PINDAH!?

314 35 2
                                    

Hari senin seperti biasa. Luna akan pergi ke sekolah sesuai rutinitasnya. Bangun pagi, mandi, sarapan lalu berangkat. Tapi pada nyatanya, gadis itu bahkan masih enggan membuka mata. Mamihnya bahkan sudah jengah, rasa ingin mengganti anak perempuan baru tapi terlanjur sayang.

"Lunaa bangun, ini udah jam tujuh, kamu gam sekolah? Mamih tendang nih pintu kamar kamu!" Teriak Riska sambil menggedor pintu kamarnya. Sedangkan gadis itu hanya menggeliat kecil seraya berusaha bangkit dari kenyamanan kasur nya.

"Enggh, udah pagi yah mih?" Luna menggeliat di atas kasurnya.

Riska terkekeh pelan berhasil mengerjai putrinya, pasalnya jam masih menunjukkan pukul 06:01.
Riska sengaja agar Luna mau bangun dari tidurnya.

Tidak butuh waktu lama, setelah beberapa menit Luna sudah memakai seragamnya  dengan rapi dan berlari menuju meja makan dengan tergesa-gesa.

"Mih Luna gak sarapan yah, takut telat soalnya, mamih sih gak bangunin Luna." Luna berkacak pinggang sambil menatap mamihnya yang tengah sarapan pagi.

"Eits, sarapan dulu dong, siapa bilang kamu telat,ini baru aja jam 06:30 masih banyak waktu kamu untuk sarapan," Kata Riska sambil terkekeh.

Wajah Luna memanas menahan amarah dan langsung melipat tangannya. "Ihh mamih nyebelin ah," ujar gadis itu dengan muka ditekuk.

"Kamunya gak bangun-bangun makanya sekali-sekali mamih kerjain, duduk dulu sayang ada yang mamih mau omongin sama kamu,"Titah Riska kepada Luna. Luna langsung duduk dan mengambil roti dan segera melahapnya dengan kesal.

"Jadi gini, hari ini hari terakhir kamu sekolah, besok kita udah pindah ke jakarta tempat tinggal kita dulu," Kata Riska santai sambil mengoleskan selai kacang di rotinya.

Luna terkejut bukan main,mulutnya terbuka lebar ini sangat tiba-tiba menurutnya. Bagaimana bisa mamihnya mengajak pindah tiba-tiba begini.

"Lho kok dadakan sih mih, surat pindah juga belum di usulkan, ih mamih gak seru ah,Luna kan belum pamit sama temen-temen Luna, emang kenapa sih harus pindah segala udah nyaman juga."Protes Luna tidak terima pasalnya dia sudah sangat nyaman dengan suasana Bandung.

"Ini urusan kantor sayang, mamih harus pindah , kalo tentang surat pindah kamu gak usah khawatir, udah mamih urus dari kemarin-kemarin, kalo mau pamit nanti kan bisa di sekolah"Jelas Riska kepada putrinya yang tengah cemberut.

"Iya mih iyaa, ikut alur wae lah"
Kata Luna pasrah. Ada rasa bahagia saat mendengar dia akan pindah ke Jakarta, artinya dia akan bertemu lagi sahabat kecilnya Raffi.

Luna sudah tidak sabar untuk pindah, namun dia juga patut bersedih karena akan berpisah dengan teman-temannya.

                ***

Sesampainya di sekolah, Luna langsung menuju kelasnya. Sekolah masih sepi karena Luna datang terlalu awal pagi ini.

Luna berjalan dengan santai sambil menghirup udara pagi yang segar tanpa polusi. Dari kejauhan Luna melihat salah satu sahabatnya sedang menyapu kelas, namanya Karin. Mereka sudah bersahabat sejak Luna pindah ke Bandung, rumah mereka juga bersebelahan.

Jadi bisa dibayangkan sedekat apa hubungan mereka berdua. Luna mendekati sahabatnya dengan senyum yang tak pernah lepas.
Itu ciri khas Luna, seorang gadis cantik, pintar periang, ramah dan dapat di kategorikan gadis yang sempurna.

Menyadari kehadiran Luna, Karin mengalihkan pandangannya ke arah Luna sambil tersenyum.

"Tumben lo datang sepagi ini? Biasanya juga 3 menit sebelum bel bunyi lo baru sampe."
Karin seolah menyindir Luna.

"Hadeh, datang cepet salah telat juga kena marah yang benernya gimana?"
Luna kesal dengan sahabatnya satu ini.
Karin hanya terkekeh melihat sahabatnya sedang menahan amarah.

Luna agak ragu untuk mengatakan jika mulai besok mereka akan berpisah. Tapi mau tidak mau Luna harus mengatakannya.

"Rin ada yang mau gue omongin sama lo."Luna menatap Karin dengan serius.

"Ngomong apa sih? Serius banget neng?"
Karin tidak sabar menunggu apa yg ingin dikatakan oleh Luna.

"Emm, gue mau bilang kalo besok gue udah gak disini lagi"
Ujar Luna pelan, wajahnya memanas menahan tangis.

Luna mengangkat kepalanya agak butiran bening itu tidak terjun bebas seenaknnya.

"M-maksud lo?"
Karin terkejut atas penuturan Luna dan ekspresi Luna yang membuatnya takut akan hal buruk terjadi pada Luna.

"G-gue mulai besok udah pindah ke Jakarta, jadi mulai besok kita udah pisah."
Luna berusaha tegar untuk tidak menangis. Sangat berat baginya meninggalkan orang sebaik Karin.

Karin terkejut. Ini sangat tiba-tiba menurutnya.

"Lho kok pindah sih Lun? Udah deh gak usah pindah-pindah segala. Gue gak mau pisah sama lo."

Karin memeluk Luna layaknya tak ingin berpisah secepat itu.

"Gue juga gak mau pisah sama lo Rin,tapi gue harus ikut mamih gue."

"Terus kalo lo gak ada, yang jailin gue siapa? Yang ngasih gue contekan siapa? Terus yang nyanyi buat gue siapa? Gue bakal kesepian banget Lun!"
Tangis Karin pecah seketika, begitu pilu Luna mendengar isakan sahabatnya ini. Isakan yang begitu menyayat hati Luna.

"Gue gak bakal lupain lo Rin,gue janji pas libur gue bakal main sama lo ke Bandung"

"Janji?"
Karin menyodorkan kelingkingnya di depan Luna dan disambut hangat oleh sahabatnya itu.

Karin lantas kembali memeluk Luna untuk kesekian kalinya.

"Jangan lupain gue Lun"
Ucap Karin di sela isakannya.

"Iya Rin gue janji"
Karin dan Luna larut dalam kesedihan yang teramat dalam.

"Sekiranya pertemuan hanya untuk mengenalkan perpisahan kepada kita, untuk itu aku akan lebih memilih untuk tidak mengenalmu daripada aku harus merasakan sakitnya kehilanganmu"

*KarinaRatnabella;(

vote ya teman-teman😊 jangan lupa tinggalkan jejak. Jangan jadi dark readers oke.

FRIENDZONE Area (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang