18| Cryptic

8.2K 471 111
                                    

Annyeong! JiRa imnida💜

Selamat membaca!!!
Jangan lupa komentar di bagian-bagian yang membuat emosi kalian bergejolak.

••••

Suara ringisan yang tertahan tengah dilakukan wanita besurai panjang di balik selimutnya. Ada rasa sakit yang menyambut paginya akibat kejadian tadi malam.

Pertama, sakit di bagian bawah miliknya. Kedua, sakit di hatinya karena penuturan Jimin yang menyatakan bahwa dia belum mampu menciptakan perwujudannya bersama Aera.
Rasa sakit itu, keduanya akibat perbuatan Jimin. Iya, Jimin memang selalu menjadi alasan sakit untuk Aera.

Bukankah lelaki itu terlalu brengsek?!

Aera tidak percaya, kewajiban suami-istri yang seharusnya dilakukan dengan harapan agar mendapatkan keturunan. Ternyata, pernyataan itu tidak untuk dirinya yang telah dipasangkan oleh Park Jimin.

Sejauh benaknya mengulang kembali hal yang telah terjadi tadi malam bagai proyeksi yang memutar penggalan-penggalan kenangan manis berujung pilu. Aera ingat betul, Jimin seperti sudah menunggu malam ini terjadi. Dia juga melihat lelakinya itu benar-benar bahagia, sangat-amat mendambakannya pula, bahkan melakukan tahap-tahapnya seperti seorang pemimpin yang ingin memberi nafkah batin pada istrinya, bukan hanya sekedar menyalurkan hasrat semata, mereka saling menyalurkan kehangatan dan seperti akan menyukseskan rencana selanjutnya, yaitu mempunyai keturunan. Karena, Jimin tidak memakai pengaman sama sekali saat melakukannya. Jimin tidak juga membuka permainan mereka dengan membicarakan menunda keturunan terlebih dahulu.

Jika berpikir Jimin adalah lelaki jahat yang hanya menginginkan tubuh Aera saja. Sepertinya tidak juga. Aera merasa Jimin tidak akan berniat seperti itu.

Alih-alih berpikiran buruk terhadap Jimin, Aera justru sangat ingin mengetahui lebih dalam soal Jimin yang sepertinya sedang dalam kebimbangan. Dia dapat merasakannya dari sifat Jimin yang suka berubah mendadak. Misalnya saja seperti malam tadi, Jimin yang di awal permainan sudah mendambakannya lalu secara mendadak berubah menjadi ragu pada saat akan melakukan peleburan diri mereka. Bahkan, Jimin juga memeluknya dengan erat saat permainan itu selesai dengan akhir yang mengecewakan. Hingga sampai pagi ini, Jimin masih tidur dalam keadaan memeluk Aera, menyatukan tubuh polos mereka di balik selimut.

Shin Eun Mi.
Nama itu menjadi bahan pikirannya pagi ini. Di sisi lain, dia meyakini penundaan ini karena Jimin masih menjaga perasaan Eun Mi, bagaimanapun mereka masih berpacaran, bukan?

Sedih dan bingung. Itu pasti, namun dia tidak ingin larut di dalamnya seperti yang dulu pernah ia lakukan, menangisi Jimin setiap malamnya. Dia tau itu tidak akan menyelesaikan masalah. Jadi, Aera memutuskan untuk mengikuti saja dulu apa yang Jimin mau, di sela-selanya dia juga akan mencari tahu apa yang sedang terjadi pada pernikahan mereka.

Di tengah kesibukannya merenungi kejadian tadi malam, Aera dikejutkan oleh tangan Jimin yang menarik pinggangnya, membuat mereka semakin menghapus jarak.

Namun saat Aera melihat lelaki yang menaiknya, ternyata ia mendapati Jimin yang masih belum bangun dari tidurnya. Sedikit ragu, Aera pun mencoba untuk menatap lelaki yang berada di sampingnya, membiarkan dirinya tenggelam dalam ketampanan Jimin yang sedang tidur.

Melihat wajah Jimin membuat Aera tersadar akan sebuah keajaiban. Keajaiban akan semesta yang membiarkan mereka bersama, membiarkan Jimin tidur di sampingnya seperti ini. Tapi mendadak, hatinya sakit kembali saat mengingat lagi keinginannya untuk memiliki anak masih harus diurungkan karena lelakinya ini.

Tanpa sadar, matanya mulai berkaca-kaca, wajah tampan Jimin yang ditatapnya saat ini seolah terlihat sedang tidak baik-baik saja, itulah yang menyebabkan dia tidak mampu menahan tangisnya. Dia tidak ingin ada sesuatu yang terjadi pada Jimin.

HITCH ✔️Where stories live. Discover now