17| I'm Fine!

8.7K 462 146
                                    

Annyeong Chinguya!!!
Selamat membaca yeorobun💜

Be wise!
Be wise!
Be wise!
Please, be wise guysss!!!

Caution!!!
🔞🔞🔞
• • • •

"Aera-ya." Panggil Jimin masih berdiri di sana.

Aera melirik ke arahnya dengan tatapan bingung.

"Aku ingin dihangatkan, Ra!"

"Eoh?! Oppa ingin ramyeon? Sepertinya itu bisa menghangatkanmu, kubuatkan sebentar ya." Jawabnya sangat lugu, lalu melangkah mendahului Jimin menuju dapur.

"Aku menginginkanmu."

Langkahnya terhenti kala ia mendengarkan penuturan Jimin. Mendadak jantungnya menjadi sesak, seolah pasokan udara hilang di dalam ruangan. Dia yang sudah membelakangi Jimin tidak berani lagi untuk menoleh ke arah sumber suara.

Tiba-tiba tubuhnya semakin bergetar saat Jimin mulai merapatkan tubuh gagah itu serta tangan yang sudah melingkar di perutnya. Napas Jiminpun tidak kalah ingin menyapa lembut kulit Aera hingga membuat bulu halusnya berdiri tegak.

"Aera-ya." Panggil Jimin seraya mencium tengkuk gadisnya dengan bebas karena surai panjangnya sedang digulung ke atas.

Panggilan lirih pun menggoda itu benar-benar membuat Aera lemah tak berdaya, namun tetap saja masih ingin mencari pertahanan.

"Op-pa, k-kitahh, t-tidak jadi j-jalan-jalan?" tanya Aera dengan sedikit desahan akibat ciuman Jimin yang luar biasa di tengkuknya, namun secepatnya gadis itu menutup mulutnya.

Tapi secepatnya pula Jimin meraih tangan Aera dan menurunkannya dengan lembut. "Tadi, waktu di Blue Lagoon, kau berkata padaku sudah menjalani kewajibanmu. Kurasa ada satu yang belum--kewajiban yang ini belum pernah kau kerjakan untukku, Ra. Jadi malam ini, kita urungkan saja dulu jalan-jalannya." Ucapan Jimin terjeda, bernapas sebentar di tengkuk Aera.
"Jangan juga menutup mulutmu, kita akan mendesah bersama jika kau malu sendiri."

Setelahnya, Jimin kembali mencium tengkuk Aera, bahkan sudah mulai mencoba untuk menghisapnya. Hisapan yang lembut itu perlahan menghasilkan decakkan dan meninggalkan jejak-jejak kepemilikannya yang berwarna merah muda.

Jimin suka sekali bagian tengkuk istrinya. Ia dapat mencium puas aroma cherry blossom khas istrinya di titik ini.

Sekitar empat menit membuat pulau-pulau merah muda, kini Jimin mencoba untuk menuntun istrinya ke kamar.

"Ada yang ingin ku tunjukkan," ucapnya seraya menggandeng tangan Aera. Seseampainya di kamar, ia melangkah ke arah lemari dan meraih satu barang di dalamnya.

"Ra, pakailah lingerie ini." Pinta Jimin dengan tatapan yang sedang sulit menahan hasratnya.

Aera membelalakkan matanya, tidak percaya bahwa Jimin sedang memegang seragam pemberian Allina. Bingung sekali kenapa lingerie yang berada di kopernya kini berada dalam genggaman Jimin.

"Aku melihat ini di kopermu, kau meletaknya paling atas. Sepertinya kau telah mempersiapkannya dengan baik. Asal kau tau saja, aku sempat lemah melihatmu memakai lingerie ini waktu malam itu. Kau cantik sekali mengenakannya." Jelas Jimin menjawab pertanyaannya ditambah pula dengan pujian yang sukses menohok hatinya.

HITCH ✔️Where stories live. Discover now