58. Setelah Terbenam

504 102 22
                                    

di ujung senja

Layar Smartphone mengarah pada wajah Kai juga Sehun, panggilan video call sedang berlangsung dengan perempuan nan jauh di Jogjakarta. Kai seringkali tersipu setiap Soojung mulai tersenyum manis menenangkan sang kekasih bahwa jarak tak akan membuat perasaanya padam.

"Kalian kalau mau pacaran gak usah ngajak gue." Ketus Sehun, ia sedari tadi diam memperhatikan layar bersama Kai setelah hanya sekali mendapat sapaan dan sisanya terbaikan. "Sana sana, pacaran di pojok."

"O Sehun!"

Baru layar smartphone akan menjauh, Kai dan Sehun dibuat terkejut dengan seorang lelaki yang sedang bersama Soojung.

"Lo ngapain di sana?" Tanya Kai.

Klik

Pintu kamar terbuka, Wendy masuk menjinjing kresek berisi makan siang.

"Vidcall sama siapa?" Tanya Wendy penasaran, ia mendekat pada smartphone milik Kai. "Siapa sih? Wajah kalian sampai melongo gitu?"

Dan detik kemudian giliran Wendy yang terkejut.

"Lo ngapain di sana?"
"Ya, ngapain lagi? Jogja rumah gue."
"Oh rumah Lo di Jogja? Bukan Jakarta?"
"Emang gue pernah bilang rumah gue di Jakarta?"
"Emang gue pernah nanya rumah Lo dimana?"
"Lah gimana sih, Lo yang nanya Lo sendiri yang jawab."
"Chanyeol kan Lo?"
"Iya gue Chanyeol, Wendy kan Lo?"
"Iyah gue Wendy,"
"Udah sehat Lo?"
"Tau dari mana gue sakit?"
"Soojung Baekhyun lah. Lagian, Seulgi juga sakit masa iya gue gak tau kejadian kemarin. Sorry ya gue gak sempet nengok, bokap gue juga di rumah sakit gue harus ngurus keluarga sama ya... hal lainnya."
"Tenang, selama sakit gue gak inget Lo sama sekali kok."
"Iya ya, ngapain juga Lo inget-inget gue."
"Woy!" Dikte Kai.

Wajah Sehun, Soojung dan Kai heran bukan kepalang.

"Coba-coba jelasin sama gue, ini ajang reuni kalian yang diem-diem jadi deket apa gimana?" Tanya Kai kembali, nada bicaranya sedikit kesal namun penasaran.

"Deket dari mana? Gue jarang ngechat sama Chanyeol, baru sekarang gue lihat dia lagi." Jawab Wendy dengan santai.

"Iya anjir deket dari mana? Gue juga baru lihat Wendy lagi setelah cerita dari Soojung sama Baekhyun." Ucap Chanyeol menimpali.

"Wah, hebat banget kalian, gue sampe kaget bisa lihat kalian akrab gini."
"Bener sayang, padahal dulu temen kamu jual mahal banget sama Wendy, eh taunya."
"Ohh yang kamu ceritain waktu itu? Ya Tuhan, pergerakannya bener-bener senyap."
"Soojung, Kai, Lo berdua fix ngawur."
"Ini fakta Wendy."
"Gue cuman temenan sama Chanyeol, Jung."
"Iyah Jung, gue cuman temenan sama Wendy. Sembarangan Lo!"

Sehun adalah yang paling tak sadar, saat arah matanya terus saja beralih bergantian setiap kali ada orang yang berbicara.

"Soojung, kondisi seulgi gimana?" Tanya Sehun, akhirnya berhasil mengganti topik pembicaraan, "Apa sekarang dia lebih baik?"

"Um, dia baru selesai terapi sama Bude, ada Baekhyun juga ikut nemenin. Kalau dibilang lebih baik masih belum, gue waktu itu sempet bilang sama Kai juga tentang..."
"Seulgi yang gak inget kenapa dia ada di rumah sakit?"
"Iyah, sebelum pergi ke Jogja seulgi terus nanya sama Ka Sunmi kenapa dia ada rumah sakit? Tapi, setelah sampai di Jogja juga dia terus nanya sama Ka Sunmi kenapa dia ada Jogja? Dia terus minta pulang ke Bandung buat rapat BEM juga demo. Hampir setiap hari dia kayak gitu, gue salut sama keluarga Seulgi mereka sabar banget."
"Periode amnesianya bakal lebih lama dari pas pertama dia ngalamin?"
"Masih belum tahu, kalau pun iya berarti bakal makan waktu bertahun-tahun tapi gue gak sanggup ngebayanginnya."

Mereka semua sekarang telah tahu kondisi Seulgi, termasuk Wendy dan Chanyeol setelah teman dekat masing-masing ikut memberi penjelasan atas kondisi saat ini.

"Seulgi juga gak inget gue," Ucap Chanyeol kembali menimpali, "Um, gue denger kabar kejadian kemarin dari grup kelas saking hebohnya... tapi karena gue gak bisa keluar kota pada akhirnya gue bersyukur saat rawat jalan Seulgi dipindah ke Jogja, jadinya gue bisa nengok. Gue pikir ini rawat jalan biasa, sebelum Soojung sama Baekhyun ngasih tau yang sebenernya. So, setiap kali gue ketemu Seulgi di rumah Bude gue harus ngenalin diri dan ini hampir setiap hari. Soojung bener, keluarga Seulgi sabar banget, apalagi Baekhyun... dia telaten jagain pacarnya."

Kepala Sehun mengangguk pelan, sementara Kai dan Wendy menatapnya tak tega.

Panggilan berlanjut hingga beberapa menit kemudian dan berkahir saat Wendy mengingatkan waktu makan siang.

"Lo gak bisa ke Jogja sekarang, Hun." Ucap Kai, selepas hidangan itu masuk ke perutnya.

"Kenapa gak bisa?"
"Pertama, karena luka Lo belum kering betul, kalau sampai pendarahan kan gak lucu. Kedua, seengaknya biarin Bude Seulgi ngebantu Seulgi biar cepet sembuh. Apa usaha Lo gak akan berkahir sia-sia kalau cuman ngandelin ego? Gue tau apa yang Lo pikirin, makanya gue bilang kayak gini."

Sehun terdiam, tapi tidak dengan tatapan penuh tekadnya yang masih membara.

"Lagian ya Hun," kini giliran Wendy ikut menimpali, "Di Jogja udah keluarga Seulgi yang support dia, Budenya yang bantu pengobatan dia, sahabat-sahabatnya yang nolong masa sulit dia, juga pacarnya yang setia nemenin dia. Terus, Lo kesana dalam rangka apa? Selain diri Lo yang rugi karena luka Lo bisa infeksi atau pendarahan, dia gak akan inget sama Lo. Apa Lo sanggup?"

Klik

Pintu kamar kembali terbuka, Saena dan Sarah masuk kemudian. Namun, astamosfir ruangan terasa canggung dan menegangkan.

"O! Wendy, Kai, makasih ya udah mau nemenin Sehun." Ucap Sarah, dibalas senyuman dua anak itu kemudian, "Kaka udah makan? Mau ngemil buah gak?"

Sret

Sehun tiba-tiba menarik selimut dan berbaring,

"Aku mau tidur Bu, ngantuk."
"Oke sayang."

Tapi... Saena yang baru saja duduk di sofa, menatap Sehun juga sahabat kakanya bergantian. Gadis itu tahu betul, bagaimana watak Sehun pun apa yang sedang terjadi.

to be continued ...

FLAVATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon