3 Oct. 19

5.4K 764 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

3 Oct. 19
11.50 PM

Sejak siang tadi, setiap sepuluh menit sekali Jungkook terus melihat handphonenya. Tidak ada satupun notifikasi pesan masuk dari Taehyung. Hingga malam berpijak. Taehyung tetap tidak menghubunginya sekedar basa basi atau merengek lapar dan ingin dibawakan makanan.

Tidak biasanya Taehyung hilang tanpa kabar dan tidak bisa dihubungi sama sekali. Sampai Jungkook menelepon bunda Kim dan barulah dia ingat kebiasaan buruk yang satu ini. Ketika calon istrinya ini sudah mulai tenggelam dalam tumpukan pekerjaan. 

"Taehyung sejak pulang dari kerja tidak keluar dari kamar. Paling-paling keluar untuk mengambil minum, lalu bilang jangan ganggu karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan malam ini." begitu cerita bunda Kim pada Jungkook. 

Maka ketika Jungkook selesai dengan urusan pekerjaannya dia pergi ke rumah mertuanya untuk bertemu Taehyung. Di waktu nyaris tengah malam. 

Dari tempat mobilnya terparkir Jungkook bisa melihat lampu kamar Taehyung masih menyala. Pasti belum tidur. Dengan langkah pelan Jungkook masuk, setelah sebelumnya meminta izin pada bunda dirinya ingin menengok Taehyung usai bekerja. 

Jungkook melihat Taehyung merebahkan kepala di atas meja. Lantai kamar yang berserakan kertas-kertas laporan keuangan. Taehyung tertidur dengan raut lelah, tampak tidak nyenyak.

"Taehyung, ayo pindah ke tempat tidur," Jungkook berbisik sambil mengguncang pelan bahu Taehyung. "Badanmu bisa sakit semua kalau tidur di sini semalaman."

"Jungkook?"

"Iya, sayang."

Taehyung merenggangkan tubuhnya. Menarik napas lelah dan menatap layar komputernya. Masih ada laporan keuangan yang harus dibenahi. 

"Kamu bicara apa tadi?" 

"Istirahat, Taehyung. Jangan tidur di kursi."

"Sebentar lagi, ya? Tinggal mengecek dan menjumlahkan saja kok."

Jungkook ingin melarang sebenarnya, tapi dia tahu. Mereka akan berakhir bertengkar jika Jungkook melarang. "Oke, mau kubuatkan susu coklat hangat?" 

"Iya, tolong."

Lebih dari lima menit saat Jungkook kembali ke kamar Taehyung, rupanya Taehyung sudah berpindah ke tempat tidur. Tapi masih berkutat dengan pekerjaan. Yang mana Taehyung bersandar pada kepala tempat tidur sambil memangku laptop. 

"Masih belum selesai?" tanya Jungkook, dia letakkan gelas susu coklat di atas nakas di samping Taehyung.

"Sudah kok, ini hanya tinggal mengirimnya ke email atasanku saja."

Jungkook duduk di samping Taehyung sambil memperhatikan calon istrinya yang masih saja mengabaikan dia. "Taehyung, aku tahu kamu sibuk. Tapi setidaknya hubungi aku sekali saja di sela kesibukanmu."

Jari-jari Jungkook bermain di helai rambut Taehyung yang lembut dan wangi. Jungkook suka dengan harum rambut Taehyung, wangi menyegarkan. "Kamu membuatku khawatir seharian ini, tidak minta dijemput, tidak minta diantarkan makanan. Kalau kamu tidak bilang, aku tidak tahu masalah apa yang kamu hadapi."

Taehyung menoleh pada Jungkook, hatinya ingin menangis. Seharian ini Taehyung mengurung diri karena emosi akan masalah pekerjaan. Dia memilih diam dan tidak bicara pada siapapun karena takut akan meledak dan justru menyakiti hati orang lain yang tidak bersalah. 

Tapi Jungkook tiba-tiba datang dan bertanya dengan kata yang menyentuh hatinya, 'masalah'. Lantas Taehyung mengabaikan laptopnya dan lebih memilih memeluk Jungkook. Menenggelamkan wajahnya di perut Jungkook.

"Aku lelah, Jungkook." kata Taehyung parau. "Aku ingin menolak tapi semua orang di divisiku menyudutkanku. Tidak ada yang ingin membantu. Salah seorang anak magang menjadi tanggung jawabkuㅡini salahku, seharusnya aku tidak meminta dia mengerjakan bagianku yang menyebabkan kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan minggu ini.

Sampai keliru di pencatatan untuk akhir bulan. Jadi aku harus memperbaikinya dan menghitung ulang semuanya. Mengecek setiap transaksi dan mencatatnya agar besok bisa diserahkan pada atasan kami untuk dicek ulang."

Sambil mendengarkan cerita Taehyung, Jungkook memindah laptop di pangkuan Taehyung ke atas nakas di sampingnya. Dia mengusap kepala Taehyung mencoba memberi ketenangan. 

"Aku marah sekali, sampai lupa tidak makan siang dan makan malam. Padahal aku kelaparan. Aku juga mengabaikan ajakan makan malam Bunda."

"Apa sekarang sudah selesai? Aku bisa membantu. Seharusnya kamu cerita lebih awal supaya aku bisa bantu."

"Sudah selesai, Jungkook menginap saja ya?" 

Jungkook mengecup kening Taehyung. "Baiklah. Segera habiskan susumu dan kita tidur. Kamu butuh banyak istirahat. Besok aku traktir sarapan porsi berat."

"Jungkook terbaik…!" seru Taehyung memeluk erat calon suaminya. Membungkus diri dalam pelukan hangat Jungkook, membuat kegelisahan dalam hatinya menguap lepas. 

Senangnya bisa bermanja di ujung kepenatan. 

-tbc-

afek.si ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang