8 Oct. 19

4.3K 709 12
                                    

8 Oct

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


8 Oct. 19
07. 15 AM

Jungkook terbangun akibat nyanyian nyaring alarm di handphone Taehyung. Dia bedecak kesal, sambil tangannya terjulur melewati punggung Taehyung dan mematikan alarmnya. Kemudian kembali memeluk Taehyung dalam tidurnya. 

Tapi sepuluh menit kemudian, alarm itu kembali berbunyiㅡoh, rupanya bukan. Rekan kerja Taehyung menghubungi, 

"Taehyung-ah, hari ini ada rapat divisi jam delapan. Jangan terlambat, oke."

"Maaf, ini bukan Taehyung. Dia masih tidur karena tidak enak badan. Bisa ijinkan Taehyung?" 

"Uh? Aku bicara dengan?" 

"Calon suaminya."

"Ah! Baiklah, akan aku bicarakan dengan bos nanti. Salam untuk Taehyung. Lekas sembuh."

"Baiklah, terima kasih." Jungkook memutuskan sambungan telepon lebih dulu. Dia menonaktifkan handphone Taehyung agar tidak ada lagi yang mengganggu tidur nyenyaknya. 

"Jungkook?" suara bangun tidur Taehyung teredam pelukan hangat Jungkook. Dia mencoba lepas tapi Jungkook tidak membiarkan mereka memiliki jarak. 

"Aku harus pergi bekerja, sepertinya aku akan terlambat."

"Tidak."

"Tidak?" 

"Tidak usah masuk kerja. Kamu sudah aku izinkan sakit."

Tipikal Jungkook sekali. Suka semaunya sendiri. Taehyung ingin menolak, tapi Jungkook semakin menginvasi dirinya untuk dijadikan guling.

"Bekerja itu melelahkan, Taehyung. Kita butuh istirahat sebentar sebelum sibuk menyiapkan pesta pernikahan. Kita belum fitting baju, mengecek pesanan catering di restoran Seokjin hyung. Belum mengecek dekorasi aula. Belum menentukan desain undangan, belumㅡ" ucapan Jungkook dihentikan oleh satu kecupan manis dari Taehyung. 

"Pelan-pelan, Jungkook. Kamu yang menyuruhku untuk pelan-pelan saja. Kita bisa melewati ini. Jangan buru-buru. Masih ada banyak waktu sampai di pesta bujangmu."

"Aku rasa pesta melepas masa bujam di malam sebelum pernikahan itu tidak perlu."

"Lho? Kenapa?" 

"Namjoon hyung, Jimin, Hoseok hyung, hanya akan datang meledek dan membicarakan hal yang tidak penting sekali."

"Memangnya mereka membicarakan apa?" tanya Taehyung penasaran, namun Jungkook justru membuang muka dengan telinga memerahㅡmalu. 

"Percakapan orang dewasa, kamu tahu. Tentang malam pertamaㅡhei, kenapa tertawa."

"Itu hal yang wajar, Jungkook sayang." Taehyung menguyel gemas pipi Jungkook. "Seokjin hyung dan Yoongi hyung yang menemaniku di malam terakhirku juga akan membicarakan hal yang sama. Tidakkah kamu merasa ini menyenangkan karena kita benar-benar akan melepas masa lajang…

...karena kamu belum pernah menyentuhku lebih  jauh."

Kini giliran Jungkook yang bersembunyi di pelukan Taehyung. "Aku menahan diri."

"Selama ini kamu menahan diri?" 

"Iyalah. Kalau tidak kita sekarang sudah punya bayi."

Taehyung mengusap sayang kepala Jungkook. "Selamat, Jungkook. Kamu adalah pria yang kuat."

"Terima kasih." dengus Jungkook. 

Taehyung tertawa senang, melihat sisi lembut dan pemalu Jungkook satu hal yang menyenangkan baginya. Jungkook bisa menjadi sosok yang lucu dan menggemaskan. 

-tbc-

afek.si ✅Where stories live. Discover now