15|It's so Cold, Ra!

7.3K 527 132
                                    

Jangan lupa vote dan tinggalin komentar di bagian-bagian yang kamu suka atau gemas bacanya🙃

Jika kamu suka dengan cerita ini, tolong bantu aku ya untuk mempromosikan HITCH, dengan cara :
1. Screenshot bagian cerita yang kamu suka.
2. Upload ke Instastory dengan tag IG @yoonanayaa (bisa masukkin caption apapun yang kamu mau).
3. Nanti akan aku add di story aku
3. Sudah, itu saja, gampang kan berbagi kebahagiaan itu😊

Terimakasih dan selamat membaca ya💜

.

.

.

Kedatangan Jhope, Taehyung dan Jungkook kemarin yang menawarkan sebuah kebahagiaan untuk sepasang pengantin baru ini ternyata bukanlah sekedar omong kosong semata.

Aera sempat ragu bahkan menolak tawaran itu karena berpikir Jimin pasti tidak akan menyukainya---takut jika itu malah menambah rasa tidak suka kepada Aera. Namun keraguannya itu ditepis oleh ucapan Jungkook bahwa Jimin ikut serta dalam merencakan semua ini saat mereka minum bersama dua hari yang lalu.

Tentu saja ungkapan Jungkook membuat Aera tercengang seakan tidak percaya. Pasalnya masih jelas teringat dalam benaknya bahwa Jimin menolaknya mentah-mentah, parahnya lagi lelaki itu meragukan perasaannya. Tapi kenapa dia malah mendapatkan kabar seperti ini? Bagaimana bisa Jimin merencanakan untuk menghabiskan waktu bersamanya di Iceland? Ah sudahlah! Sepertinya Aera tidak ingin mengambil pusing. Lagi pula ini bukan kemauannya.

Malam ini, Aera sedang disibukkan dengan kegiatan memasker wajahnya. Dia butuh meluangkan waktunya untuk diri sendiri. Dia ini sangat jenuh berdiam diri di rumah. Sebenarnya tidak juga berdiam diri, dia masih disibukkan dengan tugas kampus dan bahkan sering kali bermain bersama Chimmy di halaman belakang rumah. Tapi tetap saja, Aera masih gadis sembilan belas tahun yang ingin bermain----terlebih lagi, dia rindu konser dan fansign.

Jika dipikir-pikir lagi. Saat Bangtan sudah mulai beraktifitas lagi, apakah Aera masih bisa mengikuti kegiatan mereka? Sepertinya tidak, dia tidak akan bisa mengikuti konser dan fansign. Lagi pula apa gunanya, Jimin sudah tidak sudi lagi bermanis-manis di depannya. Tidak seperti dulu, saat dia masih mengenal Aera dengan nama masternimnya, yorapjm.

Gadis yang sedang merenung dengan memejamkan mata ini tiba-tiba mendengar suara pintu kamar yang terbuka.

Dengan cepat membuka matanya, "Oppa sudah pulang?" pertanyaan itu terdengar sangat santai, seperti sepasang suami istri yang sudah hidup bertahun-tahun lamanya. Tidak ada sambutan hangat, seperti tersenyum bahagia, atau bahkan memeluk suaminya. Ini terlalu datar untuk dilakukan oleh pengantin baru.

Jimin yang sedang melangkah seraya membuka Jaketpun memandang sedikit aneh ke arah Aera. Apalagi saat dirinya sudah duduk di sisi kasur, Aera tidak terlalu peduli dengan keberadaannya, matanya masih terpejam dengan tenang.

"Mandilah, nanti akan ku buatkan teh hangat, aku sudah menyiapkan handukmu di dalam sana," ucapan gadis itu semakin tenang.

Setelah membentuk tiga kerutan di keningnya. Jimin semakin menatap Aera untuk memastikan bahwa yang sedang tidur di ranjang ini memang Aera empat belas hari lalu yang ia temui. "Kau tau ya aku akan pulang malam ini?" terkanya karena Aera sudah menyediakan handuk untuknya.

Gadisnya hanya menarik dua sudut bibir ke atas, sangat tipis membuat mask sheetnya sedikit membentuk gembungan. "Aku selalu menyiapkannya di pagi dan sore hari walau tau kau tidak akan memakainya. Lagi pula ini kan memang kewajibanku" Padahal dalam pernyataannya ini tidak ada sama sekali maksud untuk menyindir Jimin. Namun tampaknya Jimin menangkap dengan sudut pandang yang berbeda. Dia merasa seolah Aera sedang menyindirnya karena tidak menjalankan kewajibannya dengan baik.

HITCH ✔️Where stories live. Discover now