MASALAH LAGI

56 13 0
                                    

Luna sudah masuk sekolah hari ini. Luna memasuki kelasnya dengan senyum yang tak pernah lepas.

"Pagi temen-temen"
Luna menyapa teman-temannya.

"Eh Lun, gimana kabar lo? Lo baik-baik aja kan? Terus-terus ceritanya gimana lo sampe bisa ngilang gitu, gue kangen tau gak sama lo"
Liah memeluk Luna.

"Busett panjang amat pertanyaan lo, ceritanya panjang, udah ahk males gue bahas itu mulu"
Luna langsung duduk di bangkunya.

"Bos Lunaaa"
Raka berlari dari luar kelas menuju Luna dengan Rino yang setia di belakangnya.

"Bos bos apaan!"
Luna menatap Raka tajam.

"Yee santai aja Lun, gak usah melotot gitu juga kali. Gue mau nanya sama lo, siapa sih yang berani buang lo ke sungai?"
Raka bertanya dengan begitu seriusnya. Luna mengangkat bahunya.

"Gak tau"

"Kepo gue"
Rino menimpali.

"Lo gak mau nyari gitu?"
Liah menatap Luna serius.

"Aman. Bokap gue yang nyari,kalo pelakunya udah ketemu langsung di penggal kepalanya. Huahahaha"
Raka menelan salivanya.

"Serem banget, gak berani gue ganggu lo lagi Lun. Bokap lo mainannya kepala"
Raka bergidik ngeri. Luna dan yang lain hanya tertawa.

"Gak kok. Gue bercanda. Raffi mana?"
Luna celingukan mencari Raffi.

"Ciee nyari bos Raffi".
Raka menatap Luna yang tersenyum malu.

"Palingan bentar lagi juga sampai kok"
Rino menimpali. Luna hanya mengangguk. Tidak lama kemudian Raffi pun datang dengan wajah dinginnya.

"Tumben lo telat"
Luna menatap Raffi yang kini berdiri di sampingnya.

"Hehe kesiangan, karena mimpiin lo jadi gue gak mau bangun. Soalnya mimpi gue terlalu indah daripada kenyataan"
Luna dan yang lain menertawai Raffi yang sifat bucinnya mulai keluar.

"Yee curhat bang?"

"Gak neng, pidato"

"Oh pidato, tentang apa bang?"

"Tentang kita"
Raffi tersenyum. Luna menutupi wajahnya yang sudah semerah tomat di balik tasnya. Rasanya Luna ingin sekali terbang.

"Anjir tentang kita, lo berdua aja gue gak mau ikut"
Raka sedikit menjauh.

"Eh yang ngajak lo siapa?"
Rino berkacak pinggang di depan Raka.

"Kan Raffi bilang "Kita" jadi otomatis kita semua dong"
Raka membela diri.

"Astaga Raka Pratama, maksud Raffi "kita" itu dia sama Luna"
Rino menjelaskan.

"Ohh,kirain kita semua"
Raka hanya nyengir tanpa dosa.
Tidak lama kemudian, bel masuk pun berbunyi.

***
Luna berjalan menelusuri trotoar jalan. Tadi pagi Luna di antar oleh Elang dan sekarang Elang dan Riska tidak bisa menjemputnya. Terpaksa Luna berjalan menuju rumah.

"Mendingan gue bawa sepeda aja tadi pagi"
Luna menggerutu. Dari jauh Luna melihat Rasya yang sedang serius berbicara dengan Caca.

"Gue kesel tau gak, udah di lempar ke sungai masih aja hidup tu anak, gue udah bayar mahal si preman itu, eh Luna masih aja selamat"
Rasya menggerutu.

Damn!
Luna yang mendengar penuturan Rasya langsung terdiam. Sebenci itukah Rasya kepada Luna. Luna berjalan mendekat.

"Maksud lo apa?"
Dengan eskpresi datarnya. Rasya terkejut, begitupun dengan Caca. Tidak tau kah Rasya jika Luna merekam percakapan mereka.

"Masih nanya lo, iya emang gue yang nyewa orang buat buang lo ke sungai!"
Rasya menatap Luna penuh dengan kebencian.

"Salah gue apa sih sama lo?! Gue gak pernah ya ganggu hidup lo"
Luna menatap Rasya tajam.

"Lo udah rebut Raffi dari gue, dan gue gak rela. Gue maunya lo mati!"
Rasya menarik Luna dan mengode Caca untuk membantunya. Luna memberontak tapi tenaganya belum cukup, apalagi setelah kejadian dia hanyut.

Rasya mendorong Luna ke tengah jalan, Luna terjatuh meringis kesakitan. Dari jauh mobil melaju dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Aaaaaaaa"
Luna berteriak.

Braaakk!!
Luna terpental cukup jauh. Rasya dan Caca segera pergi dari tempat itu. Sopir yang menabrak Luna langsung turun dan menolong Luna dengan bantuan warga sekitar, Luna di bawa ke rumah sakit terdekat.

***
Raffi berlari menelusuri koridor rumah sakit. Raffi sangat panik mendegar kabar Luna kecelakaan. Raffi melihat disana sudah ada Riska, Elang dan Linda.

"Bun, mih gimana keadaan Luna?"
Mata Raffi berkaca-kaca.

"Sabar ya nak, Luna lagi ditangani sama dokter"
Linda menyuruh Raffi untuk duduk.

Tidak lama kemudian dokter pun keluar dari ruangan yang penuh obat tersebut.

"Gimana dok keadaan putri saya?"
Elang langsung menghujamkan pertanyaan kepada dokter tersebut.

"Putri bapak mengalami koma, karena pendarahan hebat di kepalanya"

"Tolong sembuhkan anak saya dok, berapapun biayanya akan saya bayar asal anak saya sembuh"
Elang memohon kepada dokter tersebut.

"Pasti. Kami akan melakukan yang terbaik untuk anak bapak"
Elang mengangguk.

Raffi menatap Luna dari luar. Raffi sangat tidak sanggup melihat sahabatnya terbaring lemah.

"Raffi pulang dulu yuk nak"
Linda mengajak Raffi untuk pulang. Raffi mengangguk.

"Pih, kalo Luna udah sadar kabarin Raffi ya"
Raffi menatap Elang.

"Iya nak, pasti. Kamu pulang dulu ya"
Eoang mengusap kepala Raffi. Raffi mengangguk dan pamit kepada Elang dan Riska.

***

FRIENDZONE Area (COMPLETED)Where stories live. Discover now