23| Struggle

5.8K 457 89
                                    

Belum tengah malam kan ya?😅

Jangan lupa Vote dan Komen:))

Selamat membaca

. . . .

Sayang, terimakasih ya hadiahnya.
Army sangat menyukainya. Oh ya, maaf aku tidak bisa pulang, aku akan menginap di dorm.
Jangan tidur larut malam.

Pesan singkat dari Jimin ini membuat Aera semakin yakin bahwa dia harus menutupi kandungannya untuk beberapa waktu. Dia akan mencoba mencari waktu yang tepat untuk membicarakan soal ini dengan Jimin.

Lagipula, Aera belum mempercayai hasil yang telah ia lihat di test pack, Aera akan percaya jika hasil itu diucapkan langsung oleh dokter kandungan. Jadi, dia memilih untuk memejamkan mata secepat mungkin, agar malam cepat berganti menjadi pagi.

****

Padahal tadi malam rencananya Aera akan tidur cepat agar segera betemu pagi. Namun pada kenyataannya dia tidak bisa tidur sama sekali dan harus menghabiskan malam panjang dengan merenung, juga sesekali mencari rumah sakit yang dapat ia yakini jaminan keamanannya agar tidak satu orangpun mengetahui bahwa istri Park Jimin telah menemui dokter kandungan.

Ternyata ada gunanya juga Aera tidak tidur semalaman ini. Sehingga dia dapat menemukan rumah sakit dan dokter terbaik yang bisa dia percayai.

Kini Aera sudah bersiap, memakai kemeja berwarna merah dengan bawahan jeans hitam. Dia bergegas masuk ke dalam mobilnya setelah memberi makanan untuk Chimmy.

Ada banyak beban di benaknya saat di perjalanan. Pikiran mengenai ucapan Jimin bahwa dia belum mampu mempunyai keturunan menjadi bahan pikiran yang lebih mendominasi dari lainnya.

Aera takut kabar ini bukannya membahagiakan Jimin, tapi justru membuat Jimin merasa terbebani. Jadi, selama perutnya belum membesar, Aera akan menutupi kabar ini terlebih dulu.

Perjalanan sekitar setengah jam ini bahkan sampai tidak terasa karena benaknya sibuk begelut dengan pemikiran dan hatinya yang sedang buncah.

Aera berjalan secepat mungkin, kepalanya sedikit ditundukkan agar setengah wajahnya yang sudah tertutup masker ini semakin tersamarkan. Aera sangat tahu berita kehamilan ini akan menjadi besar jika khalayak tahu. Maka dengan sebaik mungkin Aera akan menutupi ini semua.

Hal itu dilakukan Aera hingga dia sudah masuk ke dalam ruang dokter. Lantas seorang dokter pria yang berusia 30 tahunan ini menyambut Aera dengan ramah. Dokter ini sudah terbiasa memeriksa kandungan seorang selebriti atau orang-orang penting yang ada di Seoul, sehingga kerahasiaan ini bisa terjaga dengan aman, dan tanpa banyak bertanya, dokter itu langsung melakukan ke hal inti setelah memperkenalkan dirinya yang bernama Dokter Bin, kemudian dilanjuti dengan memberika pertanyaan seperti sudah berapa lama tidak datang bulan, ada rasa mual atau tidak, kemudian diakhiri dengan USG.

Aera sudah berbaring di bangkar berwarna biru. Matanya difokuskan pada layar berbentuk persegi panjang dengan ukuran tidak terlalu besar, tangannya sedikit meremas bajunya karena sedikit aneh rasanya berada di posisi ini. Aera masih belum menyangka bahwa ada nyawa di dalam perutnya.

"Nah itu, kau lihat si kecil yang itu kan?" tanya dokter seraya menunjuk titik kecil pada layar.

Tangan yang semula meremas baju, kini berpindah menutup mulutnya yang tersenyum seraya menahan gemetar. Matanya pun mulai terasa panas, perlahan mengeluarkan bulir bening.

HITCH ✔️Where stories live. Discover now