33| Family Photo

6K 444 46
                                    

Annyeong JiRaVers👋🏻🥰

Stay Safe ya teman-teman.
Bagi kalian yang diliburin dan dikasih tugas banyak, tetap semangat yaa:))
Bagi teman-teman yang gak diliburin, tetap jaga diri ya:)
semoga dunia dapat pulih sesegera mungkin.

Oke,
Jangan lupa VOMENT yaa:))

Selamat membaca
• • • •

Sejatinya, marahnya seorang istri tidak akan bertahan lama, dengan cepat pasti api amarahnya akan padam dengan sendirinya.

Apalagi jika yang marah adalah seorang Yoon Aera, istri yang sangat mencintai suaminya, Park Jimin.

Melihat Jimin yang sedang tidur pulas malam tadi saja sudah mampu membuatnya merasa bersalah kepada diri  sendiri karena sempat marah dengan Jimin, lebih tepatnya marah terhadap Cherophobia yang di derita sang suami.

Tapi bagaimanapun juga apa yang dilakukan Jimin terhadapnya ini tidak baik jika dibiarkan saja. Jimin harus sembuh, tidak boleh terlalu berlebihan menjaga Aera, tidak boleh terlalu menggantungkan harapan hidupnya kepada Aera. Sebenarnya Aera memang tidak ada niat untuk meninggalkan Jimin dengan sengaja, sungguh tidak terbersit sedikitpun di benak dan hatinya. Tapi, batas hidup siapa yang tahu? Seandainya begini, hal buruk menimpa Aera, sehingga Aera harus mendahului Jimin, lalu bagaimana dengan Jimin? Apa benar suaminya ini akan gila seumur hidupnya? Tidak! Aera tidak mau pergi dalam keadaan tidak tenang.

Itulah mengapa Aera begitu marah dan sedih jika Jimin telalu protektif dengannya. Bahkan setiap melakukan kewajiban, sang suami sering kali berkata,
Aku tidak akan pernah tahu bagaimana nasibku jika kau pergi dariku.

Memang terdengar romantis dan begitu cinta mati, mungkin beberapa wanita akan melayang dibuatnya, tapi tidak dengan Aera. Dia tidak lagi melayang mendengar ucapan itu setelah tahu Jimin yang terkena
Cherophobia.

Aera ingin Jimin sembuh karena dirinya sendiri, bukan karena dirinya.

"Ra, selamat pagi. K-kau masih marah ya denganku?" tanya Jimin setelah menghampirinya yang sedang sibuk di dapur.

"Tidak." Aera menjeda ucapannya, dia menatap Jimin dengan tatapan yang tidak sinkron dengan jawabannya, tatapan tajam. "Apa yang akan oppa lakukan hari ini?"

Lantas Jimin merasa terintimidasi dengan tatapan itu. "B-bersamamu."

Ternyata benar keputusan Aera untuk masih berpura-pura kesal dengan Jimin. Lihat saja, lagi-lagi suaminya mengurungkan diri di rumah bersamanya.

"Tidak boleh! Oppa harus ke dorm, temui para member, barangkali ada hal yang akan kalian rapatkan nanti." Sungguh, Aera hanya ingin sehari saja Jimin sibuk dengan kegiatannya sendiri.

"Tidak ada yang harus dirapatkan hari ini, Ra. Kita juga sudah ada janji dengan fotografer kenalanku," ucap Jimin setelah mencicipi masakkan sang istri yang masih berada di atas kompor. "Hm, enak," ucapnya memberi penilaian sambil pergi meninggalkan Aera.

"Kita? Fotografer?" tanya Aera, benaknya secara cepat mengingat dan memastikan bahwa dia tidak melakukan janji apapun dengan fotografer, Jimin juga tidak ada membahas sebelumnya.

Jimin lantas berbalik dengan senyum termanis sambil mengangguk. "Kita akan melakukan foto keluarga. Jadi kau harus bersiap, nanti akan ada seorang ahjumma ke sini untuk merias dirimu."

Sepasang manik milik Aera tak mengerjap, masih menatap Jimin dengan heran.

"Ah, iya, aku ada baju untuk Chimmy dan Chiyo, tolong kau pasangkan nanti ya. Aku mau mandi dulu." Lalu Jimin pergi meninggalkan Aera.

HITCH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang