8b. Flashback #2

3.3K 277 22
                                    

Ini masih flashback ya^^

~_~

"Bagaimana keadaanmu?"

"Aku jauh lebih baik Eomma." Yura tersenyum membalas pertanyaan sang mertua.

"Jika Sehun kembali melukaimu, kau langsung saja bilang kepada Eomma."

Yura mengangguk faham.

"Eomma."

"Kenapa sayang? Apa kau butuh sesuatu?"

"Terima kasih." Ucapnya tulus.

Sang ibu mertua nampak tersenyum.

"Halmoni kembali ke Busan. Ia bilang jika ia ingin menikmati masa tuanya disana." Jelas wanita paruh baya itu.

Yura mengerutkan alis bingung. Sejak kapan nenek kembali ke Busan? Bahkan ia tak memberita Yura sama sekali.

"Halmoni kembali ke Busan saat kau pindah ke apartemen bersama Sehun. Halmoni tak ingin kau khawatir. Ia juga takut jika ia bilang ia ingin kembali ke Busan kau akan ikut dengannya." Sambung sang mertua seolah tau kecemasannya.

"Eomma. Apa kau memberitahu kejadian ini kepada Halmoni?" Tanya Yura panik.

"Tadinya aku pikir ingin memberitahunya. Namun tak jadi karena tak ingin membuatnya cemas."

Yura bernafas lega "Eomma, mungkin jangan pernah memberitahunya. Aku tak ingin nenek khawatir."

Sang mertua tersenyum dan mengangguk.

~_~

Hari demi hari Yura jalani dengan tenang. Sehun tak pernah lagi berlaku kasar padanya. Namun tetap saja, Yura akan menjadi pembantunya. Menyiapkan sarapan, membersihkan apartemen, dan melakukan tugas lainnya layaknya pembantu.

Meskipun begitu ia tetap bersyukur Sehun tak lagi berlaku kasar padanya. Pria itu akan bertanggung jawab sampai bayi ini lahir. Dan memberikan hak asuh bayi kepada Yura sesuai kesepakatan mereka.

Sehun mencukupi kebutuhan Yura, Ia juga memberikan Yura salah satu kartu kreditnya untuk kebutuhan mereka, Yura dan janinnya.

Sekarang Yura lebih dari bersyukur. Hidupnya tenang, usia janinnta juga hampir menginjak umur 4 bulan. Yura sangat senang. Setiap kali Sehun memberi Yura perhatian kecil walau hanya kepura-puraan dihadapan keluarga, hati wanita itu terasa hangat dan berdebar.

Flashback off

Yura tersadar dari lamunannya karena suara panggilan dari pria itu, Oh Sehun. Dengan segera ia bergegas untuk keluar dari kamar untuk menghampirinya diruang televisi.

"Ada apa tuan?"

"Tolong buatkan aku pancake." Ujar wanita didekapannya.

Yura mengangguk lalu berjalan menuju dapur untuk membuatkannya pancake.

Sayup-sayup Yura bisa mendengar....

"Kapan kau akan menceraikannya Sehun? Aku sudah tak tahan lagi. Aku muak melihatnya disini!"

"Aku berjanji ini takkan lama sayang. Tunggu sampai bayinya lahir. Aku akan menceraikannya. Aku bahkan sudah membuat surat perceraian untuknya."

Entah mengapa mendengar pernyataan itu membuat hati kecil Yura terasa tercubit. Ia memegang dadanya dan menggeleng perlahan. Tidak, ini tidak boleh!

Yura kembali membuat adonan pancake. Setelah sudah siap ia langsung menyalakan kompor dan mulai membuat pancake.

"Yura! Kenapa lama sekali!" Teriakan Sehun membuat Yura hampir menjatuhkan pancake yang akan ia bawa ke ruang televisi.

"Sudah siap tuan."

Yura meletakkan dua piring pancake di meja.

"Kau boleh pergi."

Yura mengangguk dan segera bergegas menuju kamar....lagi.

Mungkin ia akan beristirahat sejenak. Namun sebelum itu ia menyempatkan untuk meminum susu ibu hamil dan meminum vitamin miliknya.

~_~

Yura terbangun. Ia melihat jam dinding, sudah pukul 17.05 kenapa rasanya cepat sekali? Ia keluar dari kamar. Tak ia lihat tanda-tanda kehadiran dua sejoli itu. Yura pun memutuskan untuk membersihkan apartemen lalu mandi setelahnya.

Ia memakai celana longgar panjang dan sweater hangat. Udara dingin malam ini.

Setelahnya Yura pun langsung menuju dapur untuk memasak makan malam.

Setelah semuanya siap, Yura mengambil bagian terlebih dahulu dan langsung memakannya. Terdengar tidak sopan, karena ia makan mendahului suaminya. Namun siapa peduli. Lagi pula Sehu  juga tidak ada. Dan perutnya sudah lapar sejak tadi. Ia tak ingin telat makan, itu tak baik untuk janin dikandungannya.

Setelah mencuci piring. Yura langsung membuat susu ibu hamil dan tak lupa meminum vitamin dan penambah darahnya. Wanita itu akan meminum penambah darah saat kelelahan saja.

Sudah pukul 20.19 namun Oh Sehun dan Park Hyein belum juga kembali. Apa mereka, ah tidak... Oh Sehun, tidak akan pulang?

Baiklah Yura akan menunggunya saja sambil menonton televisi. Namun saat ini sudah pukul 21.48 pria itu belum juga menampakkan wajahnya. Apa ia benar-benar tak pulang?

Yura memutuskan untuk tidur terlebih dahulu. Angin malam tidak baik untuk ibu hamil. Namun saat ia akan memejamkan matanya. Suara bel apartemen membuat Yura terbangun untuk membukakan pintu.

Ia membuka pintu dan betapa terkejutnya Yura melihat Sehun dalam keadaan mabuk sambil dipapah oleh dua orang pria yang sama sekali tak Yura kenal. Siapa mereka?

"Cepat menyingkir! Aku tak bisa menahan tubuhnya lagi." Teriak salah satu pria itu.

Yura pun langsung memberi mereka jalan.

"Kamarnya ada diatas." Ucap Yura spontan.

Mereka memapah sampai keatas. Setelah menyelimuti Sehun, Yura turun untuk bertanya apa yang sedang terjadi.

"Em.. maaf tuan. Apa yang sudah terjadi dengan tuan Sehun?" Tanya Yura memberanikan diri.

"Ia baru saja dikhianati oleh kekasihnya. Padahal sudah kuperingati jika Hyein bukan wanita baik-baik. Tetap saja keras kepala." Terang pria itu.

Yura hanya diam.

"Kau siapanya Sehun?" Tanyanya.

Yura tersenyum "Aku hanya pembantunya saja."

Pria dihadapan Yura seperti memperhatikan dari atas hingga bawah. Apa ada yang salah dari tampilannya?

"Aku tak percaya." Ungkapnya.

"Sudahlah Kai. Mari kita pulang untuk apa mengurusi hidup orang lain." Timpal pria berwajah datar.

Yura tak tau keduanya siapa. Namun ia yakin ia teman dari Sehun.

"Jaga dia." Ucap pria berwajah datar sambil menepuk bahu Yura lalu keduanya pergi tanpa mengucap salam.

Yura menggelengkan kepalanya lalu berjalan kearah dapur untuk mengambil air hangat dan kompresan.

~_~

TBC
.
.
.
.
.
See you in next chapters!
.
.
Don't target to vote and comment💜

Marriage With Mr. Sehun [SehunYura] #BJPWOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz