Prequel : His Affection 3

3.4K 462 26
                                    

Pagi sekali Jungkook sudah tiba di rumah Taehyung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi sekali Jungkook sudah tiba di rumah Taehyung. Namun dia hanya melihat kedua calon mertuanya sedang duduk di teras depan. Bunda Kim menemani suaminya meminum kopi pagi. 

Wajah berseri Bunda Kim menyambut Jungkook. Wanita paruh baya itu sempat memeluk Jungkook sebentar dan menawarkan, apakah Jungkook ingin dibuatkan kopi atau tidak. 

"Tentu, terima kasih," ucap Jungkook menerima tawaran Bunda Kim dengan sopan. "Apa Taehyung sudah pergi ke kantor?" 

"Ck, jangankan bersiap. Anak itu bahkan belum bangun." cibir Bunda Kim, dibalas tawa ringan oleh suaminya. 

Ayah Kim membisik pada Jungkook ketika istrinya telah berlalu ke dapur, "Kamu tahu, ini salah satu kebiasaan buruk Taehyung yang tidak akan bisa lepas. Kamu bisa pergi ke kamarnya, tolong bangunkan, ya? Daripada kamu harus menunggu lama. Kamu juga bisa terlambat, lho."

"Kami baru bertemu kemarin, aku rasa itu sedikit kurang sopan?" 

"Aku yang mengizinkan. Sudah sana keburu kalian berdua terlambat. Nanti langsung saja ke ruang makan. Kita sarapan bersama."

Jungkook agak canggung, namun melangkahkan kakinya mantap untuk masuk ke kamar Taehyung. Satu yang dia tangkapㅡerr, berantakan. Jujur, Jungkook agak terkejut karena dia mengira Taehyung tipikal yang menyukai kebersihan. Ternyata justru berbanding terbalik, lucu juga pikirnya. Ini pertama kali dia melihat kamar pria semanis Taehyung penuh dengan kertas dan bungkus makanan yang berserakan di lantai. 

Namun Jungkook abai dengan semua sampah yang memenuhi hampir separuh kamar Taehyung. Dia memilih mendekati tubuh Taehyung yang masih nyaman dalam dekapan selimut tebal juga sandaran bantal yang empuk.

Jika tertidur seperti ini, Taehyung tampak seperti malaikat. Indah dan damai. Namun jika Jungkook ingat sikap ganas Taehyung yang suka kasar padanya dengan dalih membuat Jungkook jengah dan membatalkan perjodohan ini, rasanya Jungkook seperti melihat Taehyung dengan kepribadian ganda. 

"Taehyung," panggil Jungkook. Tangannya terulur mengusap kepala Taehyung. Memainkan helai rambut Taehyung di sela jarinya. Biarlah dianggap tidak sopan atau kurang ajar oleh Taehyung. Kepalang tanggung, Jungkook tidak bisa menahan afeksinya pada Taehyung. "Ayo bangun."

Tetapi Taehyung belum juga bangun. Jungkook berbisik lebih dekat ke telinga Taehyung, "Sayang, sudah siang. Kamu akan terlambat."

Belum juga bangun. Jungkook jadi gemas ingin menguyel Taehyung sampai bangun. Jadi dia cubit gemas pipi dan ujung hidung Taehyung. "Hei, tidak baik terlalu sering bangun siang. Taehyung sayang, ayo bangun."

"Sepuluh menit lagi, Bun…," 

Oh, akhirnya Taehyung memberikan reaksi. Pria itu mulai tidak nyaman dalam tidurnya. 

"Taehyung~" 

"Iya, iya! Kenapa Bunda rewel sekaㅡli, sih…" Taehyung terkejut melihat sosok asingㅡini pria yang dijodohkan dengannya dipertemuan kemarin. "Apa yang kamu lakukan di sini!?" 

"Membangunkanmu," 

"Kurang ajar sekali masuk kamar orang sembarangan!" sembur Taehyung, melempar bantal hingga mengenai wajah Jungkook. Yang menjadi korban penganiayaan hanya meringis, terkejut. Taehyung rupanya impulsif juga, dan anarkis. "Siapa yang mengizinkan kamu masuk, hah!?" 

"Ayahmu."

Taehyung terdiam, wajahnya menekuk marah.

"AYAH!"

***

Taehyung menuruni anak tangga, berjalan ke arah meja makan sambil mengoceh. Menatap sengit Jungkook yang sedang memandangnya. Sedang ayah dan bundanya hanya tertawa kecil. Jelas sekali mereka sedang mengejek Taehyung. 

"Makanya, saat Bunda suruh kamu beresin kamar, harusnya kamu lakukan. Lihat, 'kan ada tamu tidak terduga masuk ke kamarmu. Malu dong sama nak Jungkook. Masa calon istrinya koproh." cerita Bunda sambil mencidukkan nasi ke piring suaminya. "Nak Jungkook, Taehyung ini selain tidak suka bersih-bersih dia juga jarang mandiㅡ" 

"Bunda!" 

"ㅡapalagi kalau akhir pekan. Yang biasanya mandi sehari sekali, bisa tidak mandi sama sekali."

"Ayah!"

Jungkook tertawa, 

"Jangan tertawa! Cepat habiskan makananmu! Kita berangkat sekarang, kalau tidak mau aku bisa berangkat sendiri." Taehyung menyentak sendoknya, menarik tasnya di sandaran kursi dan pergi meninggalkan meja makan.

Pagi hari yang menyebalkan. Taehyung geram sekali rasanya ingin menampar wajah Jungkook. Mereka juga tidak bicara banyak sepanjang jalan. Hanya saat Jungkook menghentikan mobilnya di depan kantor Taehyung, barulah pria itu membuka suara. 

"Taehyung, kamu memang tidak bisa bangun pagi atau tidak suka?" 

"Keduanya."

"Kenapa?"

Taehyung menghela napas, harus sekali ya di jawab? Tapi toh dia tetap menjawab, "Karena aku selalu baru tidur dini hari di perempat malam."

"Ah, pasti karena pekerjaan dan tugasmu, ya?" 

"Itu tahu."

"Tapi Taehyung, kamu harus sering bangun pagi dan jangan tidur sampai lewat tengah malam."

"Kenapa?"

"Karena kamu akan melewatkan momen indah di pagi hari yang  bisa kamu rasakan setiap hari." 

"Apa itu?" Taehyung mencoba menerka, apa yang hendak Jungkook sampaikan, namun dia menyesal bertanya yang justru membuat tubuhnya merinding. 

"Jangan terlalu membenci pagi hari tahu, bayangkan saja sinar matahari yang menyusup masuk itu adalah aku yang sedang memeluk kamu. Serupa mentari yang memeluk pagi hari."

Jijik Jungkook! 

-tbc-


Tiga bab ini uda pernah aku publish sih, aku cuma up ulang dg ganti judul dan nambahin gambar wkwk. Makanya cepet banget up nya. Nah, yg abis ini semoga engga ngaret lama akunya kkkkkk.

Love,
Jae. 💜

afek.si ✅Where stories live. Discover now