4. Mansion

4.3K 337 29
                                    

Hello guys!
Happy Reading guys ❤
.

Vote and comments please:)

_____________________________


Setelah insiden tadi, keadaan di Mobil sangat canggung. Sekitar 10 menit kemudian mobil Oh Sehun berhenti didepan gerbang hitam yang tinggi.

Tanpa perintah, gerbangpun dibuka oleh satpam disana, mobil Sehun pun masuk kepelataran luar rumah atau lebih tepat disebut mansion itu. Yura dan Sehun turun lalu menuju pintu utama mansion itu.

"Tunggu."

Ucapan Sehun membuat Yura menghentikan langkahnya, wanita itu lalu berbalik menghadap kearah Sehun seolah bertanya. Tanpa izinnya, Sehun langsung merengkuh pinggang Yura yang sempat terkejut namun tak berangsur lama karena ia sudah dapat menetralkan ekspresinya.

Memang ini yang sedang Mereka jalankan saat ini. Sebuah sandiwara rumah tangga. Memang ada saatnya mereka harus berpura-pura romantis, seperti saat ini. Acara keluarga.

Mereka pun sampai didepan pintu utama. Yura memencet bel mansion itu, langsung saja pintu dibukakan, para pelayan menunduk hormat. Sehun dan Yura pun melewati mereka dan hanya Yura yang membalas salam mereka.

Mereka tiba diruang tengah, ibu Sehun sudah menanti juga sanak saudara lainnya. Tunggu, kenapa banyak sekali? Bahkan nenek dan kakek Sehun pun ada.

Tidak hanya kakek dan nenek saja. Paman, bibi, keponakan, dan adik Sehun yang telah beristripun ada lengkap dengan anak mereka, apalagi paman dan bibi Sehun tidak hanya satu sekitar ada 4 paman dan bibi, jika dijumlam menjadi 8 orang.

Bisa kalian bayangkan banyaknya orang disini? Belum lagi anak-anak mereka serta para cucu. Sangat ramai!

Melihat keduanya datang, mereka pun langsung dibondong menuju meja makan. Ini sangat besar! Apakah ada acara ulang tahun kah?

"Yura! Ayo kemari. Apa kau lelah sayang? Kau ingin minum sesuatu?" Tanya sang ibu mertua berbondong-bondong.

"Yura. Imo membawakan minuman ibu hamil, rasanya memang tidak terlalu enak karena ini dari bahan alami yang sangat cocok untuk pertumbuhan janin. Tapi cobalah, agar kau tidak mual saat pagi hari" ujar sang bibi sambil menyerahkan paperbag.

"Terimakasih imo." Yura pun hanya tersenyum menanggapinya.

"Eomma, imo sudahlah. Kasian Yura baru datang sudah kalian cekcoki. Biarkan Yura duduk."

Ucapan Sehun membuat perhatian semua orang teralihkan. Yura hanya tersenyum tipis. Sangat indah kau berperan Oh Sehun. Batinnya berteriak.

Akhirnya Yura pun digiring untuk duduk. Memang dikeluarga ini jika siapapun yang hamil akan diberi perhatian penuh. Gunanya agar si ibu merasa bahagia. Jadi saat sang ibu melahirkan tak perlu cemas dan si jabang bayi juga sehat.

Yura mengetahuinya karena ia mendengarkan cerita itu dari ibu Sehun. Dulu Oh Nara, istri dari adik Sehun, juga sama diperhatikan seperti nya.

Memang Sehun didahului oleh adiknya karena memang Sehun tak ingin menikah terlebih dahulu. Tak hanya Yura dan Nara tapi juga para bibi. Mereka juga diperhatikan, bisa disebut itu adalah adat dikeluarga mereka.

Karena hanya Yura wanita dikeluarga ini yang hamil. Maka seluruh perhatian disini dicurahkan kepadanya. Yura tak munafik, ia sangat beruntung jika saat pertemuan keluarga, ditambah sikap Sehun yang manis membuatnya sedikit berharap hari ini sedikit panjang.

~_~

Makan siang diselingi oleh candaan dan gurauan. Yura beruntung bisa diterima dikeluarga ini. Awalnya Yura pikir ia takkan diterima disini, namun ia salah, dirinya diterima dengan baik dan diperlakukan dengan baik disini, mereka menyayanginya tanpa memandangnya sebagai seorang pelayan yang berbeda dengan kasta mereka.

Marriage With Mr. Sehun [SehunYura] #BJPWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang