***
Jungkook bahagia, Taehyung menunjukan tanda bahwa dia telah diterima. Saat acara makan malam keluarga, penentuan tanggal pernikahan diumumkan.
Tanpa bisa Taehyung hindari, Jungkook telah melihat wajahnya bersemu. Mau menghindar seperti apapun, Jungkook selalu bisa menangkap gerak geriknya. Sampai Taehyung akhirnya memberanikan diri menatap pria itu, calon suaminya, yang dalam tiga puluh hari lagi akan dia nikahi.
"Apa yang membuatmu terlihat sangat bahagia?" tanya Taehyung, dia meletakan sumpitnya dan fokus pada Jungkook. Di meja makan itu hanya tersisa mereka berdua. Anggota keluarga lainnya memilih menghirup udara malam di taman belakang. Taehyung bisa melihat dari balik punggung Jungkook, yang hanya dibatasi dinding kaca, Ayah dan Ibunya duduk di kursi taman.
"Kamu," kata Jungkook. "Aku bahagia karenamu."
"Terima kasih? Kupikir aku juga begitu."
Jungkook tertawa, meminum seteguk soju sebelum dia balas bicara, "Jangan dipikirkan, karena memang seharusnya begitu. Aku bahagia karenamu. Karena kamu adalah milikku dan milikku adalah milikku."
Kini giliran Taehyung yang tertawa, "Aku terlihat seperti tidak punya kesempatan untuk melarikan diri."
"Karena aku tidak memberikanmu pilihan untuk itu. Jadi, apapun yang terjadi kamu harus di sisiku sampai akhir."
"Kamu juga harus melakukan hal yang sama supaya kita itu adil juga untukku."
"Tentu saja!" sorak Jungkook, cara dia tertawa seperti dia baru saja memenangkan saham dengan nominal besar. Tapi sosok yang di hadapannya adalah sesuatu yang tidak ternilai. Tidak dapat disandingkan dengan apapun. Dan, Jungkook telah memenangkannya.
Hati dan raga Kim Taehyung, Jungkook telah mendapatkannya.
"Kamu tahu Taehyung?"
"Apa?"
"Aku akan membuatmu bahagia, semampuku. Dan, apa kamu tahu batas kemampuanku?"
"Tidak?"
"Iya, benar. Tidak terbatas."
-----end.
(。◕‿◕。)
Season 2 Coming Soon ....
KAMU SEDANG MEMBACA
afek.si ✅
Fanfiction/Afek.si : kasih sayang Kata kadang tidak mewakili perasaan. Tidak menolak kamu di radius teritorialku, punya arti aku menerimamu. Tidak peduli seberapa besar ancaman yang kamu berikan. Hati kamu telah terpasung dalam tiga detik kala mata ini saling...