ReNata(40)

1.2K 84 13
                                    

Hati-hati dengan typo ya gaes😂

"Rere hilang!!"

Semuanya tercengang.

"Kok bisa?!!" tanya Ifa terkejut.

"Gue juga gak tahu. Pas keluar dari toilet Rere udah gak ada!" jawab Eca kemudian menumpahkan air matanya. Ifa pun jadi ikut menangis.

"Jangan nangis. Mending kita cari aja Rere, siapa tahu dia bukan hilang" Gino menengahi. Semuanya mengangguk kecuali Nata yang masih diam.

Perasaan aneh kembali menyeruak. Rasa takut, gelisah dan khawatir menjadi satu. Sebenarnya apa yang terjadi akhir-akhir ini?

Mata tajamnya memandang Abi, Kav dan Libra yang terlihat gelisah. Entah mengapa dia menjadi sedikit curiga pada ketiga temannya itu. Tapi curiga kenapa?

Plak!

"Ifa!" Eca menjerit tak percaya ketika temannya itu melayangkan sebuah tamparan kepada Nata.

Nata jelas sangat terkejut. Apa salahnya, mengapa Ifa tiba-tiba menamparnya begitu?

Sambil memegang pipi yang terasa panas, Nata memandang Ifa dengan raut kebingungan.

"Ini pasti karena lo!" tuduh Ifa.

Nata terkesiap. "Maksud lo apa?"

Bukannya menjawab, Ifa malah mrmbekap mulutnya kemudian menangis histeris.

"Sebaikanya kita cari Rere" ujar Jodi kemudian merangkul Eca dan membawanya pergi mencari Rere.

Nata ikut berlari, lalu yang lainnya mengikuti. Mereka bahkan tidak memperdulikan jika sedari tadi beberapa pasang mata tengah memperhatikan perseteruan itu.

Nata berhenti dengan nafas terengah. Di belakangnya menyusul Jodi, Eca, Ifa, Gino, Kav, Abi dan Libra. Tiga puluh menit lamanya mereka mengitari seluruh gor tapi tidak menemukan keberadaan Rere.

"Fa, coba lo miscall Rere" ucapan Gino membuat Nata menghela nafas lega. Benar juga.

"Hp Rere aja sama gue" Ifa menunjukan ponsel berlogo apel tergigit ditangannya.

Nata menghela nafas gusar. Perasaan khawatir terus menyeruak di rongga dadanya.

"Satu tempat yang belum kita datengin" semuanya menoleh pada Gino.

"Taman belakang" lanjut laki-laki itu membuat Nata langsung berlari menuju tempat itu.

Nata sangat khawatir akan keadaan Rere. Otaknya nge blank, dia tidak mampu berfikir jernih sebelum berhasil menemukan batang hidung pacarnya.

Sampai di sana, Nata langsung mengedarkan pandangannya. Taman belakang terlihat sepi dan sedikit gersang.

Ifa dan Gino menyusul terlebih dahulu, baru beberapa saat kemudian yang lain menyusul.

"I-itu Rere" Eca menunjuk Rere yang hanya berjarak beberapa meter dengan mereka.

Nata mengikuti arah tangan Eca. Helaan nafas lega keluar dari bibirnya. Setidaknya Rere baik-baik saja.

Namun, sepersekian sekon kemudian, mata Nata menjadi memicing saat menangkap sosok bersetelan hitam dengan topi senada yang menutupi wajahnya berada di samping Rere.

"Siapa dia?" pertanyaan Nata serempak mendapat jawaban gelengan tidak tahu.

Dengan berlari kecil. Nata menghampiri Rere diikuti oleh teman-temannya dan juga teman kekasihnya itu.

ReNataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang