ReNata(20)

2.1K 133 15
                                    

Nata menatap Rere khawatir, pasalnya dari mall sampai rumahnya, Rere belum berbicara sepatah kata pun.

Nata mengambil dua bahu gadis tersebut, Rere mendongak menatap manik mata Nata yang begitu menenangkan hatinya.

"Semuanya pasti baik-baik aja. Ada gue yang akan lindungi lo" ucap Nata sambil menatap Rere begitu dalam.

Rere tak kuasa menahan tangisnya berhambur ke pelukan Nata. Rasa senang, takut dan khawatir bercampur diperasaannya.

Nata menjauhkan tubuh Rere darinya, "Gue bisa jamin keselamatan lo. Dan gue akan cari tahu orang yang udah berani-berani nya buat lo takut"

Air mata Rere kembali meluruh. Dia baru sadar, ternyata sosok yang ia benci selama ini sangat baik hati. Bolehkah Rere jatuh kehatinya? Tapi, apakah hati Nata akan jatuh padanya?

Nata tersenyun tipis kemudian mengacak rambut gadisnya itu.

"Jangan nangis lagi. Gue pulang" pamitnya yang diangguki oleh Rere.

Sebelum berbalik badan, Rere memegang tangan Nata membuat lelaki itu menatapnya.

"Makasih, lo bikin gue sedikit tenang. Dan gue akan percaya sama lo Nat" kata Rere sangat tulus dengan menyunggingkan senyum manisnya.

Nata menegang. Jantungnya seakan memompa sepuluh kali lebih cepat setelah mendengar kata-kata itu.

Rere yang melihat raut wajah Nata yang begitu tegang terkekeh kemudian ia membisikan sesuatu.

"Napas. Lo mati gue gak tanggung jawab" ujarnya mengikuti perkataan Nata tempo hari.

Setelahnya Rere meninggalkan Nata yang salah tingkah yang bisa di lihat dari semburat merah di kedua pipinya.

"Argh!" kesalnya kemudian meninju-ninju udara.

Rere yang mengintip di kaca jendelanya terbahak-bahak. Ternyata Nata bisa salah tingkah juga.

*

Rere yang baru selesai dengan ritual mandinya, di kageti dengan sebuah box berwarna hitam lengkap dengan pita cantik terletak di ranjangnya.

"Perasaan gue gak pesen paket apa-apa deh" monolognya kemudian mengambil kotak yang berukuran sedang itu.

"Salah orang kali ya?" monolognya lagi kemudian pergi keluar kamarnya.

Tapi langkah Rere tiba-tiba terhenti sesaat setelah berhasil menuruni anak tangga.

"Bentar... Kalo ini bukan punya gue, kenapa bisa tiba-tiba dikamar? Dan, pasti ada orang yang nganter paket dong" ujarnya yang mulai merasa janggal.

Brukk!

Dengan cepat Rere menjatuhkan kotak tersebut. Pikirannya melayang ke kejadian mall tadi. Rere menutup mulutnya tak percaya seraya menatap kotak yang masih tertutup rapih itu meski ia jatuhkan tadi.

Rere menatap keseliling rumahnya yang nampak sepi.

Rere baru tersadar bahwa ayah, bunda, Bara, dan Azka sedang menjenguk sepupu mereka yang sakit.

Tangan Rere gemetar. Nafasnya memburu. Mata Rere berkaca-kaca hingga sebuah aliran air mata mengalir di pipinya.

Dengan cepat Rere berlari menuju kamarnya. Sampai disana, Rere buru-buru mengkunci pintunya lalu meraih ponselnya dan kemudian berhambur di kasur dan menenggelamkan badannya dengan selimut.

"Siapapun itu. Tolong gue" ujarnya lirih sambil mengotak-atik ponselnya mencari satu nama yang harus ia hubungi.

Nata. Rere saat ini membutuhkan seorang Natara Raja. Seorang yang dia yakini akan melindunginya.

ReNataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang