ReNata(18)

2.2K 127 18
                                    

Definisi orang baik yang sebenarnya itu apa?


Typo bertebaran...

----------------------------------------------

Nata membuka matanya saat merasa kerongkongannya teramat kering. Nafasnya berhenti sejenak saat matanya menangkap wajah itu yang sedang tertidur pulas.

Tanpa ia sadari secuil tarikan dibibirnya.

Manis

Dengan gerakan lamban, Laki-laki itu mencoba bangun dari pangkuan Rere tanpa membuat gadis itu terusik.

Setelah berhati-hati, Nata berhasil bangun kemudian beranjak menuju dapur.

Pandangannya menatap jam dinding yang masih menunjukan pukul 2 dini hari.

Nata membuka lemari pendingin kemudian mengambil air mineral lalu meneguknya dengan sekali tegukan.

"Bunda~"

Nata tersentak lalu menoleh kebelakang, mendapati Rere yang berada 2 meter dihadapannya.

"Bunda~" panggil Rere lagi yang ternyata masih memejamkan matanya.

Nata menahan tawanya lalu mendekati gadis tersebut.

"Iya?"

Bagai sihir, mata Rere langsung terbuka lebar saat mendengar suara berat khas Nata.

Mata gadis itu melebar dan menahan nafasnya.

Mati aja deh gue! Malu sumpah! Umpat Rere dalam hati.

Fyuhhh~

Rere mengedipkan matanya setelah Nata meniup wajahnya.

"Nafas. Mati gak tanggung jawab" setelah mengatakan kalimat itu, Nata pergi meninggalkan Rere dengan pipi yang bersemu merah.

"Malu ya tuhannn!" Rere mengacak-acak rambutnya sambil meringis kesal.

"Stay cool Re... Wajar dong orang ngigo haha" monolognya berusaha menghibur diri.

"Lucu" ucap seseorang sambil mengelus pucuk rambut Rere dari belakang.

Rere membalikan badannya.

Dilihatnya Nata yang tersenyum geli sedang menatapnya. Tunggu, senyum?!!

Rere menunduk sambil menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.

"Kenapa bangun?" tanya Nata dengan suaranya yang serak.

"Mmmm... Gue juga gak yau hehe" jawaban Rere membuat Nata tertawa kecil.

Tangan Nata terulur mengambil dagu Rere agar  membuat gadis itu menatapnya.

"Kalau ngomong sama pacar, tatap!" kata Nata menkankan kalimatnya.

"Pacar?" Rere berfikir sejenak.

"Sejak kapan kita pacaran? Najis!" bantahnya membuat Nata menaikan sebelah alisnya.

"Perlu gue ceritain?" tawar laki-laki itu membuat Rere mengangguk.

Nata menghela nafas kasar lalu bersedekap dada. Tubuh kekarnya bersender di pinggiran pintu membuat kesan menyeramkan di mata Rere.

"Taman"

"Hah?" Rere menatap Nata bingung. Kenapa susah sekali sih laki-laki itu untuk menceritakan sesuatu secara panjang, lebar dan jelas? Bicara tidak mengeluarkan uang kan?

ReNataWhere stories live. Discover now