10

17.2K 4.4K 1.1K
                                    

Bisik-bisik dari murid-murid sekolah beserta guru dan karyawan terdengar cukup jelas ketika polisi memasang garis kuning di lokasi kejadian.

Mayat Jungmo sudah dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi, sementara iti Hangyul, Hyungjun, dan Dongpyo terpaksa dibawa ke ruang rapat untuk menjalani pemeriksaan.

Semua itu terjadi karena satpam sekolah menemukan mereka berdiri di depan mayat Jungmo yang tergantung dengan kondisi yang tidak wajar. Alhasil, mereka bertiga yang dituduh sebagai pelakunya.

"Gue main sama siapa kalo temen sekelas gue pada gak ada semua?" Gumam Junho lesu. Dia sendirian di kantin, nggak ada yang nemenin dia.

Hyungjun dan Dongpyo sedang diinterogasi, Eunsang masih dirawat, sementara itu Minhee sudah meninggal.

"Hai Junho, sendirian aja." Seseorang tiba-tiba duduk di samping Junho sambil menyapa, membuat pemuda yang sedang melamun itu sedikit terjungkal.

"E-eh?"

"Hehe, sorry. Kita belom kenalan, kan? Gue Sihoon, Kim Sihoon." Laki-laki di sampingnya itu terkekeh pelan seraya mengulurkan tangannya.

"Saya Cha Junho, kak." Junho menjabat tangan Sihoon dengan kaku, kemudian melepaskannya.

"Jangan kaku begitu ah, gue gak gigit kok," celetuk Sihoon yang dibalas senyuman tipis oleh Junho.

"Kak Sihoon sendirian aja nih?" Tanya Junho membuka topik.

"Haha, dari dulu gue emang udah sendiri kali."

Junho memiringkan kepalanya bingung. "Maksudnya?"

"Gue gak punya temen."

Hening. Tak ada yang bersuara setelahnya. Junho diam membeku, terlalu terkejut mendengar fakta kalau Sihoon, laki-laki yang berbakat dalam bidang dance tersebut tidak memiliki teman.

Dia pikir karena Sihoon terkenal dia memiliki banyak teman. Tapi nyatanya, Sihoon mengatakan sendiri kalau dia tidak memiliki teman.

"Gue tuh tipe pemilih dalam berteman. Kenapa? Gue tau kalo mereka yang mau temenan sama gue itu gak tulus. Mereka cuma mau ikutan terkenal karena temenan sama gue."

"O-oh, satu pun gak ada?"

"Ada sih, tau Hangyul, kan? Terus ada satu lagi, tapi dia lagi keluar kota, kayaknya bakal masuk sekolah besok."

Junho mengangguk-angguk sebelum menyeruput es tehnya yang mulai mencair.

"Kalo lo kenapa sendirian?"

Junho mendesah pelan. "Dua temen gue lagi diinterogasi, satunya lagi sakit, dan yang satunya lagi udah meninggal."

"Ah begitu." Sihoon mangut-mangut mengerti. Kemudian, dia berdiri dari duduknya. "Junho, gue balik ke kelas dulu, ya."

"Iya, makasih udah nemenin gue disini walaupun cuma sebentar, Kak Sihoon."

Sihoon tersenyum sebelum pergi dari sana meninggalkan Junho sendirian. Junho menghembuskan nafas panjang, dia sendiri lagi.

Dia ingin ke kelas karena disana dingin, tapi teman-teman sekelasnya pasti berkumpul dengan teman segengnya. Junho mending di kantin daripada disana.

"Woi, kak!"

Tubuh Junho menegang. Ada yang berseru memanggilnya. Tapi tidak ada siapa-siapa selain dirinya disana.

"Si-siapa?"

Tak lama kemudian, ada kepala yang menembus dari bawah meja hingga membuatnya terjungkal dan jatuh ke bawah.

"Se-setan?"

Kepala yang awalnya hanya menunjukkan kepalanya itu melayang ke atas hingga memperlihatkan seluruh badannya dari atas sampai bawah.

"Gue tau gue udah meninggal, tapi bisa gak sih kagetnya biasa aja? Untung sepi, kalo engga lo bakal diketawain."

Junho langsung gemetar.

"Lo kok bisa ada disini? Lo kan udah meninggal."

Dohyun terkikik seraya melayang mendekati Junho.

"Gue tuh bosen di laboratorium terus, banyak orang, berisik. Mending disini, nemenin kakak kelas ganteng yang lagi sendirian," katanya dengan senyuman yang mampu membuat bulu kuduk berdiri.

"G-gue pergi dulu."

"Eh nanti dulu! Beliin gue makanan dong, gue laper."

"Enggak, setan gak bisa makan," kata Junho sambil menggelengkan kepala.

"Ck, ya udah sana."

Junho mengangguk patuh lalu langsung melarikan diri. Gila, kenapa Dohyun bisa muncul seperti itu, sih? Mana kondisinya menyeramkan sekali.

"Kak Junho, jangan percaya siapapun, ya. Karena salah satu di antara mereka yang kumpul kemarin ada pelakunya."

Langkah Junho terhenti. Apa kata Dohyun barusan? Pelakunya salah satu di antara orang-orang yang dipanggil Donghyun kemarin?

Dohyun serius kan?

Tapi, kenapa Dohyun mengatakan itu secara tiba-tiba?

Dia memang ingin memberi tahu dirinya atau menyindir Wonjin yang sedang menatapnya dari ambang pintu?




































"Kak Junho, nanti malem jangan lupa kunci jendela sama pintu, ya. Takut ada yang masuk, hihi."












































"Oh ya, jangan lupa baca doa. Soalnya gue punya temen, dia suka ngikutin orang ganteng. Tapi sayang, tinggal setengah badan atasnya doang."



Hati-hati aja.

|2| Laboratorium | Produce X 101 ✓Where stories live. Discover now