6| Euphoria

6.9K 516 103
                                    

"Apakah Jimin mencintai Aera ?" tanya Eomma Aera. Tatapannya sangat serius, seolah memberi isyarat kepada Jimin untuk mundur jika ini hanya sebuah lelucon baginya.

"Tentu, Eommonim" ucap Jimin singkat dengan wajah yang sangat meyakinkan. Bahkan Jimin menjawabnya tanpa berpikir sedetikpun, seolah sudah lama cintanya pada Aera ia pupuk di hatinya dan tumbuh dengan subur saat ini. Kalau bisa lebih diperjelas, sedari tadi Jimin seperti seorang insan yang benar-benar bahagia akan hari ini. Matanya selalu mencari kesempatan untuk menatap calon istrinya itu, ia seperti orang yang mabuk akan Aera, tidak jelas mulai dari kapan Jimin menjadi orang yang benar-benar seperti menginginkan Aera, ntah sejak bertemu dengan Aera saat di Gang kecil malam itu, atau mungkin sejak pentransferan rasa sayang diantara mereka pagi tadi melalui ciuman singkat.

Aera yang menjadi saksi ungkapan Jimin itu langsung menciptakan senyum kecil. Sejak kejadian tadi pagi, Aera sedikit lebih percaya diri di depan Jimin. Walaupun terkadang muncul pemikiran bahwa mereka tidak pantas bersama. Namun, siapa yang bisa mengatur takdir? Bukankah lebih baik menikmati saja alurnya? Toh, Aera memang sudah lama menyukai Jimin.

"Park Jimin, aku merestui hubunganmu dengan Aera" ucap Appa.

Aera sontak menatap appanya tidak menyangka dengan rela menitipkan putri satu-satunya kepada lelaki yang mungkin tidak ia kenal sama sekali.

"Aera-ya, appa pernah bercerita padamu tentang perusahaan appa yang sedang kritis. Appa harus menyelesaikan semuanya di Hongkong. Eomma akan menemani Appa. Appa percaya pada Jimin, dia pasti bertanggungjawab padamu Aera. Appa juga tau bahwa kau sudah menyukai Jimin sejak dulu. Jadi appa rasa, tidak ada yang perlu appa dan eomma khawatirkan lagi"

Aera menunduk, seolah tidak percaya bahwa appanya benar-benar memberi restu untuk dia dan Park Jimin. Air matanya perlahan membasahi pipi, rasa bahagia yang luar biasa seakan tidak mampu ia nikmati sendiri.

"Eomma" ucap Aera menatap eommanya.

"Hm" gumam eommanya yang juga sudah membuat bendungan air mata.

Aera tidak menjawab, hanya menatap eommanya.

Eommanya mengerti, itu adalah tatapan dari putrinya yang ragu atas restu darinya. Karena Aera tau betul bagaimana eommanya tidak menginginkan putrinya itu menikah cepat. Bahkan dirinya masih mengingat dengan jelas kejadian tadi pagi, dimana eommanya berkata bahwa Aera tidak akan menikah jika hidupnya masih mencintai deretan lelaki yang terdapat Jimin di dalamnya.

"... eomma.. merestui hubungan kalian" ucap eommanya, air matanya perlahan jatuh, namun senyumnya mengembang dengan tulus.

Aera benar-benar tidak paham dengan keadaan ini, semesta sepertinya memang menginginkan mereka bersama, benar-benar tidak ada halangan. Namun, Aera tidak ingin berpikir buruk, ia bahagia saat ini. Terlebih lagi dirinya semakin percaya bahwa Jimin adalah lelaki yang tepat, buktinya tanpa ragu kedua orangtuanya menitipkannya pada Jimin. Gadis itu perlahan melangkahkan kaki menuju eomma dan appanya, lalu memeluk kedua orang yang sangat ia cintai itu.
_

_

Setelah Jimin pamit pulang, Aera bergegas membersihkan tubuhnya.

Kini dirinya sedang berada di depan cermin, tangannya sibuk memoleskan cream wajah pada pipinya. Cekungan pada bibirnya sedari tadi mengembang.

"Aera-ya ! apakah ini tahun keberuntunganmu, eoh?" kini Aera sedang berbicara dengan pantulan dirinya di cermin.

Aera tersenyum memandangi dirinya yang sedang jatuh cinta.

HITCH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang