44| I Like Him!

4.1K 403 217
                                    

HAIHAI!

Ayo cepat! Tarik napas dulu!
Aku nunggu Komentar-komentar kaliaaaan!

Udah siap?
Oke!
Jangan lupa VOMENT pokoknya!
Yang sider, mulai malam ini jadi org baik yuk! Belajar menghargai sebuah cerita dengan menekan bintang, kalau bisa komen juga. Aku baik kok, tenang aja!💜

Selamat Membaca
• • • •


"Yoon Aera mengalami cidera berat pada otaknya yang mengakibatkan dirinya mengalami Amnesia Retrograde. Daya ingat mengenai masa lalunya akan terganggu. Kemungkinan dia akan merasa kosong saat ini.
Kami tidak bisa memastikan sampai kapan hal ini akan berlangsung, namun saat ini, dukungan dari keluarga dan terapi sangat dibutuhkan untuk membantu kesembuhannya."

~

Setelah dua minggu menjalani perawatan di Rumah Sakit, akhirnya Aera diperbolehkan untuk pulang hari ini.

Selama diperjalanan, tidak banyak yang Aera bicarakan kepada ayah dan ibunya. Dia hanya sesekali bermain bersama Ji Ae yang duduk di sampingnya.

"Eomma." Ji Ae memanggilnya tatkala menyadari ibunya kembali melamun.

"Aku bukan eommamu sayang," jawab Aera yang hampir terkesan ketus. Rasanya, dia sudah terlalu bosan setiap kali anak kecil ini terus menerus memanggilnya ibu.

"Eomma-yaa.." Merasa tidak mengerti dengan ucapan Aera, Ji Ae kembali memanggilnya, bahkan kali ini dia berusaha menarik lengan baju sang ibu agar segera memberi fokus padanya.

"Ji Ae!" ucap Aera dengan nada tinggi seraya menepis tangan anaknya. Dia menatap Ji Ae dengan kesal.

Melihat perubahan sikap ibunya, Ji Ae lantas mengernyitkan keningnya, dia kecewa. Perlahan matanya memanas hingga menjalar ke pipinya. Manik yang masih menatap sang ibu yang asing ini perlahan berembun, hingga pada detik berikutnya, bersamaan dengan bibirnya yang semakin menekuk, tangisnya meledak.

Ji Ae menangis dengan kencang, sebelum akhirnya ibu Aera mengambilnya untuk duduk di pangkuannya.
"Tidak apa Ji Ae. Nenek di sini," ucap ibu Aera sambil melirik suaminya yang sedang mengemudi, lalu akhirnya menoleh kebalakang, menatap Aera yang sedang melempar pandangan ke luar jendela.

"Yoon Aera.. apa kau tidak bisa bersikap lebih lembut dengannya? Bagaimanapun kau memang ibu kandungnya," ucap ibunya sudah tidak dapat menahan kesedihannya.

Aera hanya menatap ibunya, lalu kembali membuang tatapan itu dengan kesal.

"Aku tidak suka dipaksa, eomma," jawabnya ketus.

"Kenapa kau bisa menerimaku dan Haesun sebagai orang tuamu? Tapi kau tidak bisa menerima Ji Ae sebagai anakmu? Apakah tidak bisa dijalani terlebih dulu daripada harus seperti ini?!"

"Sudah.. sudah.. kau harus mengerti keadaannya. Jangan paksa dia seperti ini." Haesun mulai buka suara, dia berusaha menjadi penengah agar emosi diantara ibu dan anak itu akan meledak.

Benar saja, posisi Haesun ada gunanya, Aera menelan emosinya yang baru saja ingin diungkapkan. Bagaimana mungkin Aera menerima kenyataan bahwa dia adalah seorang istri dan ibu satu anak? Dia tidak mungkin menerima kenyataan itu.

Aera merasa, hidupnya seminggu ini sangatlah baik dan bahagia. Apalagi sejak saat itu, saat dimana dia menemukan lelaki yang mampu membuat jantungnya berdegup tak karuan.

HITCH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang