17

15.6K 4K 625
                                    

Junho yakin, kalau sebentar lagi gilirannya menemui ajalnya. Dia pasrah, dia siap menerima kematian datang padanya, kapanpun itu.

Dia tidak punya siapa-siapa lagi. Teman-temannya satu-persatu menjadi korban, dia ditinggal sendiri.

Apa harus Junho bunuh diri saja?

Tapi dia tidak mau, masih ada Wonjin, teman barunya yang kini berusaha menghentikan tindakan si pelaku pembunuhan.

Lalu ada Sihoon, si kakak kelas yang mengajaknya berteman kemarin. Rasanya, Junho kembali bangkit.

Dia tidak boleh menyerah begitu saja. Walaupun sulit, dia harus membantu mencari tahu siapa pelaku dibalik semuanya.

Harus, apapun yang terjadi, walaupun nyawanya jadi taruhannya.

"Om, tante," panggil Junho kepada kedua orang tua Eunsang yang berdiri di depan pintu kamar rawatnya Eunsang.

Mama Eunsang yang terisak pelan tersebut menoleh sambil tersenyum. "Kenapa kamu panggil kita om dan tante? Sejak dulu nggak pernah berubah ya, kita orang tua kamu sekarang, Junho."

Bibir Junho terkatup rapat. Kepalanya tertunduk, dia menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan air matanya yang hendak membludak keluar.

Dia merasa tidak pantas. Dia cuma anak adopsi, dia cuma anak dari keluarga miskin yang hanya makan satu kali selama dua hari.

Dia tidak pantas diadopsi oleh keluarga berkecukupan dan baik hati seperti keluarganya Eunsang.

"Nak, kami nggak memandang status seseorang. Kami mengadopsi kamu karena Eunsang butuh saudara, dia kesepian. Semenjak kamu hadir di kehidupannya Eunsang, dia lebih ceria dari sebelumnya. Dia menjadi lebih semangat sampai akhirnya dia bisa sembuh dari penyakit kankernya," ucap ayahnya Eunsang yang terdengar begitu tulus.

Junho masih menunduk. Ayahnya Eunsang tersenyum, kemudian memegang kedua bahu Junho, membuatnya mendongak.

"Eunsang berterima kasih ke kamu karena kamu sudah membuatnya bahagia selama hidupnya. Nggak cuma Eunsang, kita semua senang karena kamu hadir di keluarga kita,"

"Kamu anak kami, Junho. Kamu adalah anugrah terbesar yang diberikan Tuhan untuk kami. Terima kasih karena sudah hadir di hidup kami."

Disaat itu lah tangis Junho pecah. Tangannya langsung bergerak memeluk sang ayah dengan erat. Isakan kecil terdengar dari bibirnya, tangisannya deras.

"Maafin Junho, pa. Selama ini Junho gak mensyukuri apa yang udah diberikan Tuhan ke Junho."

Mama Eunsang kembali terisak, kemudian ikut memeluk Junho.

Junho bahagia, dia tak akan melupakan semuanya. Dimana saat ini, dia berada di pelukan kedua orang yang berharga bagi dirinya.

"Makasih ma, pa. Junho janji gak bakal ngecewain kalian, juga Eunsang."















































"Ma, pa, Junho boleh nanya sesuatu?"

"Boleh, tanya aja."

"Eunsang meninggal karena apa?"

Sang Ayah menghela nafas berat, kemudian menjawab, "dia dicekik saat dia lagi tidur. Pintunya dikunci sehingga dokter dan petugas keamanan nggak bisa mencegahnya. Dan pelakunya kabur lewat jendela."



















































"Orang tuanya Eunsang bahagia karena lo mulai menganggap mereka sebagai ayah dan ibu lo. Tapi, gimana perasaan mereka ya kalo mereka ditinggal pergi anak mereka untuk yang kedua kalinya?"

Seseorang yang menyaksikan semuanya menyeringai lebar, kemudian pergi dari sana.


































"Haha, kena lo. Gue harus kasih bukti ini ke polisi secepatnya."

























Anjay empat kali update :v

|2| Laboratorium | Produce X 101 ✓Where stories live. Discover now