ReNata(15)

2.4K 137 9
                                    

Seperti biasa, setelah selesai memakan sarapannya, Rere berpamitan menuju sekolah.

"Gak bareng?" tanya Azka disela mengunyah makanannya. Rere menatap Azka seraya tertawa sinis.

"Alah biasanya lo keberatan bareng gue. Dasar bermuka banyak!" cibir Rere yang membuat Azka memutar bola matanya.

"Bar-bar!" umpatnya pelan tapi masih didengar oleh Rere.

"Bodo!"

Hatomo dan Kania yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala.

"Ayah, bunda, Rere berangkat dulu. Oh iya Rere naik bus aja ke sekolah" ucap Rere sambil menyalimi Hatomo dan Kania.

Kania mengangguk. "Kamu beneran naik bus?" tanya Kania memastikan.

"Iya bun. Entah kenapa Rere pengen naik bus, kangen" jawab Rere yang mendapat cubitan kecil dihidungnya.

"Ada-ada aja kamu. Yaudah sana, keburu telat. Abang juga buruan" Azka mengangguk ringan.

Setelah berpamitan, Rere pergi sesuai dengan keinginananya hari ini yang sangat ingin menaiki bus.

Tapi senyuman cerah Rere menghilang saat melihat lelaki yang menatapnya sambil bersender motor. Senyum Rere berubah menjadi suram dan matanya menatap tajam lelaki itu.

Rere mendekat. "Ngapin lo?!" tanya nya galak.

Lelaki yang masih menggunakan helm itu mendengus lalu membuka helmnya. Terpampanglah wajah Nata yang datar itu.

"Jemput lo" jawabnya singkat, padat, dan jelas.

"Ihh ogah! Orang gue mau naik bus!" tolak Rere mentah-mentah.

"Gue maksa!" tegas Nata yang membuat nyali Rere seketika menciut.

Rere memajukan bibirnya. "Serah!"

Nata memasang helmnya dan diam-diam tersenyum tipis.

*

Semua mata tertuju pada Rere dan Nata yang datang dengan berboncengan. Pemandangan ini tentu saja menjadi sangat langka karena semua murid tahunya Rere sangat membenci ketua osis mereka.

"CABEEEE!!"

Lagi-lagi Rere menghela nafas saat dua teman monyetnya ini memekik dan mendekati Rere.

"Kok bisa sama Nata? Gue mencium bau-bau busuk nih, dan ternyata itu dari keteknya Gino, HAHAH receh banget kan gue" cerocos Ifa membuat mood Rere semakin berantakan.

Gino yang melihat wajah Rere yang tak enak dipandang pun menepuk mulut Ifa berkali-kali.

"Ngomongnya ya, tolong di tk-in dulu"

Ifa memajukan bibirnya. "Apa salah akuu? Mamang ya aku selalu salah di dengkul kamu!!" katanya dramatisir.

Gino menoyor kepala Ifa.

"Di mata bego!"

"Ya terserah gue dong!"

"Idih! Dasar gak waras!"

"Lo gila!

"Lo gak waras anak lutung!"

"Lo anak haram!"

"Lo anak— eehhh Be mau ke mana atuh, kan kita dimari"

Rere mengabaikan panggilan Gino dan meninggalkan dua orang gila itu yang sialnya adalah sahabatnya sendiri.

Nata yang sedari tadi melihat interaksi Rere dengan kedua temannya itu tersenyum kecil. Dia juga peka kok kalau mood ancur Rere itu karenanya.

Sebenarnya kemarin Nata tidak berniat mengusir Rere. Dia hanya kesal dengan dirinya sendiri yang dengan sadar atau tidak sadar mengajak gadis itu ke mansionnya. Alhasil, Nata bingung harus berbuat apa. Dan anehnya, kenapa dia harus memikir kan hal ini? Buat apa? Arrrkkk!! Bikin pusing saja.

ReNataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang