4| Fancy

7.5K 646 22
                                    

"Menikahlah denganku, master-nim"

Bagaikan listrik dengan tegangan tinggi yang sedang menyengat tubuh Aera berkali-kali. Bola mata miliknya membesar, masih dalam posisi menunduk. Menggigit bibir bawahnya adalah salah satu tindakan yang tepat untuk menahan suaranya yang ingin sekali berteriak-frustasi.

Aera menoleh perlahan ke arah sumber suara yang menawarkan hal gila itu. Setelah memastikan bahwa itu benar-benar Jimin, ia pun menatap Jimin kembali untuk memastikan bahwa Jimin dalam keadaan sadar, tidak sedang mabuk.

"Bagaimana?" tanya Jimin seraya mengangkat kedua sudut bibirnya itu.

"M.. mak.. maksud oppa bagaimana? A... aku.. aku tidak paham" tanya Aera polos. Wajar saja pertanyaan seperti inilah yang akan keluar dari mulut setiap orang yang diajak menikah secara mendadak oleh orang ternama.

"Iya, menikahlah denganku, hidup bersamaku" jelas Jimin yang sebenarnya tidak memberikan penjelasan sama sekali.

Aera tertawa, mencairkan suasana yang sedari tadi cukup tegang baginya. Hasilnya tidak baik, tawanya begitu frustasi, bahkan semakin membuatnya merasa tertekan.

"Oppa jangan bercanda" ucapnya memberanikan diri dengan tawanya agar terlihat biasa saja, walaupun sebenarnya sangat jelas terlihat kalau dirinya sudah seperti orang gila.

"Aku serius. Aku sudah menolongmu tadi, kalau saja tadi aku tidak menolongmu, pasti besok pagi sudah ada berita bahwa kau seorang sasaeng yang sedang mengikutiku atau bahkan berita bahwa kita sedang datting. Ah! Aku benar-benar frustasi. Bagaimana ini ?! Kita harus memperbaikinya" ucap Jimin.

"Jika besok ada berita yang berhubungan dengan kita. Aku akan menemui orang tua mu" tambahnya.

"Untuk apa?" tanya Aera.

"Tentu saja untuk meminta restu orang tuamu" jawab Jimin ringan. Iya, benar-benar sangat ringan, seperti sedang berbicara dengan seorang kekasih. Kalau saja Shin Eun Mi yang berada di posisi Aera, mungkin dia akan memeluk Jimin dengan haru bahagia. Namun kenyataannya, Yoon Aera yang mendapatkan penawaran itu, bahkan Jimin tidak tau sama sekali latar belakang hidup Aera, yang ia tau hanyalah, Aera adalah seorang masternim.

Aera masih bingung dengan segalanya yang terjadi saat ini, bagaimana mungkin ia dinikahi biasnya sendiri, ini bukanlah cerita bergenre romantis yang sempat ia fikirkan beberapa waktu lalu.

"Kenapa oppa meminta imbalan seperti itu? Oppa bahkan masih aktif di Bangtan, oppa juga bukan member yang tertua, mengapa harus menikah?" tanya Aera berhati-hati.

Jimin mendekati tubuh Aera yang sedang bersandar di kursi penumpang itu. Posisi berhadapan ini, lagi-lagi membuat Aera sulit bernapas dengan baik, aroma mint pada tubuh Jimin menyusup lembut ke dalam hidung Aera. Aera merasa nyaman dengan aroma tubuh Jimin. Sepertinya, Aera benar-benar sudah menggilai Park Jimin.

"Aku tidak meminta padamu. Aku menuntutmu, Yora-ya ~" ucapan itu terdengar lembut namun penuh dengan penegasan. Entah ini yang keberapa kalinya, lagi-lagi tubuh Aera merasa tersengat dengan hebat.

****

Semua peristiwa yang terjadi malam tadi sukses membuat Aera menambah jadwal begadangnya. Bagaimana tidak? melihat Jimin yang cemburu padanya saja sudah membuatnya mabuk kepayang yang menyebabkan sulit tidur, apalagi dengan permintaan Jimin malam tadi. Ah iya ! itu bukan sebuah permintaan, melainkan sebuah tuntutan.

HITCH ✔️Where stories live. Discover now