45. Bicara Kecewa

691 136 34
                                    

Tak bisa ingkari hati

Di depan kamar mandi, dua insan saling menatap serius. Masing-masing dari mereka siap menggunakan ruang untuk membersihkan diri.

"Gue udah masak air anget, Mas Chanyeol. Jadi gue dulu ya."
"Yang ngisi air ke dalem panci kan gue, Lo cuman nyalain api naro panci terus pergi, untung gak kebakaran."
"Karena tadi Kai manggil gue,"
"Jadi air anget ini punya gue ya, Lo masak lagi."
"Enak aja! Pokoknya gue yang mandi duluan."
"Enggak."
"Yaudah lah kita mandi bareng aja gimana? Gak keberatan kan Lo?"
"Ha???"

Tangan Chanyeol menyilang di dada, tak percaya dengan apa yang baru saja diungkap Wendy. Mungkin ini kali pertama baginya ditawari mandi bersama wanita walau mungkin hal itu bisa terjadi setelah pernikahan, tapi bukan kah Wendy hanya seorang teman?

"Gak mau? Yaudah gue mandi duluan." tandas Wendy.

Klik

Chanyeol berdiri di depan pintu yang sudah tertutup, menerima nasib tak mujur pagi ini.

Bandung lebih dingin dari Jakarta membuat Wendy menyerah mandi pagi dengan air yang tersedia, ia hendak memasak air saat Kai meminta bantuan dan panci sudah terisi penuh sekembalinya. Usai memindahkan air hangat ke ember Chanyeol tiba, perdebatan pun tak bisa dihindari meski kemudian Wendy menang dan kini tengah menikmati sabun serta guyuran kehangatan di sekujur tubuh.

Siang menyapa.

Hari ini Chanyeol akan pergi memancing bersama Abah, diajari trik terbaik agar menadapat banyak tangkapan, ada Wendy juga yang ikut karena penasaran. Sementara Soojung dan Kai masih mengobrol santai dengan Ambu di ruang keluarga, Seulgi sedang mengepak pakaian siap pulang hari ini.

"Semua udah dimasukin tas?"
"Udah Hyun,"
"Gue nanti anter sampai stasiun ya,"
"Oke,"

Tadi malam seulgi izin pada Abah, Ambu dan yang lain untuk pulang lebih dulu. Awalnya teman-teman merasa sungkan dan ingin memilih hal serupa, beruntung Seulgi berhasil meyakinkan mereka agar kepulangannya tak perlu menganggu waktu liburan.

Baekhyun sendiri tak mungkin pergi ke Jakarta, ia harus menyelesaikan masalah Pak Hanso dengan warga kampung. Jadi, Seulgi akan pulang sendiri karena Sehun urung mengantarnya pulang.

"Udah pesen tiket?"
"Langsung di sana Hyun,"
"Oke, mau berangkat sekarang?"
"Oke, aku siap-siap dulu sekalian pamit."
"Tapi Abah, Chanyeol sama Wendy pergi mancing. Lo kirim pesan aja sama mereka, kecuali Abah."
"Um, Oke."
"Oke,"

Ada perlakuan super istimewa yang Seulgi dapatkan dari Ambu dan Abah setelah memberi tahu ia resmi menjadi kekasih Baekhyun. Walau merasa tak nyaman, tapi ia tak menolak.

Setelah berpamitan dengan satu persatu orang di rumah, hanya keberadaan Sehun yang Seulgi sadari tak kunjung ia lihat.

"Aku berangkat ya, Ambu."
"Iyah Neng geulis." (Iyah Neng cantik)
"Tunggu," ucap lelaki yang beberapa detik lalu Seulgi tanya dalam benak. "Aku ikut." Lanjut Sehun, dengan tas ransel dan barang bawaan miliknya.

"Lo ikut balik juga, Hun?"
"Gue di sini buat jagain Seulgi, itu yang Ka Sunmi minta. Jadi, gue ikut pulang Baekhyun."
"Lo bisa stay kok kalau masih mau liburan, gue bisa pulang sendiri Hun."
"Enggak Seulgi, aku harus tepat janji."

Kai adalah orang yang paling bisa merasakan bagaimana atmosfir perasaan Sehun hanya dengan melihat gelagat sahabatnya tapi sungguh tak ada yang bisa Kai lakukan.

Waktu berlalu dan kini mereka telah sampai di stasiun, Baekhyun memeluk Seulgi sejenak sebelum memastikan keberangkatan kekasihnya.

"Hati-hati ya Gi. Kalau udah sampai Jakarta jangan lupa kabarin gue."
"Oke, Lo juga nanti pulangnya hati-hati."
"Siap Seulgi."

Sehun hanya melihat sekilas kedekatan pasangan itu sebelum menaiki kereta dan mencari tempat duduk.

Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang menyapa mereka, kadang Seulgi menawarkan sesuatu dan dijawab singkat oleh Sehun. Sebelumnya Seulgi tak pernah melihat wajah datar Sehun, wajah tanpa ekspresi yang sangat menyebalkan.

"Makasih ya Sehun." Ucap Seulgi, begitu ia berada tepat di depan pagar rumah. "Kalau butuh apa-apa kamu bisa bilang aku, bakal aku usahain bantu."

"Gak usah, cukup pikirin diri kamu aja."

Tanpa menoleh, tanpa menatap Seulgi, Sehun pergi begitu saja menuju rumahnya.

Tingkah Sehun membuat Seulgi bingung.

Begitu masuk ke dalam rumah, Sunmi segera memeluk adiknya, menghujani Seulgi dengan berpuluh pertanyaan. Ji-Sung sendiri menagih oleh-oleh, beruntung sudah Ambu persiapkan.

"Makasih banyak ya Ka. Berkat bantuan Kaka, Pak Hanso bakal diproses hukum." Ujar Seulgi pada Kaka Iparnya.

"Orang semacem dia memang harusnya mendekap di penjara. Kaka bangga kamu sangat berani buat bertindak."
"Seulgi emang selalu berani Mas, rasa takutnya sangat dikit."

Senyuman penuh kehangatan seulgi beri sebagai balasan.

Hari berlalu, kedekatan Baekhyun dan Seulgi semakin terjalin akrab. Mereka menjalani pacaran jarak jauh, walau transisi dari sahabat menjadi kekasih masih menemukan gap tapi keduanya tetep berusaha sebaik mungkin untuk membuat hubungan mereka berhasil.

Tak terasa sudah satu Minggu sejak kepulangan dari Bandung, Seulgi tak pernah mendengar kabar Sehun. Setelah menyampaikan terimakasih dan membawa banyak makanan untuk Sarah, Sehun menghilang seolah ditelan bumi.

Seulgi berinisiatif mengunjungi Sehun dengan membawa eskrim kesukaan lelaki itu dari toko kelontong ko Ernest. Tapi baru keluar pagar rumah dan bertemu Saena, ia langsung diberitahu...

"Kaka katanya gak mau diganggu."
"Dia di kamar emang ngapain?"
"Gak tau sih, tapi aku denger dia muterin lagu mulu, terus sering banget main gitar."
"Gak ngerjain hal lain?"
"Um, biasanya kalau Kaka diem di kamar lama berarti suasana hatinya lagi jelek jadi aku gak berani lihat. Soalnya Kaka kalau udah marah beneran, serem."
"Ohhh oke, makasih ya Saena."

Apa hal yang membuat suasana hati lelaki manis itu memburuk? Seingat Seulgi, saat di Bandung kemarin tak ada yang mengusik Sehun atau membuatnya marah. Haruskah Seulgi bertemu langsung dan bertanya?

Begitu Seulgi pergi ke rumah Sehun, di ruang tamu ada Sarah menyapanya.

"Maaf ya Nak, Sehun lagi gak bisa diganggu. Dia gak mau dikunjungin."
"Sehun emang kenapa sih Tante?"
"Tante juga gak tau, tapi nanti kalau dia udah agak baikan Tante kabari ya..."
"Maaf ya Tante, aku takut Sehun ada apa-apa waktu di Bandung."
"Enggak kok, jangan mikir kayak gitu. Sehun nanti juga balik lagi kayak biasa, kita tunggu aja ya..."
"Makasih banyak ya, Tante."

Seulgi tak mengerti perasaan macam apa yang menghantuinya, tapi ia yang tengah melihat tangga rumah menuju kamar Sehun tiba-tiba saja khawatir. Jangan sampai alasan membantu Seulgi ke Bandung menjadi boomerang tersendiri untuk membuat mood Sehun berantakan.

NOTED

ada yang tahu Sehun kenapa? 😶

to be continued ...

FLAVAWhere stories live. Discover now