AKSI

61 9 0
                                    

Luna masih menatap Liah tak percaya. Gadis itu sedang tertawa terbahak-bahak bersama Sasa.

"Liah, gue udah punya bukti biar lo gak salah paham sama gue"
Luna memberanikan diri mendekati Liah.

"Udah deh Lun, gak usah maksa buat diri lo bener, gue udah liat semua foto lo, dan ya, emang terbukti kalo lo emang udah biasa kan ke tempat kek gitu?"
Luna melongo tak percaya.

"Gue punya bukti yang lebih kuat daripada foto Li"

"Halah palingan cuman rekayasa"
Sasa menimpali.

"Eh lo diem, gak usah ikut campur!"

"Lo gak usah ngebentak Sasa gitu!"
Liah membela Sasa.

"Gue gak ngebentak. Gue cuman pengen masalah kita selesai"

"Gak ada yang percaya sama lo lagi Luna"
Sasa menatap Luna sinis.

"Ini juga gue mau buat orang percaya lagi sama gue, gue juga gak mau kali, main sama om-om"

"Tapi sayangnya orang gak mau percaya sama omongan lo"
Sasa tertawa meremehkan.

"Gue percaya kok sama Luna"
Raffi merangkul Luna dari samping.

"Iya gue juga"
Raka datang menghampiri Luna.

"Dan gue juga"
Rino tersenyum lebar. Liah menatap Rino tak percaya.

"Rino, kok kamu malah percaya sama Luna sih?"

"Yaah emang kenyataannya Luna gak salah, harusnya kamu dengerin dulu penjelasan Luna, bukan malah percaya ama tu tepung terigu"

"Gimana aku mau percaya sama dia, orang buktinya udah kuat banget"

"Sayang, coba deh kamu liat baik-baik ekspresi Luna di foto itu"

"Ih terserah kamu deh ya, sebelum aku liat bukti yang lebih kuat, aku gak belum bisa percaya sama Luna" Liah menggeram kesal

"Lah ini Luna pengen ngasih buktinya, kamu gak mau, gimana sih?"

"Yaudah deh iya, mana buktinya?"

"Udah bel, ntar aja deh".
Raka membubarkan mereka.

               ***

Bel pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Luna mencari-cari keberadaan Liah.

"Eh No, Liah mana?"
Luna memberhentikan Rino yang baru saja keluar dari kelas.

"Oh, katanya ada urusan bentar sama Sasa, oh iya dia nitip pesen. Katanya kalo urusannya ama Sasa kelar, dia bakal ke rumah lo untuk ngeliat bukti"

"Oh oke, yaudah gue duluan ya"
Rino hanya mengangguk. Luna pun mengambil sepedanya dan langsung pulang ke rumah.

Luna mengotak-atik ponselnya malas. Sungguh gadis itu bosan. Tidak ada yang bisa gadis itu lakukan selain uring-uringan.

Ting!
Suatu notifikasi dari ponselnya membuat Luna bersemangat membuka pesan tersebut dan berpikir itu adalah Raffi.

+625789XXXXXXX

Kalo lo pengen sahabat kesayangan lo ini selamat, dalam 15 menit lo harus kesini temuin gue, gue udah shareloc lokasinya , nyawa temen lo tergantung  lo dateng apa enggak!

Luna mematung. Liah. Luna sudah menebak yang di maksud adalah Liah.
Luna bergegas keluar dan membawa sepedanya ke tempat yang di maksud. Luna sudah tidak asing lagi tempat itu, itu adalah basecamp Raffi dan sahabatnya, tepat disamping basecamp tersebut terdapat rumah yang udah lama ditinggal pemiliknya, Luna yakin Liah disekap di situ.

FRIENDZONE Area (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang