EXTRA PART(1)

1K 71 21
                                    

Aroma kopi dan roti menguar ke penjuru kafe bernuansa klasik disana. Seorang gadis cantik dari balik kasir menyapa pengunjung dengan senyum manisnya.

"Satu americano, satu latte." tangan putihnya menyerahkan dua pesanan pembeli yang diterima dengan senang hati.

"Terimakasih, sampai jumpa kembali di LALATA." pengunjung yang berjenis kelamin perempuan tersebut melempar senyum sebelum tenggelam dari balik pintu keluar.

Ting!

Suara bel akibat pintu yang terbuka membuat gadis tersebut melempar senyum manis.

"Selamat datang di kafe–"

"RERE!"

Mata gadis dewasa tersebut membola. Buru-buru ia berlari dan menghambur kedalam pelukan gadis yang memanggil namanya itu.

"Ya ampun Ifaaaa! Apa kabar?" tanya Rere setelah pelukan keduanya terlepas.

"Baik banget! Gue kangen banget sama lo Re," dengan mata yang berkaca-kaca, Ifa kembali memeluk Rere.

"Kapan pulang dari Bali?"

"Kemarin. Gue baru sempet nemuin lo sekarang."

Rere tersenyum haru. Ia kemudian melepas pelukan dan mengedarkan pandangannya ke penjuru kafe.

"Intan!" gadis berseragam pelayan yang baru saja melayani salah satu pengunjung, mendekatinya.

"Ada apa Mbak Re?"

"Kamu jaga kasir ya, aku ada urusan sama temen." Intan melirik Ifa sebentar lalu mengangguk.

Sedangkan Rere pergi sebentar guna mengambil hanphone beserta dompetnya.

"Yuk Fa,"

"Kita gak di LALATA aja?" Rere menggeleng kepala.

Tak sampai menunggu lima menit, go-car yang tadi sudah dipesan Rere datang.

Ifa yang melihatnya pun tersenyum senang. "Gercep banget ibu sekertaris."

Rere menanggapi guyonan Ifa dengan kekehan kecil.

*

"Udah berapa lama nih kita gak ketemu gini?" Ifa membuka obrolan. Keduanya kini berada di kafe salah satu mall terkenal di Jakarta.

Sebelum menjawab, Rere menyeruput milkshake strawberry ditangannya.

"Empat tahun?" kata Rere tak yakin.

Ifa mengangguk kepala. "Woahh! Lama banget ya, dan umur kita udah 25th aja. Gak nyangka gue."

Rere tertawa menanggapi.

Ya, meski tidak ketemu selama itu. Ifa dan Rere masih sering berkomunikasi lewat WA atau skype kok. Jadi gak terlalu canggung saat bertemu langsung.

"Btw, lo makin cakep aja." ucap Ifa memandangi wajah Rere yang mengeluarkan aura dewasa.

Merasa tersanjung, Rere mengibaskan rambutnya yang ia gerai, sombong.

"Tapi sayang masih sendiri." sambungan telak tersebut membuat wajah Rere berubah masam.

"Siyalan lo!"

Ifa tertawa keras.

"Si Gino gimana kabarnya ya?" tanya Ifa kemudian.

"Dia? Gue sih gak tahu nyebutnya gimana. Intinya dia jadi relawan di daerah pelosok gitu." Ifa mengut-mangut menegerti.

Kemudian gadis tersebut tertawa kecil. "Gak nyangka gue manusia slengekan itu bisa jadi dokter." Rere ikut tertawa dan mengangguk setuju.

ReNataWhere stories live. Discover now