25. Puncak Perasaan

728 118 18
                                    

Yang kau anggap bodoh itu manusia

Anna masih mendumal kesal, ia tak percaya nilai kelompok teori mendapat D, semua gara-gara temannya yang tak becus mengerjakan analisis makalah padahal sudah susah payah Anna membuat power point menarik agar presentasi mereka mendapat nilai tambahan.

Di kafetaria Kampus, niat Anna untuk memakan camilan pengganjal perut urung, ia melihat Soojung yang tengah makan seorang diri. Rasa kesalnya membuncah, dibanding teman sekelompok, semua muara kesalahan ada pada Soojung. Jika saja, tugas teori ia dan Soojung satu kelompok maka sudah pasti Anna mendapat nilai A karena Soojung akan mengerjakan semuanya dan ia bisa bersantai atau hangout dengan pacar. Lihat lah Soojung, ia dikelilingi murid pintar seperti Baekhyun juga si murid pindahan Seulgi. Hidup ini tidak adil, jelas saja Soojung akan mudah mendapat bantuan sementara ia harus bersusah payah, Anna tak terima.

Tak perlu menunggu waktu lama, Anna menghampiri Soojung. Sepertinya Soojung sedang menunggu kedua sahabatnya itu. Ia rasa ini waktu yang tepat selagi tak ada yang akan membela Soojung.

Anna duduk di hadapan Soojung, tersenyum memaksakan diri untuk menyapa.

"Lo tugas Teori dapet apa?" Tanya Anna, berbasa-basi meski ia sudah tahu jawabannya.

"A."
"Waaah hebat ya, pasti karena temen sekelompok Lo pinter-pinter."
"Maksud Lo?"
"Kan Lo tau sendiri Baekhyun pinter banget apalagi si murid pindahan. Kok Lo bisa sih sekelompok sama anak pinter mulu, kasih tipsnya dong gue juga mau dapet nilai A."
"Usaha, lagian ini namanya teamwork, bukan satu orang ngerjain tugas satu kelompok."
"Maksud Lo?"
"Lo ngerti kok maksud gue,"
"Tapi gue sih ngelihatnya cuman Lo yang numpang nama, secara dibanding mereka Lo yang gak pinter."

Soojung mengentikan suapan makanannya, ia menatap Anna tajam.

"Bukannya Lo yang suka numpang nama? Gue aja ragu, kapasitas otak Lo sanggup buat kuliah." Balas Soojung.

"Apa Lo bilang?!"
"Kalau sadar diri Lo bego, minimal usaha bukanya nyusahin gue terus-terusan. Lo marah karena gak bisa sekelompok dan manfaatin gue? sorry ya tapi kuliah itu tentang survive kalau gak bisa survive mening Lo diem di rumah."
"Gue marah? Gak level gue sekelompok sama Lo, orang yang cuman bisa manfaatin kepintaran temen. Menjijikan banget."
"Lo lagi ngomongin diri sendiri?"
"Jaga mulut Lo! Dasar gak tau diri. Udah untung ya Lo, gue bantuin waktu ospek kampus. Coba kalau Lo gue biarin, bisa jadi bahan bully kating sampe sekarang. Well, tapi emang Lonya juga gak punya otak, susah ngomong sama orang bego."

Soojung tiba-tiba saja tertawa, ia terbahak kontras dengan hatinya yang merasa seperti ditusuk jarum.

"Pinter banget Lo ngedeskripsiin diri Lo sendiri. Orang yang gak tau diri di sini adalah Lo, gue setuju sih sama bokap Lo, ngeliat hobi Lo yang kelayapan main gak jelas dan gak bener kuliah mening Lo drop out. Denger ya Anna, 'kemurahan hati' Lo itu bahkan udah gue bales sejak semester satu. Lo yang gak tau diri minta-minta jawaban mempet deadline, minta gue ngasih tau semua tugas tiap Minggu, mohon-mohon sekelompok biar Lo bisa santai tapi dapet nilai bagus, bangunin gue pagi buta buat nanya tugas setelah Lo dugem atau konser. Udah lebih dari cukup gue ngebales Lo, bahkan Lo yang berhutang sama gue. Ya, tapi memang pada dasarnya Lo gak tau diri, gue gak keberatan buat ngasih tau Pak Seonjun, Pak Sanni atau dosen-dosen mata kuliah lain kalau tugas-tugas Lo semua nyontek punya gue, see? Dengan sekejap gue bisa bikin Lo ngulang banyak matkul dan say goodbye buat cepet lulus."
"Lo!!!!!! Awas aja kalau Lo berani, gue bakal aduin Lo balik!"
"Sama bokap Lo? Paling dia juga lebih percaya sama gue dari pada Lo. Bye bye kehidupan bebas yang Lo jalani, setelah drop out bokap Lo pasti ngehukum Lo abis-abisan."

Anna tak berkutik, benar apa yang Soojung katakan. Dibanding dirinya, sang Ayah lebih mempercayai Soojung karena mereka telah saling mengenal terlebih Soojung adalah tipe orang yang dapat diandalkan. Tamat lah sudah riwayat Anna jika benar Soojung akan melakukannya, Anna mulai menangis, ia marah juga bingung dengan keadaan.

"Jangan pernah nyoba buat deketin gue, najis gue punya temen kayak Lo. Kalau Lo masih tetep nekat, gue gak segan-segan bikin Lo cepet-cepet jadi pengangguran. Paham!" Dikte Soojung, ia berdiri meninggalkan Kafetaria setelah Anna mengangguk terpaksa dalam tangisnya.

Di taman kampus, Soojung masih sendiri. Ia menunggu Baekhyun dan Seulgi yang akan mengajaknya pergi berbelanja sekaligus refreshing.

Tapi,

"Soojung?"
"Um?"

Di luar dugaan, meski perkuliahan telah usai ia justru bertemu Chanyeol. Lelaki yang tengah disukai sahabatnya itu, mendekat melihat Soojung dengan khawatir.

"Lo baik-baik aja?"

Soojung mengangguk, kemudian menggeleng

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Soojung mengangguk, kemudian menggeleng. Ia pun akhirnya menangis.

"Kenapa sih, gue harus ketemu orang-orang yang gak bisa ngehargain gue?" Ucapnya, mulai menutup wajah.

Chanyeol mendekat, menepuk pundak Soojung seraya duduk. Ia bingung harus berkata apa? Terkadang, dalam situasi seperti ini orang-orang tak membutuhkan wejangan yang diperlukan hanya didengar dan ditemani.

"Emang kalau baik sama orang salah ya? Kok mereka manfaatin gue sih? Emang gue sebodoh itu ya?" Sambung Soojung masih terisak.

Sebenarnya, bukan dengan sengaja Soojung ingin menangis di hadapan Chanyeol tapi jika Baekhyun dan Seulgi  tahu ia tak sampai hati membuat sahabatnya khawatir. Terlebih, memang bendungan perasaan akan rubuh jika momen sentimental tertentu dilengkapi dengan pertanyaan "Kamu baik-baik saja?" Soojung tak kuasa menahan kecewa.

"Selalu ada hari yang buruk, tapi enggak dengan hidup Lo. Nangis aja sampai Lo lega, gue bakal temenin."
"To... Tolong, jangan bilang-bilang Baekhyun sama Seulgi ya."
"Enggak akan, ini rahasia."

Kembali Soojung menangis menghabiskan sisa keluhnya yang telah lama menggunung, ia berjanji, setelah ini ia akan melupakan hari yang buruk dan mengambil pelajaran atas hal tak mengenakan yang harus dialami.

NOTED

anyone, pernah ngerasain posisi Soojung? Atau temen Lo yang demikian? Kalau gue pernah melihat wwkkwwkwk just respect people as you respect your self.

to be continued ...

FLAVAOnde histórias criam vida. Descubra agora