Marriage With Mr. Sehun [SehunYura] #BJPW

22. Back Cold

Hello guys!
Happy Reading guys ❤

Don't forget to vote☆

_______________________________

Senyum cerah terpatri diraut cantik Yura pagi ini. Terlihat jelas gurat bahagia yang terpancar. Sesekali ia bersenandung sambil membolak-balik nasi yang ia masak.

Merasa nasi sudah matang, Yura mematikan kompor dan mulai menaruh nasi di piring. Setelahnya ia berjalan kearah meja makan dan menaruh piring tepat dimeja tempat Sehun sering makan.

Ia berjalan kearah anak tangga dan mulai naik ke lantai atas. Sampai didepan pintu, Yura mengetuk pintu dan mulai memanggil majikannya.

"Tuan! Sarapan sudah siap."

Pintu kamar terbuka, nampak Sehun yang sudah rapi dengan kemeja hitam dibalut dengan jas maroonnya. Nampak sangat sempurna.

Yura tersenyum singkat. Tanpa membalas senyum Yura, Sehun langsung berjalan menuruni anak tangga menuju dapur diikuti Yura yang berjalan dibelakangnya.

Sehun langsung duduk dikursi yang tepat di depannya terdapat sarapan miliknya. Melihat itu Yura langsung berjalan menuju meja makan dan menuangkan minum. Setelahnya, Yura kembali undur diri dan berjalan menuju kamarnya untuk sarapan.

"Yura."

Yura menghentikan langkahnya saat Sehun, pria itu memanggilnya.

"Ada apa tuan?"

"Bawakan aku makan siang kekantor nanti."

"Iya tuan."

Merasa sudah tidak ada keperluan lagi, Yura kembali berjalan menuju kamarnya. Senyum manis tercetak jelas diwajahnya.

~_~

Yura menutup Tupperware yang berisikan makan siang untuk tuannya. Setelah semua siap, Yura memasukkan semua makanan didalam paperbag.

Ia berjalan kearah kamar untuk berganti baju, namun langkahnya terhenti saat sepintas pemikiran terlintas di kepalanya.

"Tunggu, mengapa aku harus berganti baju?"

Yura menghentikan langkahnya

"Tapi disini posisiku sebagai istri dari Oh Sehun."

"Tetapi sandiwaranya telah selesai. Jadi tidak mungkin aku memakai pakaian bagus."

Baiklah Yura mulai berpikir. Disini memang ia adalah istri dari Oh Sehun, tetapi itu hanya sebatas status. Ia hanya menjalani sandiwara rumah tangga yang harmonis, dan sekarang sandiwara itu telah selesai. Jadi ia tidak perlu lagi berpura-pura.

Tapi tidak mungkin juga ia berpakaian kumal.

Yura mengendikkan bahunya acuh. Ia berjalan kearah kamar dan mulai membuka almari pakaiannya. Sedikit memilah baju yang tidak mewah, namun juga pantas untuk dipakai.