FLAVA

8. Tarian Jemari

Ini indah, tentang pagi dan matahari, tentang pagi dan kicauan burung atau tentang pagi dan petikan gitarmu. Katanya, dia baru saja terluka, menangis semalaman entah untuk siapa tapi baru saja tadi bibirnya mengulas bahagia namun pun entah karena apa.

Sudah putaran ke lima barangkali ada, jarum jam sekarang menunjuk angka sepuluh pertanda gelap malam sedang menyapa penduduk planet urutan ketiga.

Menulis, memetik, lalu menggaruk.

Sejak tadi hanya aktifitas tersebut yang jadi favorit Sehun. Ia menulis nada, kemudian memainkan dan kembali mencari, setelahnya ia kebingungan sendiri.

Hp yang dibuat mati, baru Sehun hidupkan kembali. Maklum, kalau sudah berduaan dengan gitar rasanya akan membuat orang lain jadi pendosa karena menganggu ketenangan Sehun mencari inspirasi.

Baru data internet ditekan, sudah masuk puluhan notifikasi. Tapi, Sehun bukan anak populer di kampus apalagi hobi tebar pesona... sama sekali bukan genetiknya.

Selain ramah kebanyakan orang menyukai Sehun karena tulus dan apa adanya, Wendy pun demikian buktinya ia berhasil menghujani notifikasi Sehun begitu banyak.

WhatsApp
Wendy~

Nyet
(16.16)

Orang utan
(16.30)

poni anak TK
(16.40)

Sehun vampir
(16.50)

Bucin gitar
(17.00)

Sehun ah elah, bales kek
(18.00)

Lama banget sih Lo
main gitar
(19.00)

Kenapa sih hape tuh,
dimatiin mulu kalau
main gitar?
(21.00)

Udahan belom main
gitarnya? Kebangetan
Lo hun
(22.02)

Sorry hape gue tadi
mati
(22.04)

Anjir! Iya gue tau!
(22.04)

Kenapa Wen?
Kai gak bantuin Lo?
(22.05)

Gak tau deh, dia
kemana. Lo berdua
kenapa sih hobi banget
ngilang? Ini mah, kalau
gue ada apa-apa, Lo
cuman bakal tinggal
denger nama gue doang.
(22.05)

Lo kalau ngomong
jangan sembarangan
pamali
(22.09)

Ada apa? Gue mau
tidur nih
(22.10)

Jangan tidurrr
gue pengen cerita
(22.10)

Close

Sehun sudah hapal dengan kebiasaan sahabatnya ini, begitu applikasi ditutup panggilan video call akan menemani mungkin sampai larut malam.

Seraya mengerjakan tugas algoritma dan beberapa tambahan lain, smartphone dibuat lah bertengger pada buku tebal di meja belajar sementara sang pemilik mendengar, melihat dan sesekali merespon lawan bicara diselingi mencari jawaban untuk setiap soal.

Jika ditanya,

"How was your day?"

Mungkin akan dengan sempurna mendapatkan balasan,

"This is the bad day ever."

Jangan tanya kenapa, Sehun tau hidup memang seperti itu. Kadang kala saat sudah bermain aman pun masalah bahkan datang sendiri tanpa diundang, seperti yang menimpa Wendy saat ini dan Sehun sudah kebal menjadi kacung telinga bagi sahabatnya.

Menit berlalu menuju jam dan benar saja sudah pertengahan malam seirama dengan isyarat titik pada cerita Wendy.

"Udah selesai ceritanya?"
"Udah."
"Udah lega sekarang?"
"Udah."
"Mau gue kasih saran atau gak usah?"
"Gak usah."
"Mau langsung tidur atau ngobrol lagi?"
"Tidur."
"Wen, seperti yang Lo bilang ini cuman hari yang buruk. Semoga sama sekali gak akan ngaruh sama hidup Lo,"
"Lo bener, gue harap juga gitu."
"Inget Lo gak sendiri, gue sayang Lo."
"Iya tau, Nyet!"
"Selamat menjelajah dunia lain, cuman malam yang tenang yang bisa bikin Lo menjelajah dengan indah."
"Iya! Thankyou udah mau gue gangguin. Bye Sehun."
"My pleasure."

Seirama dengan berakhirnya panggilan, tugas pun telah menemukan jawaban,  tertata sistematis di buku. Sehun merapihkan gitar juga meja belajar, beralih menuju kasur merebahkan diri, berharap inspirasi akan datang esok hari, membuatnya bisa merampungkan apa yang sedang dibuat.

NOTED

Halooo readerrr! As what you see, gue ngerevisi Flava makanya dipublish ulang. Mungkin karena gue nulis Flava hampir sebulan cuman sekali jadi banyak yang miss, tapi gue beneran comeback buat cerita satu ini.

Nanti bakal ada satu chapter tambahan  NEW, sumpah, tungguin deh malam ini!

Semoga bisa dinikmati jangan lupa support dengan vote dan komen kalian ya!!!

To be continued ...