau gue omongin sama lo."

"Sorry, ada hal yang lebih penting yang harus gue urus," balas Hyunbin sambil berjalan mendahului Seobin.

"Gue punya petunjuk,"

Langkah Hyunbin sontak berhenti. Melihatnya diam saja, Seobin kembali bicara melanjutkan ucapannya.

"Gue punya petunjuk tentang siapa yang bakal jadi korban selanjutnya."

Hyunbin berbalik badan, Seobin tersenyum lebar melihatnya. Tanpa basa-basi lagi, Seobin mengeluarkan secarik kertas dari balik jaketnya.

Hyunbin langsung mengambil kertas itu dan membukanya lebar-lebar, kemudian membaca isinya.

1. Nam Dohyun ✓
2. Kang Minhee ✓
3. Koo Jungmo ✓
4. Song Hyungjun ✓
5. Moon Hyunbin ✓
6. Lee Eunsang ✓
7. Ham Wonjin
8. Geum Donghyun
9. Hwang Yunseong
10. K

Hyunbin mengernyit. "K?"

"Gue yakin korban kesepuluh huruf awal namanya itu K. Tapi gue yakin korbannya gak cuma sepuluh."

Hyunbin mengernyit lagi. "Maksud lo gue?"

Seobin langsung menjitak kepala Hyunbin dengan kesal. "Bukan lo juga kali, bisa jadi yang lain."

"Kim Sihoon? Kim Yohan? Kim Dongyun? Kim Dongbin? Siapa lagi anjir?"

"Kim Minkyu," ucap Seobin menambahkan.

"Tapi kan dia masih hilang?"

"Bisa jadi dia udah nggak ada atau bisa jadi dia disembunyiin untuk dibunuh sesuai urutan."

Hyunbin terdiam. Dia tak tahu harus membalas apa, karena semua dugaan Seobin bisa saja benar.

Hyunbin membaca ulang isi kertas tersebut dengan seksama. Namun setelah menyadari sesuatu, matanya sontak membola.

6. Lee Eunsang ✓
7. Ham Wonjin



Berarti korban selanjutnya adalah Wonjin!

Gawat, itu gawat!

"Kak Seobin, lo ikut gue sekarang."




















































"Nah, kalo begini kan gak bakal bisa kabur."

Dia terkekeh senang setelah mengikat Wonjin yang belum sadarkan diri di kursi. Tak lupa dia membenarkan posisi Wonjin untuk melancarkan rencananya nanti.

"Haha, gue gak sabar jadi gak sabar buat bunuh lo, Jin. Tapi sayangnya, gue harus bikin lo dicurigain jadi pelakunya. Biar tambah seru, hehe."

Bruk bruk

Mendengar suara gaduh dari samping kirinya, dia terkekeh kemudian menghadap kesana.

"Percuma, Dongyun, talinya gak bakal lepas. Mau gue lepasin? Boleh aja sih, tapi nyawa lo juga bakal lepas dari badan lo."

Dongyun menggeleng sambil berusaha sebisa mungkin membuka ikatan tali yang mengikat tangan dan kakinya.

"Makanya, jadi orang tuh jangan kepo. Coba aja lo gak coba cari tau, coba aja lo gak nanya-nanya ke Dohyun, lo gak bakal ada disini sekarang."

Dia menurunkan kain di mulut Dongyun dengan paksa, yang langsung dihadiahi decihan marah Dongyun yang terus berusaha melepas tali.

"Kalaupun saya gak coba gali informasi, kamu juga bakal bunuh saya, kan? Jadi, daripada saya hanya diam tanpa berbuat apa-apa sampai kematian saya datang, lebih baik saya berusaha mencari tau," balas Dongyun dengan senyuman miring yang terukir di sudut bibirnya.

"Jadi, lo gak takut mati, nih?"

Dongyun tetap mempertahankan senyumannya sambil menjawab, "saya gak takut kematian, saya cuma takut sama Tuhan Yang Maha Esa. Sekarang saya tanya, kamu takut sama Tuhan, nggak?"

Dia, si pelaku yang selama ini dicari-cari, berdecak malas sambil mengeluarkan sebilah pisau dari balik jaketnya.

"Gue gak takut, lagipula gue gak nyembah Tuhan."

Dongyun mengernyit. "Terus kamu nyembah apa?"

"Nyembah setan." Dia menyeringai.

Dongyun diam mematung, tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun.

"Lo diam berarti lo siap mati. So, good bye, Kim Dongyun. Semoga lo tenang di alam sana."

Setelah itu, pisau tersebut menusuk lehernya, berkali-kali, sampai darahnya menyiprat kemana-mana. Dia tertawa keras, puas akan apa yang dia lakukan.

Setelah memastikan Dongyun sudah tak bernyawa, dia membuka ikatan di tangan Wonjin, kemudian memindahkan pisau yang ada di tangannya ke tangan Wonjin. Tanpa lupa menghapus sidik jarinya.

Jadi, Wonjin yang akan dituduh menjadi pelakunya, bukan?

|2| Laboratorium | Produce X 101 ✓Where stories live. Discover now