8| Falter

5.8K 485 15
                                    

"Eun Mi noona. Kau ikut juga?" tanya Jungkook seraya melirik Eun Mi, Jimin dan Aera secara bergantian.

Eun Mi tersenyum. "Hm tentu, aku harus tau siapa yang akan mendampingi lelakiku". Kemudian, wanita itu pergi untuk mengambil ponselnya yang tertinggal.

Suasana menjadi hening.

Air wajah Aera berubah menjadi datar, sepertinya ia telah mengetahui siapa wanita yang baru saja menyebut Jimin dengan sebutan 'lelakiku' itu. Pikirannya kembali membawanya kebeberapa waktu lalu, dimana Park Jimin sempat dikabarkan datting dengan keponakan PD­-nimnya, dan issu tersebut juga menyebutkan bahwa terpilihnya Park Jimin menjadi salah satu anggota Bangtan karena hubungannya bersama keponakan PD-nim. Sejujurnya, Aera bukanlah orang yang suka membesar-besarkan masalah seperti itu, jadi dirinya tidak terlalu mengikuti perkembangan hubungan asmara biasnya dengan para wanita. Namun, sepertinya Aera benar-benar menyesali itu, seharusnya dia mengikuti berita itu, sehingga dia mengetahui kebenaran dari issu itu. Saat ini, Aera benar-benar tidak percaya dengan apa yang sedang ia pikirkan, pemikirannya menjalar kemana-mana, sedang mengaitkan beberapa hal yang terjadi, sehingga dadanya semakin sesak, ingin menangis dan mengakhiri ini semua, ada sebuah penyesalan yang luar biasa di hatinya. Namun, melarikan diri secara tiba-tiba bukanlah solusi yang baik, dia akan tetap melewati hari ini sebaik mungkin. Lagipula, Aera belum terlalu yakin dengan apa yang ia pikirkan, dan berharap semua yang ia pikirkan tidaklah benar.

"Duduklah" ucap PD-nim mempersilahkan member dan Aera setelah Eun Mi kembali.

Suasana yang bising tadi seketika berubah menjadi hening. Mata para member saling melempar tatapan.

Bola mata Aera tidak lepas memperhatikan wajah wanita yang saat ini tengah mengacaukan pikirannya. Sebenarnya, dia mengakui wanita ini cantik dan dewasa, tidak setara dengannya yang masih sangat kekanak-kanakan. Tapi, bagaimanapun Aera adalah calon istri Jimin, wajar baginya jika sedikit cemburu pada wanita itu.

Kemudian, Aera mencoba melirik Jimin, matanya tetap dilekatkan pada sosok Jimin, ingin melihat ekspresi seperti apa saat ini pada sosok itu. Tidak ada ekspresi apapun, wajahnya tenang, namun penuh arti.

"Siapa namamu?" tanya PD-nim pada Aera. Lelaki paruh baya ini tampak memberikan senyum hangat pada Aera.

"Annyeonghaseyo naneun Yoon Aera imnida" ucap Aera seraya membalas senyum PD-nim, padahal hatinya sedang ingin menangis saat ini.

"Aku Kang Shin Hyuk, senang berkenalan denganmu Aera. Bahkan sebentar lagi kau akan menjadi bagian keluarga kecil kami. Kau akan menjadi pendamping Jimin yang sudah aku anggap sebagai anakku"

Hati Aera yang sempat meronta ingin menyudahi semua permainan ini, perlahan luluh mendengar ucapan PD-nim. Perkataannya seolah meluruskan pemikiran Aera yang sudah menyimpang kemana-mana.

"Terimakasih, PD-nim. Aku akan melakukan yang terbaik" ucap Aera seraya menundukkan sedikit tubuhnya.

Semua orang yang berada disana melihat bagaimana polosnya Aera. Bahkan beberapa kali Jungkook menampakkan gigi kelincinya karena tidak tahan melihat Aera menggunakan bahasa yang sangat formal sedari tadi. Terlebih lagi, kedua mata gadis itu tampak fokus saat mendengarkan setiap kata dari PD-nim. Seperti sedang mendengarkan seorang guru.

"Pernikahan kalian dua minggu lagi, bukan? Aku berharap, kalian mempersiapkannya sebaik mungkin. Orang-orangku akan membantu kalian untuk mempersiapkan segala hal mengenai pernikahan kalian, termasuk gaun pernikahan. Jadi, tidak perlu repot-repot" jelas PD-nim.

Aera memiringkan kepalanya, matanya melirik Jimin sekilas, kemudian kembali diarahkan pada PD-nim, mulutnya sedikit dimajukan.

"Maaf. Namun, aku sangat ingin ikut berkontribusi dalam mempersiapkan pernikahanku. Jadi, bolehkah aku yang memilih gaun pengantinku?" tanya Aera.

HITCH ✔️Where stories live. Discover now