28. Menjadi Benteng

724 132 5
                                    

jika bukan kamu, maka aku yang berdiri

"Mas mau saya laporin atas tuduhan penipuan? Sibuk itu bukan alasan, saya juga sibuk, memang hanya pegawai kantoran aja yang punya kegiatan? Mahasiswa juga harus ngerjain tugas."
"Kamu itu lagi ngomong sama orang dewasa! Sopan sedikit!"
"Jangan nuntut saya buat ngehargain Mas! Coba lakuin hal itu lebih dulu sama orang lain, gak punya cermin ya Mas?"
"Kurang ajar ya kamu!"

Lelaki itu mengangkat tangan, hampir mengayunkan tamparan pada gadis dihadapannya.

"Kenapa? Mas mau pukul saya? Ayo pukul, biar satu kantor tau kelakuan busuk pegawainya."

Kesal bukan main, ia akhirnya mengeluarkan uang 50 ribuan sebanyak enam lembar lalu melempar asal.

"Tuh ambil."
"Ck."

"Duit segini dong belagunya minta ampun. Baru juga freelance udah nagih-nagih. Orang macem Lo tuh gak akan suskes. Rugi gue minta jasa temen Lo, sana pergi dasar pengemis."

Seulgi tak gentar, jangan kan menangis tergertrak saja tidak. Ia justru balas tersenyum meremehkan.

"Mas yang ambil. Sampe hitungan ketiga saya tunggu. Satu..."

Kemarin, tak sengaja Seulgi baca pesan masuk di HP Soojung. Seulgi merasa bersalah karena akhir-akhir ini sangat tak peka dengan kondisi sahabatnya. Firasat buruk seulgi berujung kabar buruk, Soojung ditipu client jasa editing video miliknya. Sudah hampir dua Minggu tetapi client terus berdalih ini dan itu tak jua kunjung melakukan pembayaran hingga puncaknya adalah sulit ditemui. Seulgi pada akhirnya memilih turun tangan mendatangi kantor client Soojung langsung. Entah sudah takdir atau keberuntungan baginya, tak perlu membuang waktu untuk menemukan client tak bertanggung jawab itu.

Jika ini tentang Soojung, tentang Baekhyun, tentang sahabat yang ia cintai maka jangan tanya seberapa besar kadar keberanian Seulgi. Ia akan terus maju membantu, tanpa kenal rasa takut.

"Dua..."
"Hahahahahahaha!"
"Tiga."

Plak!

"Cewek sialan."

Tamparan keras mengenai pipi telanjang Seulgi. Gila. Bagaimana bisa yang seharusnya mendapat pelajaran atas masalah ini justru makin-makin bersikap tak tahu diri?

Beberapa pegawai mulai berkumpul, menatap bingung juga iba pada Seulgi. Sedangkan Pak Satpam nampaknya cukup terkejut. Lelaki itu seperti tersadar dengan kondisi, ia mulai kebingungan dan bersiap kabur.

"Good. Harusnya Lo lakuin lebih cepet." Balas Seulgi, menyeka sedikit goresan darah di ujung bibir. "Gue gak akan ngelepasin Lo."

Brug!

Hantaman pertama mengenai pelipis.

Brug!

Hantaman kedua mengenai pipi kanan.

Brug!

Hantaman ketiga mengenai pipi kiri.

Jangan kan sempat membalas, melihat pergerakan tangan Seulgi saat meninjunya saja sudah membuat kewalahan. Lelaki itu tersungkur hanya dengan tiga pukulan, ia meremehkan Seulgi karena tubuh kecilnya, mana mengira kalau sudah sejak masuk kuliah Seulgi belajar boxing.

FLAVAWhere stories live. Discover now