Prequel : His Affection 1

5.4K 588 24
                                    

⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️. Jadi, Prequel cerita yg berlatar sebelum cerita sebelumnya, yg berfokus pada kejadian yang terjadi sebelum kisah aslinya, atau semacam backstory. Paham kan?

Jadi ini bagian terakhir dari afek.si, yg berfokus ke kisah pertemuan mereka. Semoga kalian menikmati yaaa 💜

Selamat membaca 💜

.

.

Taehyung tertawa senang saat dirinya berhasil mengelabui supir pribadi ayahnya. Dia pergi ke mall di tengah Seoul yang tidak jauh dari restoran tempat jamuan makan malam antara keluarganya dengan keluarga calon suaminya.

Tepat seperti dugaan kalian, Taehyung lari dari acara perjodohan sepihak. Taehyung tidak pernah menginginkan ini, atau belum. Dia masih merasakan jiwanya ringan seperti angin. Bebas seperti burung liar. Tidak menyukai segala jenis sangkar bahkan jika itu terbuat dari emas murni bertabur berlian. Jawaban Taehyung tetap sama, tidak. 

Dia masuk ke toko pakaian dan membeli setelan sederhana di sana. Satu buah kaos dan celana jean. Juga mengganti sepatu pantofelnya dengan converse. Membuang semua setelan resminya ke tempat sampah. Ayahnya mungkin murka saat ini, dan bundanya hanya akan memasang wajah was-was karena merasa bersalah pada calon besan. 

Taehyung tidak peduli. Dia sudah menolak tapi orang tuanya tetap memaksa jadi, ini bukan sepenuhnya salah Taehyung kalau dia memberontak. Pergi ke pusat perbelanjaan untuk mengganti pakaian dan berjalan sejenak menikmati keramaian sebelum Taehyung berakhir di salah satu resto cepat saji. Duduk menunggu makanannya dan menghubungi sahabat baiknya, Park Jimin. 

"Taehyung! Astaga dimana kamu? Bundamu cemas mencarimu!" 

"Aku di mall, sedang makan."

"Bundamu mencariㅡ

"Iya, tahu. Aku, 'kan memang sengaja kabur. Kamu sendiri ngerti, 'kan alasanku kabur karena menolak perjodohan ini."

"Tapi apa salahnya menghormati tamu yang diundang orang tuamu?

"Mereka tamu orang tuaku. Bukan tamuku. Tidak ada kewajiban untuk aku menyapanya."

"Anak ini!

"Lagian, Jim. Bunda tidak memberitahu tentang calon suami. Dengar baik-baik. Calon suami, artinya setelah pertemuan ini kami langsung pada rencana pernikahan bukan tunangan! Bagaimana kalau ternyata calon suamiku pria tua berkepala plontos dan perut buncit? Mau kamu aku yang rupawan ini punya suami seperti itu?"

"Ayah dan Bundamu tidak gila, oke. Mereka tidak memberitahumu karena ingin kamu menilainya sendiri. Siapa yang tahu rupanya dia seumuran kita, muda, tampan, kaya raya. Seperti grup chaebol generasi kedua."

"Kalau dia berani menandatangani kontrak 70 persen aset kekayaannya dibalik atas namaku. Oke, aku setuju jadi pendamping hidupnya."

"Dasar materialistis! Keluargamu juga tidak dari kaum miskin padahal. Kamu anak kaya yang hidup seperti gembel tahu tidak?

"Aku cuma tidak mau hidup sombong."

"Alasan! Sana kembali ke Bundamu." 

"Tidak mau," kata Taehyung, matanya menelisik ke sekitar. Insting bahayanya menyala otomatis. Dijarak kurang dari 50 meter dia melihat dua orang dengan pakaian hitam. "Atau, Jim mending jemput aku karena Ayah sepertinya benar-benar murka sampai dia menyewa orang-orang untuk menyeretku ke hadapannya."

"Iya, sayangku. Semoga menang lomba larinya."

"Sialan!"

Begitu sambungan teleponnya dengan Jimin terputus, Taehyung langsung meninggalkan tempat duduknya dengan perut keroncongan karena belum sempat menikmati satu gigitan ayam gorengnya. Dia berusaha berlagak normal dengan kacamata yang tidak membantu banyak karena salah satu suruhan ayahnya melihatnya dan mengejar. 

Bodohnya Taehyung dia malah berlari ke basement alih-alih pintu utama dan menyetop taksi di depan. Dia justru terjebak di tengah parkiran. Bersembunyi di antara celah-celah mobil. Tapi dasarnya Taehyung yang ceroboh. Tangannya tidak sengaja menekan knop mobil hingga alarm mobil di sampingnya berbunyi dan dia tertangkap. 

***

Taehyung mendengus sebal, lalu kemudian membungkuk hormat menyapa calon mertua dan calon suaminya. Yang ketika Taehyung mengangkat kepala ada sedikit keterkejutan dalam dirinya.

Tiga detik dalam mereka saling memandang. Taehyung seolah ditarik dalam pusaran hitam penuh bintang menakjubkan. Debaran hati yang terasa asing menjadikan Taehyung tidak nyaman. Hingga dia mendelik tajam pada calon suaminya.

"Salam kenal, aku Jeon Jungkook. Calon suamimu, Kim Taehyung, benar?" 

"Ayah, aku menolak perjodohan ini." sahut Taehyung mengejutkan dua pasang orang tua di lingkaran meja mereka. Tetapi Jungkook justru tersenyum samar. 

"Tuan Kim, saya menerima perjodohan ini. Izinkan saya menikahi putra cantik anda." 

Kamu gila, ya!? 

-tbc-

afek.si ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang