9

17K 4.5K 1.4K
                                    

Ternyata selama ini aku salah, aku kira Yunseong 99l  T_T

Jadi gapapa ya kalo Yunseong tetep kujadiin seangkatan sama anak 99l.

















"Lo kenapa nyenggol vas bunga segala, sih?"

"Tau nih, untung kita bisa kabur."

"Gue gak tau, santai napa sih."

Hangyul lama-lama kesal karena terus disalah-salahkan oleh Hyungjun dan Dongpyo karena tindakan cerobohnya tadi.

Dia kan nggak tau kalau ada vas bunga, nggak salah dong kalau Hangyul nggak sengaja menyenggolnya.

"Eh, tadi kalian denger suara orang yang lagi ngobrol gak sih?" Tanya Hangyul mengalihkan topik.

"Iya, mirip suaranya Kak Minkyu, Kak Jungmo, sama Donghyun," jawab Dongpyo yang dibalas anggukan oleh Hyungjun.

"Mereka ngapain ya ke sekolah jam segini?"

"Kalo kita jadi mereka bertiga dan salah satu dari mereka jadi lo, pasti dia nanyain hal yang sama." Hangyul mendelik.

Hyungjun menghembuskan nafas panjang. Kepalanya mendongak menatap langit yang penuh bintang.

Dia jadi kangen kebersamaannya dengan Wonjin, kakak kandungnya.

"Njun, lo kenapa?"

"Gak apa-apa." Hyungjun menggeleng sambil tersenyum.

Dongpyo mengangguk saja, padahal dia penasaran kenapa Hyungjun suka sekali memandang langit yang penuh bintang dengan raut wajah yang sedih.

"Ayo kita pergi dari sini, gue takut satpam botak itu nyari kita kesini," ajak Hangyul sambil mengambil ancang-ancang untuk lari.

Dongpyo dan Hyungjun mengangguk dengan posisi siaga, takut kalau satpam botak yang dimaksud melihat mereka.

"Eh bentar, kok gue nyium bau anyir ya?" Hangyul mengendus-ngendus sekitarnya dengan kening yang mengkerut.

"Masa sih? Kok gue nyium bau kentut ya?" Balas Dongpyo yang ikutan mengendus-ngendus.

"Itu mah bau kentut gue," kata Hangyul sambil nyengir lebar.

"Ihh, lo kalo mau buang bom atom bilang-bilang dong," kesal Hyungjun sambil menutup hidungnya.

Hangyul tak peduli apa keluhan kedua orang yang lebih muda darinya itu. Yang dia pikirkan sekarang, dari mana asal bau anyir yang menyengat ini.

Hangyul langsung berpikir kalau ada hantu atau semacamnya. Seketika dia bergidik membayangkannya.

Kalau tiba-tiba muncul di sampingnya kan nggak lucu.

"Eh, itu ada yang masuk ke laboratorium!" Seru Dongpyo dengan tangan yang menunjuk pintu laboratorium yang sedikit terbuka.

"Kalian yakin mau kesana?" Tanya Hyungjun takut.

"Terus tujuan kita kesini apaan, Hyungjun?"

Hyungjun mengangguk kaku sambil memegang tangan Hangyul. "Kak, jalan duluan dong, gue takut."

Hangyul mendengus. "Untung lucu, kalo engga gue jorokin lo berdua ke got," dumelnya ketika melihat Dongpyo ikut-ikutan memegang tangannya.

Tak ingin membuang waktu, Hangyul menarik Hyungjun dan Dongpyo menuju laboratorium dengan jantung yang berdegup kencang.

Awalnya mereka bertiga ragu karena melihat ada bayangan dari balik pintu.

Mereka takut kalau bayangan tersebut adalah bayangan hantu. Eh, tapi kan hantu nggak punya bayangan.

"Kak, buka pintunya dong," suruh Dongpyo.

Hangyul yang sudah siap membuka pintu mengangguk singkat kemudian membuka pintu lebar-lebar.

Namun, sepertinya itu pilihan yang salah.

"AAAAA!"






































Karena mereka melihat mayat Jungmo tergantung tepat di balik pintu laboratorium, dengan kedua matanya yang hilang entah kemana.







































"Kalian suka gak liatnya?" Tanya seseorang yang sedang duduk santai di meja paling depan.

"Do-Dohyun?!"

Seseorang atau yang lebih tepatnya adalah Dohyun terkekeh pelan lalu melayang menghampiri mereka.

"Kalo gue sih gak suka, soalnya teriakan kesakitannya bikin gue merinding," desisnya tepat di depan wajah Hangyul, sebelum menghilang entah kemana.

Tak lama kemudian, terdengar suara lagi, namun tidak kelihatan wujudnya.

"Pelakunya tuh ganteng tau, hihi."

|2| Laboratorium | Produce X 101 ✓Where stories live. Discover now