5. Barbeque Party

3.8K 315 10
                                    

Hello guys!
Happy Reading guys ❤
.

Vote and comments please:)

_________________________________

Semuanya sudah selesai dipersiapkan. Daging, sosis juga sudah dipanggang dan sebagian juga sudah matang. Kembang api juga sudah dipasang hanya tinggal dinyalakan. Anak-anak sedang bermain kembang api kecil. Yura pun hanya duduk dikursi makan sambil melihat sekitar. Ia tak diperbolehkan melakukan apapun, dan itu sungguh menyebalkan baginya.

Tiba-tiba segelas coklat hangat berada dihadapannya. Yura pun menoleh melihat siapa pelaku yang menaruhnya. Ternyata Oh Nara, istri dari adik Sehun, Oh Jaehyun. Ia tersenyum pada Yura, yang juga disambut dengan senyuman.

"Terimakasih."

Nara pun hanya tersenyum sambil mengelus perut Yura yang sudah nampak sedikit membuncit.

"Berapa umur kandungan Eonni?" Tanyanya.

"Sekitar 4 bulan lebih."

"Apa Eonni sudah sempat cek up?"

"Bulan ini belum. Mungkin besok aku akan cek up." Jawab Yura sambil tersenyum.

Nara hanya mengangguk dan masih setia mengelus perut Yura.

"Apakah melahirkan itu sakit?"

Yura sengaja menanyakannya agar saat persalinan nanti ia tak cemas.

"Jika kau bertanya pada seluruh wanita manapun disunia ini. Melahirkan pasti akan terasa sakit, walaupun persalinan caesar sekalipun. Karena persalinan caesar juga akan merasakan sakit pada habis operasi..."

Nara tersenyum sejenak, sebelum melanjutkan ucapannya.

"... tapi rasa sakit itu akan terbayar, saat engkau mendengar tangisannya. Melihat wajahnya yang mirip denganmu. Dan kau akan berpikir, rasa sakit itu dibayar lunas oleh dirinya. Ada pepatah berkata. Tampar dulu, baru beri gula."

Yura tersenyum menanggapinya, bagaimana bisa ia menanyakan pertanyaan bodoh itu.

Disaat perbincangan mereka tiba-tiba suara benda jatuh mengalihkan semua pandangan anggota keluarga lainnya. Tangisan dari seorang anak kecil perempuan memecah.

"Eomma... sakit...."

Anak itu berjalan tertatih menuju ibunya sedangkan sang ibu langsung berlari menuju anaknya. Pemandangan yang mengharukan bagi Yura, karena ia merasa anak itu sangat beruntung bisa merasakan dekapan ibunya.

Yura menjadi teringat saat ia masih kelas 1 SD. Ia terjatuh dari sepeda dan lututnya berdarah, tidak ada yang menolongnya. Bahkan ia masih ingat, ia hanya bisa memanggil nama ibu.

~_~

Pesta malam ini sangat indah dan ramai, karena memang sudah terlalu malam. Mereka menginap semua mengingat masih ada anak mereka yang masih kecil. Sebenarnya Yura juga ingin menginap, tapi Sehun memaksa untuk mengajak Yura pulang.

Akhirnya merekapun pulang. Mengingat jarak apertemen Sehun lumayan dekat, hati Yura merasa tak nyaman, ia ingin berlari sejauh mungkin sekarang.

"Bagaimana hari ini? Apa cukup membuatmu senang?" Tanya Sehun sarkas saat keduanya sudah masuk kedalam mobil.

Yura hanya diam. Pria itu memandang Yura sekilas, lalu mulai menjalankan mobilnya menjauh dari mansion tersebut.

Didalam mobil hanya berisi keheningan. Sehun menatap dingin kedepan, sedangkan Yura menghadap kearah kejendela.

"Turun." Ucapan dingin darinya membuat Yura tersadar bahwa mereka sudah sampai.

Dengan perasaan berat Yura membuka pintu mobil dan mengikuti dari belakang berjalan menuju kearah bangunan tinggi itu.

Sesampainya di apartemen Yura pun langsung masuk menuju kamarnya. Ia langsung mengganti baju tanpa mandi, karena ini sudah malam, dan mandi malam tak baik untuk ibu hamil.

"Yura!"

Teriakan itu membuatnya langsung beranjak keluar. Dapat Yura lihat diruang televisi, pria itu sedang duduk sambil memangku laptopnya.

"Iya tuan?"

"Buatkan aku kopi."

Tanpa babibu Yura langsung menuju dapur dan membuatkannya segelas kopi. Setelahnya Yura langsung menaruhnya diatas meja.

"Ada lagi tuan?"

"Tolong pijat bahuku."

Yura berjalan pelan menuju kearah belakang sofa. Tangan lentiknya pun mulai memijat bahu lebar itu perlahan.

"Lebih keras sedikit."

Yura menambah tenaga didalam pijitannya. Ia melirik kearah jam dinding, ini sudah sangat malam. Pukul 22.48 dan ia belum tidur. Jika Yura tak mengandung mungkin tak apa. Tapi sekarang ia sedang mengandung, dan angin malam tak baik untuk kandungannya.

Yura memang anak yang menuruti segala aturan. Aku selalu tidur tepat waktu, minum susu ibu hamil secara rutin, juga cek up secara rutin. Itu ia lakukan sesuai perintah dokter.

Ia ingin anaknya tumbuh sehat kelak, ditambah nanti ia tak akan mungkin bisa membawanya kerumah sakit jika  ia dan Sehun telah bercerai. Jadi saat masih ada dalam kandungan ia mengusahakan sang buah hati dapat gizi yang baik agar ia tak mudah sakit kelak.

"Aku tau kau ingin tidur. Tapi malam ini aku tak akan mengizinkanmu untuk tidur. Kau harus menemaniku begadang hingga pagi nanti." Ucapan dari Sehun membuat Yura menghela nafas pelan. Sudah ia duga.

Jam sudah menunjukkan pukul 23.58 namun tak ada tanda-tanda Sehun akan berhenti. Yura sungguh lelah, ia ingin istirahat.

"Maaf tuan. Aku ingin pergi kedapur sebentar untuk mengambil air." Izinnya.

Sehun tak menjawab, masih memandangi laptopnya. Hal itu membuat Yura menghela nafas pelan.

"Tuan, saya..."

"Aku sudah mendengarnya. Kalau kau mau pergi ya pergi saja. Untuk apa kau izin denganku." 

Yura tersenyum tipis, lalu mulai berjalan kearah dapur untuk mengambil minum. Ia meneguk air putih hingga habis, ia tak berani minum kopi. Karena itu tak baik untuk ibu hamil. Ia pun berinisiatif untuk membuat susu ibu hamil saja.

"Yura!"

Teriakan itu membuat Yura tersedak dari aksi meminum susunya. Yura langsung cepat-cepat menghabiskan susu itu lalu berjalan cepat kearah ruang televisi.

"Iya tuan?"

"Buatkan aku kopi lagi."

Yura pun hanya menurut lalu mengambil gelas yang sudah kosong itu menuju dapur.

Setelah selesai ia pun menaruh gelas berisi kopi itu diatas meja seperti tadi.

Sehun, pria itu langsung meminum kopi itu. Oh.. sepertinya ia akan membuat Yura terjaga, entah sampai kapan pekerjaannya selesai. Namun Yura berdoa semoga saja pekerjaan pria itu cepat selesai agar ia bisa tidur.

~_~

Annyeong! Gimana?

Jangan lupa bintangnya ya!

Marriage With Mr. Sehun [SehunYura] #BJPWWhere stories live. Discover now