31

14.6K 3.9K 1K
                                    

Yohan menghembuskan nafas panjang sembari menikmati angin malam yang menyejukkan di rooftop sekolahnya.

Malam ini adalah malam paling menegangkan yang pernah dia alami semasa hidupnya.

Bagaimana tidak, dia melihat sendiri bagaimana Donghyun hendak membunuh Yunseong tadi, walaupun tidak jadi.

Selain itu, dia juga melihat Wonjin yang diseret masuk ke dalam gedung sekolahnya secara paksa.

Kalaupun mau, mungkin Yohan bisa menolong mereka. Tapi kan dia tidak mau terlibat dan berakhir nyawanya yang melayang.

"Sepi banget ya hari ini."

Yohan bergumam, dengan sekelebat memori yang terlintas di benaknya. Dimana dia membully Junho, tertawa lepas bersama Hangyul, dan bertengkar dengan Sihoon.

Semenjak kematian Junho dan Sihoon, dia merasa ada yang hilang. Tidak ada lagi yang dia bully, tidak ada lagi yang dia ajak bertengkar.

Semua itu menyebabkan hidupnya terasa asing belakangan ini. Apalagi Hangyul yang jarang menemuinya karena sibuk dengan urusannya.

Yohan jelas tahu apa itu. Apa sih yang dia tidak tahu?

Walaupun terlihat cuek, Yohan selalu memperhatikan gerak-gerik orang di sekitarnya. Kalau ada yang mencurigakan, ya langsung dia cari tahu.

Drrt drrt

Ponselnya yang berada di saku jaketnya bergetar, menarik perhatiannya.

Tanpa membuang waktu lagi, dia merogoh sakunya, kemudian menatap sejenak siapa yang menelponnya.

"Siapa ya?" Gumamnya bingung karena nomor yang menghubunginya tersebut asing.

Tapi, dia memilih untuk mengangkatnya daripada menahan rasa penasarannya.

"Halo, ini siapa?"

"Gue tau lo ada di rooftop, Kak Yohan. Sekarang lo bantu gue bebasin Kak Wonjin, Kak Yunseong, sama Donghyun dan bawa mereka keluar dari sini sekarang."

Yohan mengernyit bingung. "Ini siapa, ya? Sorry, gue gak mau ikut campur."

"Lo harus kalo gak mau liat mayat lagi. Gue gak mungkin minta bantuan lo kalo gue bisa, gue gak bisa nolong mereka sendirian."

Yohan mengedikkan bahunya acuh. "Liat aja nanti."

Setelah itu, panggilan diputuskan secara sepihak olehnya.

Yohan menghela nafas berat, kemudian menyimpan ponselnya ke dalam saku jaketnya, berdiri dari duduknya, dan berdiri tegak ke arah pintu rooftop yang terbuka.

Sebelum dia turun, dia harus mengurus masalah yang satu ini.

Karena di pintu tersebut, setan yang berperawakan persis seperti dirinya berdiri di ambang pintu dengan seringaian lebarnya.

"Mau turun?"

Kemudian seringaiannya semakin lebar.

Namun Yohan tidak takut. Dia balas menyeringai sembari menggulung lengan jaketnya, lalu mengusak rambutnya.

"Gue bakal ngalahin lo dan turun tangan bebasin mereka. Jadi, ayo maju, gue terima tantangan apapun dari lo."



























































"Susah banget sih."

Yunseong terus memperhatikan Wonjin yang berusaha memotong talinya dengan cutter yang dia bawa.

|2| Laboratorium | Produce X 101 ✓Where stories live. Discover now