ReNata(26)

2K 245 11
                                    

Sebelumnya autor mau ngomong. Disini autor ngerasa sedikit kecewa, karna apa? Autor ngerasa gak dihargain, apasusahnya sih pencet tombol vote?

Bukannya autor gila vote bukan. Tapi rasanya sedih aja gitu:"). Its okay sih, itu urusan kalian mau vote apa enggak. Tapi percayalah vote itu salah satu obat penyemangat untuk autor nulis cerita ini.

Jangan diambil hati ya sama kata-kata diatas. Autor cuma pengen ngeluarin unek-unek selama ini.

Tengkyuuuu....






Warning!!!! Typo bertebaran....

Hapy reading...

-----------------------------------------------

Berbagai macam makanan tersaji rapi di meja makan. Rere berdecak kagum melihat banyaknya makanan yang bundanya masak kali ini. Kurang lebih delapan jenis hidangan yang menurut Rere sangat nikmat itu.

Ifa dan Gino pun tak henti-hentinya menelan ludah mereka saat tergiur dengan masakan Kania yang kelihatan enak-enak.

"Re, suruh mereka ganti baju dulu. Gino, kamu ganti aja di kamar Bara atau Azka terserahmu. Ifa, ikut Rere ya nak" ujar Kiana yang mendapat anggukan patuh dari tiga remaja itu.

"Bang Azka ada?" tanya Gino saat mereka tengah menaiki anak tangga.

"Gak tau. Coba aja ketuk pintunya" jawab Rere jujur. Dirinya memang tidak tahu apakah abangnya ada di rumah atau tidak. Pasalnya sedari di sekolah tadi ia tidak bertemu dengan Azka.

"Okedeh" sahut Gino mengerti.

Rere dan Ifa masuk ke kamar serba tosca itu. Yak lupa dengan dinding-dinding dan boneka-boneka pororo kepunyaan Rere.

Ifa yang sudah sering kesini sekedar main ataupun menginap, biasa saja melihat kamar Rere yang sangat ramai.

"Gue mandi aja lah" ucap Ifa seraya melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Rere hanya mengangguk tanpa suara.

Perempuan itu duduk di pinggiran kasur dan memeriksa ponselnya yang sedari tadi ia matikan.

Matanya membelalak saat menerima beberapa panggilan tak terjawab dari Nata.

Ketos belagu💛 : gue krmh!

Pesan yang baru saja dikirim Nata membuat Rere mengerutkan keningnya. Untuk apa Nata ke rumahnya?

"Ngapain?" Rere terlonjak kaget mendengar suara Ifa.

"Ngagetin aja taik!" gerutu Rere sebal. Kakinya kemudian melangkah menuju kamar mandi. Rere merasa ia juga membutuhkan mandi.

Ifa menatap punggung sahabatnya itu dengan bingung.

ReNataWhere stories live. Discover now