45| Take Me Back

4.2K 411 165
                                    

Annyeong!

Sekali lagi, kalau kalian lupa, aku mau mengucapkan
SELAMAT DATANG DI HITCH (Rintangan)  Sama seperti judul, cerita ini akan banyak halangan/rintangan.

Oh iya, aku update ni, sesuai janji di IG (nembus 50 komentar akan update.) Terimakasih yaa untuk beberapa orang yang udah komen dan berusaha untuk mencapai ke angka 50 komentar. Berkat kalian, aku update🤗.

Jangan lupa VOTE dan jangan sungkan untuk meninggalkan KOMENTAR. Apalagi pembaca baru, gapapa, komen aja^^

Selamat Membaca
• • • •


Kamar yang diterangi pendar temaram ini menambah kehangatan suasana yang sangat dirindukan Jimin. Jam makan malam telah usai, kini saatnya keluarga kecil ini akan menghabiskan waktu bersama, melepas rindu yang masih meluap.

Aera juga melakukan sandiwaranya dengan baik. Dia memasak dengan tulus, bahkan tadi membalas kecupan sang Suami yang mendadak memeluknya dari belakang saat sedang memasak. Semua sangat asing dan baru menurut Aera, namun ternyata tidak semenyeramkan yang ia bayangkan, Jimin mempunya kharisma tersendiri baginya. Lagi pula, ini juga keinginan Seokjin, jadi dia tidak masalah jika melakukan hal yang terkesan romantis bersama Jimin.

"Ji Ae kenapa tumbuh dengan cepat? Sebentar lagi akan menjadi gadis cilik appa. Padahal appa ingin sekali melihat Ji Ae belajar berlari, belajar berbicara sampai selancar ini," ucap Jimin kepada sang putri yang sedang duduk di perutnya.

"Ji Ae sudah bisa memancing juga, Ji Ae sudah belmain dengan duck juga. Sebental lagi Ji Ae akan menjadi setinggi appa dan eomma," sahut Ji Ae sangat antusias.

Jimin hanya terkekeh sambil melirik Aera, istrinyapun menyambut lirikan itu dengan menjatuhkan kepalanya di bahu Jimin. Hal itu murni terjadi tanpa rencana, Aera mulai merasakan kenyamanan dengan cepat. Padahal, di sisi lain dia juga merasakan sakit pada hatinya yang sampai saat ini tidak tahu kenapa selalu ia rasakan setelah bertemu Jimin.

"Appa! Ji Ae lindu sekali dengan appa," ucap Ji Ae lagi sambil menepuk kedua pipi ayahnya dengan lembut.

Jimin tidak menjawab, dia hanya memajukan bibirnya dengan sedikit kepalanya yang juga diangkat. Dengan cepat, Ji Ae menyambutnya dengan kecupan singkat. Kemudian keluarga kecil itu tertawa bahagia.

"Appa juga rindu dengan eomma."

Aera yang semula mengembangkan bibir tipisnya, perlahan terkesiap.

"Kalau begitu, eomma juga halus mencium appa."

Jimin mengangguk, lalu menoleh ke arah Aera. Hal yang tak disangka, Aera sudah memajukan bibirnya lebih dulu. Dengan segaris senyum tipis, Jimin pun menyambutnya dengan hangat.

Hampir terhitung 7 detik birai itu saling menempel, hingga akhirnya Ji Ae memisahkan mereka dengan pekikan tidak suka. Dia menangis tanpa sebab sambil memisahkan ayah dan ibunya, kemudian dia menjatuhkan dirinya ke dada ayahnya sambil memeluk erat.

"Kenapa sayang?" tanya Jimin sambil terkekeh sekaligus kebingungan.

"Ji Ae tidak suka appa lebih suka eomma."

Jimin dan Aera sontak terkekeh. Sepertinya mereka mengerti, Ji Ae sedang cemburu. Bagaimanapun, Jimin adalah lelaki pertama dalam hidupnya, cinta pertama untuk Ji Ae. Apalagi saat ini, Jimin membalas kerinduannya dengan kecupan singkat. Sedangkan ibunya mendapat kecupan yang lebih lama, Ji Ae tidak suka! Ji Ae ingin menjadi prioritas.

HITCH ✔️Where stories live. Discover now