23

15.2K 4K 1.5K
                                    

Minhee mondar-mandir tidak jelas seperti setrikaan. Dia menggigit bibir bawahnya gelisah. Sesekali dia mengusak rambutnya, lalu mengerang, begitu seterusnya.

"Lo ngapain sih, Hee?" Tanya Yunseong yang pusing sendiri melihatnya. "Udah napa sih, mending duduk."

"Gue gak tenang anjir, Kak Wonjin belom balik dari tadi. Dia kemana, sih?"

"Dia lagi di perjalanan kali, lo tenang aja, Wonjin bisa jaga diri," kata Yunseong yang lama-lama kesal.

"Gue gak bisa, pelakunya masih berkeliaran. Gue gak mau terjadi apa-apa sama Kak Wonjin. Lo juga gak mau, kan?"

Yunseong mencebikkan bibirnya kesal. "Hee, dia lagi ngurusin urusan penting. Mending kita obrolin gosip terbaru aja," katanya.

Minhee berhenti mondar-mandir. Matanya langsung melirik tajam Yunseong, membuat temannya itu langsung diam tak berkutik.

"Urusan penting apa maksud lo?" Minhee berjalan maju mendekati Yunseong. "Urusan penting apa?! Kenapa lo gak bilang ke gue, hah?!"

Akibat bentakkan Minhee yang menggelegar itu, Yunseong terlonjak kaget dari duduknya.

"Di-dia gak bilang apa-apa selain itu, dia langsung lari dan-"

"Kenapa lo gak cegah dia, sih?! Pelakunya lagi ngincer dia, bodoh!" Bentak Minhee emosi. Sorot matanya tajam, dan itu menunjukkan kalau dia benar-benar marah.

"Maaf, Hee. Gue gak tau, gue bakal cari dia sekarang."

Yunseong berdiri dari duduknya. Sejenak dia menatap Minhee yang membuang muka, menandakan kalau dia benar-benar marah.

Yunseong menghela nafasnya, lalu memaksakan senyumnya. "Hee, gue pergi dulu, ya. Gue janji bakal bawa Wonjin kesini dengan selamat. Tapi gue gak bisa janji kalau gue bakal balik lagi kesini. Maaf untuk semua kesalahan yang pernah gue perbuat ke lo."

"Maksud lo apa sih?! Lo pasti bisa balik lagi kesini!" Teriak Minhee dengan wajah merah padam.

Yunseong tersenyum, lalu berlari pergi secara tiba-tiba. Membuat Minhee terbelalak kaget.

"Kak Yunseong, jangan pergi kemana-mana! Woi lempeng, balik kesini!"

Namun Yunseong mengabaikannya. Minhee mengepalkan kedua tangannya erat.

Kalau dia mengejar Yunseong, otomatis orang lain akan tahu kalau dia belum meninggal.

Tapi kalau dia tidak mengejar Yunseong, dia takut terjadi hal buruk yang akan menimpa temannya itu.

"Argh, tau ah! Gue susul aja Kak Yunseong, yang penting gue mati gak sia-sia."

Setelah itu, Minhee berlari keluar mengejar Yunseong. Tanpa menyadari kalau arwah Eunsang geleng-geleng kepala dari balik tembok.

"Dohyun bodoh, kalo mau pinjem badan Kak Yunseong bilang dulu ke Minhee. Cari masalah aja lo."






























































Seobin bernyanyi sambil meloncat-loncat kecil. Selain itu, dia berputar-putar dengan kedua tangan direntangkan.

"A WHOLE NEW WORLD~!"

Berisik banget memang. Tapi karena jalanan yang dia lewati sepi, dia bernyanyi sambil teriak. Yang penting dia senang, begitu pikirnya.

"I BELIVE I CAN FLY~! I BELIVE I CAN TOUCH THE SKY~! YIIIIHAAAA!"

Kalau ada yang lihat, auto geleng-geleng kepala karena Seobin benar-benar seperti cacing kepanasan.

"Btw, gue mau kemana ya?"

Lah gimana.

"Oh iya, kan gue mau ke rumah Sihoon. Dasar tuh orang, casan hp gue kok bisa kebawa," gerutunya kesal.

Seobin lanjut bernyanyi dengan teriakannya yang super keras itu. Sesekali dia loncat ke kanan dan ke kiri. Bahkan dia hampir terjatuh, tapi dia tidak berhenti.

"LALALA, AKU SAYANG SEKALI, DORAEMON~!"

"Berisik anjir."

Seketika badan Seobin membeku. Dia berhenti berjalan dan bernyanyi. Dengan kaku dia menoleh ke arah pohon besar di sebelah kanannya.

"WANJAY, KOK SETANNYA GANTENG?!"

Si setan alias hantu yang dimaksud mendengus kesal sambil menutup telinga. Seobin berisik.

"Gue gak nyangka liat setan ganteng kayak lo, nama lo siapa?" Tanya Seobin sok akrab, sebelum mendekati pohon tempat si hantu duduk tersebut.

"Midam."

"Halo Kakak Midam yang ganteng dan imut tapi masih imutan gue! Dingin banget sih lo, kayak gebetan gue aja."

Yeu bambang, malah curhat.

"Bacot setan, pergi."

"Dih kasar." Seobin langsung manyun.

"Makanya lo pergi sekarang! Lo mau gue gentayangin seumur hidup?!"

"Ya enggak sih."

Seobin nyengir, Midam makin emosi.

"Pergi sekarang atau-"

"Gue bakal pergi setelah lo cerita kenapa lo bisa gentayangan disini," kata Seobin memotong ucapan Midam.

"Gue di dorong ke sungai itu," jawab Midam sambil menunjuk sungai di belakang pohon besar tersebut. "Habis itu mayat gue diambil, terus kepala gue dipotong, baru digantung. Badan gue dikubur di samping pohon ini. Puas?"

Seobin langsung merinding. "Serem amat, iya deh gue pergi sekarang," katanya sambil balik badan.

"Eh tunggu bentar! Itu siapa yang pingsan di pinggiran sungai?"

"Hah?!" Seobin refleks menoleh ke tempat yang dimaksud. Matanya membulat ketika melihat seseorang tidak sadarkan diri dengan kondisi basah kuyup.

Dengan segera dia berlari kesana dan terkejut ketika melihat wajah orang itu.

"Ini kan Minkyu!"






















Kok makin lama makin aneh ya

|2| Laboratorium | Produce X 101 ✓Where stories live. Discover now