42. Grey

3.9K 333 84
                                    

Hello guys!
Happy Reading guys!❤

.
Vote and comment please:)

_______________________________

Ini adalah pertama kalinya Yura merasakan kesibukan untuk persiapan pernikahan. Ia harus fitting baju pengantin, dan mencobanya berkali-kali. Sebenarnya ia hanya tinggal menurut saja, ketika di tanya bagus atau tidaknya, ia akan menjawab 'iya' karena jujur ia sungguh tak berpengalaman dalam hal memilih.

Ini memang sedikit berlebihan menurut Yura, namun tak menampik ia juga senang. Acara pernikahan akan di langsungkan seminggu dari sekarang, memang terlalu cepat namun Yura hanya pasrah saja. Toh jika ia menolak, mereka tak akan menghiraukannya.

Jujur, Yura juga sedikit canggung dengan neneknya. Ia takut jika satu-satunya anggota keluarganya itu marah padanya. Setelah pembicaraan hari itu, neneknya mendiaminya. Namun mereka dapat berbicara baik-baik, neneknya juga ikut merestuinya.

Saat mendengar sang nenek mau mendukungnya, terasa sebagian beban di pundaknya terangkat. Neneknya hanya berpesan kepadanya agar ia selalu bahagia, itu sudah cukup untuk neneknya.

"Yura, menurutmu mana yang paling bagus."

Yura menoleh kearah sang bibi, di kedua tangan bibinya terdapat sepasang sepatu masing- masing dengan bentuk yang berbeda namun satu warna.

"Keduanya nampak bagus."

"Bagaimana kalau ini? Bagus tidak?"

Tangan kanan bibinya mengangkat sepatu ber-hak tinggi. Sepatu itu nampak tinggi, namun juga elegan dan mewah secara bersamaan.

"Iya."

Nampak raut tak suka di tampilkan oleh bibinya, wanita paruh baya itu mungkin kesal dengan jawaban yang Yura berikan. Sedari tadi memang jawaban itulah yang Yura andalkan, perempuan itu memang tidak memiliki pengetahuan yang bagus soal memilih, jika ada barang yang bagus, pasti wanita itu akan mengatakan iya. Jadi percuma jika bertanya pendapat dengannya.

"Jangan begitu Yura, ini untuk pernikahanmu. Kau harus tampil sempurna, jadi pilihlah yang kau suka."

"Baiklah, bolehkah aku memilih sepatu yang tidak ber-hak? Kurasa sepatu selop sudah cukup."

"Kau pikir kau ingin melamar kerja?!"

Inilah yang Yura benci ketika disuruh memilih pendapat, mereka akan menolak, padahal mereka sendiri yang bertanya apa yang ia suka. Ia tak suka sepatu ber-hak tinggi. Lagi pula gaun pernikahannya sangat panjang, bahkan sampai menyapu tanah, menggunakan sepatu mahal atau tidaknya tidak akan terlihat juga, jadi percuma saja.

"Baiklah terserah go-mo saja."

Pada akhirnya juga bibinya lah yang memilih, ia akan mengalah dan menurut saja.

Mendengar jawaban Yura, nampak senyum terbit di wajah wanita paruh baya itu, ia lalu berjalan sambil menenteng sepatu pilihannya kearahnya.

"Cobalah, kau pasti sangat cantik."

Yura mendudukkan dirinya di sofa, lalu mengambil alih sepatu yang disodorkan oleh sang bibi, mencoba di kaki jenjang miliknya.

Marriage With Mr. Sehun [SehunYura] #BJPWWhere stories live. Discover now