ReNata(8)

2.5K 156 15
                                    

Rere membulatkan matanya saat melihat Nata berjalan dengan santai memasuki rooftop.

"Nata?!!" pekiknya membuat sebelah alis Nata terangkat.

"Gue..." ucapan Rere menggantung saat tak sengaja melihat seluet Kav di belakang Nata. Rere menggigit bibir bawahnya kemudian menunduk dalam. Malu. Rere sangat malu jika ada Kav dan Abi di sini.

Nata yang mengerti gelagat cewek dihadapannya ini, menatap Kav dan Abi penuh arti. Dua lelaki yang tahu maksud Nata, meninggalkan laki-laki tersebut dengan Rere.

Manik Nata kemudian menunduk mentap cewek dihadapannya yang masih menunduk. Mungkin Rere belum menyadari jika hanya mereka berdua di rooftop ini.

"Ekhem!" deham Nata membuat Rere mengangkat kepalanya. Setelahnya Rere tersadar bahwa hanya mereka berdua yang ada disini.

Suasana pun menjadi canggung. Nata yang berdiri dua langkah didepan Rere, menunggu cewek itu bersuara.

"Gue... Gue minta maaf soal kemarin" setelah sekian lama berkutat dengan pikirannya, Rere mengutarakan permintaan maafnya pada Nata.

Melihat Nata yang hanya terdiam, membuat Rere merasa takut. Untuk pertama kalinya gadis pembangkang itu merasakan aura aneh pada diri Nata. Biasanya ia biasa saja saat Nata menegur maupun menghukumnya.

Sepuluh menit berlalu. Nata masih diam dan menatap Rere dengan intens. Sedangkan Rere, dia hanya menggigit bibirnya dan menahan air matanya yang mungkin akan keluar. Sungguh! Rere sangat takut dengan tatapan Nata yang begitu intens. Jika di suruh memilih, Rere akan memilih Nata yang menatapnya dengan tajam selama dua hari atau dua pekan sekaligus, daripada menatapnya dengan intens. Membuat Rere semakin takut dan merasa bersalah.

"Nat—"

"Ada syaratnya" potong Nata dengan cepat.

Rere mendongak membuat air mata yang sedari tadi ia tahan meleleh begitu saja.

Nata terkejut namun dengan cepat menormalkan mimik wajahnya saat melihat buliran bening di pipi cubby itu. Apa dia terlalu menakutkan?

"Apa?" tanya Rere dengan suara parau.

Nata menghela nafas kesar. "Yang pertama, berhenti nangis" Rere mengernyit bingung namun tetap mrnghapis jejak air matanya.

"Terus?" tanya Rere dengan suara yang masih terdengar parau.

"Yang kedua, perbaiki suara parau lo itu" lagi-lagi Rere mengernyit, namun tetap memperbaiki suaranya dengan sedikit berdeham.

"Udah?" tanya Rere dengan suaranya yang mulai normal. Nata menggeleng.

"Syarat yang terakhir, lo harus ikutin perintah ataupun permintaan gue selama satu bulan. Deal?" Rere membola.

"Lo gila ya—" ucapan Rere terhenti saat Nata mulai menatapnya dengan intens lagi. Uhhh! Rasanya Rere ingin membanting wajah sok itu kalau berani.

"Deal!" ucap Rere dengan sedikit tak rela namun pasrah.

Nata menyeringai tipis mendengar ucapan Rere.

"Pulang sama gue. Ini perintah!" kata Nata yang terdengar menyebalkan di telinga Rere.

Tanpa menghiraukan Rere yang mulutnya komat kamit menyupah serapahi nya, Nata melenggang pergi.

"Untung gue lupa siapa aja penghuni kebun binatang. Jadi gak perlu repot-repot ngumpat!" Rere berjalan dengan menghentak-hentakan kakinya.

Sungguh dia kesal dan juga bingung dengan ketos belagu yang mukanya persis kek tembok china itu.

ReNataWhere stories live. Discover now