JANJI OH JANJI

69 15 0
                                    

Sudah seminggu Raffi dirawat dirumah sakit. Hari ini Raffi di perbolehkan pulang.
Luna tidak bisa ikut menjemput Raffi, Luna sedang sibuk melakukan kerja kelompok bersama Liah.

Raffi sudah sampai dirumah dan langsung duduk di sofa.

"Bun, Raffi udah sembuh total kan?"

"Belum nak, masih harus istirahat dulu. Emang kenapa?"

"Raffi mau jalan bun ke Dufan sama Luna"
Raffi tersenyum.

"Oh gitu, tunggu sembuh dulu ya".

"Iya bun".

                ***
Raffi sudah sembuh seperti sedia kala. Raffi mengambil ponsel menelpon Luna.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Jalannya besok aja, gue udah sembuh"
Raffi langsung to the point.

"Serius? Alhamdulillah. Oke boss"

"Besok gue jemput. Jam 12:15 lo udah siap"

"Asyiaap"

"Gue tutup dulu ya,Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Luna cukup senang mendengar kabar bahwa Raffi sudah sembuh.

                ***
Luna sedang bersiap-siap akan pergi bersama Raffi ke Dufan. Luna mendengar suara ketukan pintu.
Luna melihat jam, masih pukul 11:23, tidak mungkin Raffi datang secepat ini.

"Katanya jam 12:15, kok jam segini udah nyampe sih"
Luna berbicara sendiri sambil berlari ke bawah untuk membuka pintu.

"Kok cep-"
Luna terkejut. Pasalnya bukan Raffi yang ada di hadapannya,melainkan Angga.

"Lho, kok gak bilang-bilang mau kesini? Ada apa?"
Luna langsung to the point.

"Emm, jadi besok kan gue ke Jerman. Jadi gue pengen ngajak lo jalan untuk yang terkahir kali. Ke dufan yuk"
Angga mengenggam tangan Luna. Luna langsung melepas genggaman Angga.

"Tapi gue udah janji sama Raffi"

"Lo bisa kapan aja pergi sama Raffi Lun, gue cuman pengen untuk yang tetakhir kali ini aja, yaa please"
Angga memohon kepada Luna.

"Ya tap-"

"Please Lun, sekalii aja ya"
Luna berfikir keras. Luna mengangguk, dia bisa menunda dengan Raffi. Masih ada minggu depan pikir Luna.

Luna pun berjalan ke arah motor Angga. Motor Angga pun melaju meninggalkan perkarangan rumah Luna. Luna sudah pamit kepada Riska.

Raffi mengeluarkan motornya dan melaju ke rumah Luna. Tidak sampai lima menit, Raffi sudah sampai di rumah Luna.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"
Riska membuka pintu dan tersenyum kepada Raffi.

"Eh mih, Luna mana?"
Raffi menanyakan Luna.

"Lho tadi udah pergi sama Angga, emangnya kalian udah janjian mau pergi?"

Degg!!

"Angga? Apa-apaan ini? Lo kenapa sih Lun, hobby ya lo buat gue kecewa terus kayak gini!"
Batin Raffi kecewa. Raffi sangat kecewa. Luna yang sudah berjanji.

"Raffi?"
Raffi terkejut.

"Kamu gak apa-apa nak?"

"Eh gak apa-apa mih, Raffi pulang dulu ya mih, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"
Riska sedikit heran. Ada apa sebenarnya.

Raffi mengendarai motornya dengan emosi. Raffi tidak sengaja melihat Rasya yang kesusahan dengan mobilnya. Sepertinya mogok. Karena Raffi sedang baik, Raffi berhenti.

"Kenapa?"
Tanya Raffi datar.

"Mobil gue mogok Fi"

"Lo mau kemana?"

"Gue mau jalan-jalan ke Dufan"
Raut wajah Rasya sedih.

"Yaudah naik"
Raffi menunjukkan jok motornya menggunakan dagu.

Entahlah Rasya sangat bahagia. Dia tidak pernah menyangka akan jalan bersama Raffi.

Tanpa menunggu waktu lama, Rasya langsung menaiki motor Raffi. Soal mobil, Rasya sudah menelpon montir langganannya.

Rasya dan Raffi pun sampai di Dufan
Raffi hanya mengikuti Rasya malas. Jika bukan karena sedang emosi, Raffi tidak akan mungkin mau jalan bersama Rasya.

Alasan Raffi mengajak Rasya hanya satu. Raffi hanya ingin pergi ke Dufan untuk menenangkan hatinya.

"Fi anterin gue beli es krim yuk"
Rasya menarik tangan Raffi. Raffi hanya menurut.

Raffi menunggu disamping tempat penjual es krim. Tidak sengaja seorang gadis menabrak Raffi.

"Eh maaf, gak sengaja"
Luna mendongak. Dan ternyata Raffi.

Rasya yang sudah memebeli es krim lantas langsung menggandeng Raffi.

"Kok lo ada di si-"
Ucapan Luna terpotong oleh Raffi.

"Kenapa? Mau marah? Silakan, marah aja gue gak peduli"
Kata Raffi datar dan langsung melenggang pergi bersama Rasya.

Luna merasa bersalah. Luna langsung mengajak Angga pulang. Angga mengangguk menurut.

Disisi lain..

"Lo pulang sendiri, naik taxi kek atau apa. Gue mau pulang"
Raffi langsung meninggalkan Rasya.
Rasya melongo tak percaya.
Rasya merasa seperti di terlantarkan.
    
                 ***
Luna menangis di pelukan Riska. Luna merasa sangat bersalah.

"Udah dong sayang, udah satu jam kamu nangis kayak gini, mendingan minta maaf gih sama Raffi. Kamunya juga, udah janjian sama Raffi, eh perginya sama Angga. Gimana Raffi gak marah coba?"

Riska sedikit kesal dengan ulah putrinya.

"Luna takut Raffi gak mau maafin Luna"

"Kan belum dicoba, Pasti di maafin kok. Raffi kan sayang sama kamu. Tapi kamu pergi sendiri gak apa-apa kan? Mamih lagi ada kerjaan"

Luna mengangguk dan segera berganti baju. Jam menunjukkan pukul 17:09. Untungya Luna sudah mandi. Jadi tidak membuang-buang waktu. Luna langsung bergegas ke rumah Raffi menggunakan sepedanya.

Luna pun sampai dan langsung mengucapkan salam.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"
Terdengar sahutan dari dalam rumah. Linda pun keluar dan tersenyum kepada Luna.

"Bundaa"
Luna langsung memeluk Linda dan menangis.

"Lho kamu kenapa sayang? Kok nangis? Cerita sama bunda, yaudah kita duduk dulu yuk"
Linda langsung mengajak Luna masuk dan duduk di sofa.
Luna menceritakan semua kejadian yang Luna dan Raffi. Linda hanya tersenyum sambil mengelus kepala Luna.

"Raffi marah sama Luna bun"
Luna masih menangis di pelukan Linda.

"Sekarang gini aja, Luna ke atas dan langsung minta maaf sama Raffi. Langsung buka aja pintunya".
Linda memberi Luna saran.

"Raffi gak bakal nendang Luna kan bun?"

"Gak sayang, Raffi kan sayang sama Luna".

"Beneran bun?"

"Iya nak, yaudah minta maaf sana"
Luna mengangguk dan menaiki tangga menuju kamar Raffi. Tanpa mengetuk Luna langsung membuka pintu dan terlihat Raffi sedang terbungkus dengan selimutnya.
           
               ***

FRIENDZONE Area (COMPLETED)Where stories live. Discover now