KELUARGA UTUH

56 13 1
                                    

Luna duduk di samping mamihnya. Elang tersenyum.

Flashback on
Waktu itu, Luna masih di dalam kandungan dan Dimas sudah berumur 5 tahu. Malam itu Elang sedang bermain bersama Dimas. Kemudian terdengar suara ketukan pintu.

Elang berjalan ke arah pintu bersama Dimas di sampingnya.
Saat membuka pintu, Elang tidak menemukan siapa-siapa di luar.

Bughh!!
Elang tersungkur. Lalu dibawa pergi begitupun dengan Dimas. Dimas hanya menangis dengan mulut yang di bekap.

Elang terbangun dan melihat sekliling. Teryata di tengah hutan.

"Aku siapa?"
Elang memegang kepalanya.

"Papih, papiih, Dimas takut"
Elang mengeryitkan dahi. "Papih?"

"kamu siapa?"

"Aku Dimas pih"
Elang berpikir keras. Dan mengingat sedikit.

Lalu tiba-tiba ada seorang laki-laki tua yang melihat mereka dan mengajak ke rumahnya.

"Kamu siapa?"
Kakek itu bertanya.

"Saya gak tahu. Yang saya tahu ini anak saya"
Elang menunjuk Dimas.

"Sepertinya kamu hilang ingatan. Baiklah besok saya akan mengantarmu ke kota, siapa tahu ada yang kenal sama kamu"
Elang hanya mengangguk.

Esoknya kakek itu mengantar Elang dan Dimas kembali ke Jakarta. Kakek itu lalu pamit pulang.

"Lho pak Elang?"
Seorang laki-laki seumuran Elang bertanya dan heran kenapa Elang bisa seperti orang kebingungan.

"Kamu siapa?"

"Lho saya karyawan di perusahaan bapak"

"Saya gak ingat"

"Lho bapak kenapa? Sepertinya bapak hilang ingatan"
Elang hanya mengangguk.

"Yaudah mari pak saya antar pulang"

"Saya gak tau  rumah saya dimana"
Karena karyawan tersebut juga tidak tahu, Karyawan tersebut memilih menelpon dokter yang ada di luar negeri. Karyawan tersebut adalah karyawan kepercayaan Elang.

Karyawan tersebut mengantar Elang dan Dimas ke Bandara untuk mengembalikkan ingatan Elang.
Semua biaya ditanggung oleh dokter yang ada di luar negeri itu. Yang kebetulan dokter itu adalah sahabat dekat Elang.

Setelah cukup lama berobat di New York, akhirnya Elang bisa sembuh. Dimas juga sudah dewasa dan melanjutkan sekolahnya disana. Elang belum pulang ke Indonesia untuk menemui Riska. Alasannya dia ingin menunggu Dimas lulus dari kuliahnya.

Setelah Dimas lulus, Elang segera berangkat ke Indonesia dan langsung mencari Riska. Namun saat sampai di rumah, Linda mengatakan jika Riska sudah pindah ke Bandung.

Elang sudah pernah ke Bandung untuk mencari Riska. Tapi Elang belum bisa menemukan Riska. Akhirnya Elang memutuskan untuk kembali ke Jakarta membangun kembali perusahaan yang sudah lama dia tinggalkan. Sembari membangun, Elang menyuruh anak buahnya untuk mencari Riska di Bandung.

Akhir-akhir ini Elang menerima kabar jika anak buahnya menemukan alamat rumah Riska di Bandung. Elang bergegas menuju Bandung, namun tetangga di sana mengatakan jika mereka sudah pindah ke Jakarta .

Elang pun kembali ke Jakarta dan memilih untuk terus mencari Riska di sana.

Flashback off.

"Ohhh, jadii anda bapak saya?"
Luna bertanya dengan bahasa formal.

"Hehe iya nak"

"Huaa papihhh"
Luna segera memeluk Elang dan langsung menangis. Kemudian beralih ke Dimas.

"Kak Dimas kok kesini juga?"

"Saya kakak kamu"
Luna melongo.

"Serius mih?"
Riska mengangguk.

"Kakak kandung pih?"
Elang mengangguk sambik tersenyum.

"Huaa akhirnya gue punya kakak"
Luna memeluk Dimas. Dimas membalas dan tersenyum.

"Lho terus Kak Dimas kan pernah jualan sate, emang perusahaan papih bangkrut ya?"

"Gak nak, Dimas berjualan sate katanya biar sambil nyari kamu sama mamih"
Luna hanya mengangguk.

"Jadi perusahaan papih gak bangkrut?"

"Gak sayang, papih udah punya banyak cabang perusahaan di Jakarta"
Luna melongo.

"Berarti gue orang kaya dong, wehh sultan dadakan ini namanya"
Luna terkekeh.

"Iya nak, terus kamu mau beli apa? Baju? Handphone? Atau apa terserah kamu"
Mata Luna berbinar dan langsung berlari menuju kedai es krim.

"Papih pengen es krim"
Luna berkata dengan manja.

"Yaelah kirain mau beli baju, ee ternyata cuman es krim"
Dimas mendengus. Riska dan Elang hanya terkekeh.

"Yaudah beli aja nak"

"Pengen se dus"
Luna merengek.

"Terus di letakin di mana Luna?"
Dimas bertanya.

"Di kulkas lah, masa di oven. Ya pih?"

"Yaudah, mas es krimnya tiga dus ya"
Luna melongo, dia hanya meminta satu dus, lalu di belikan tiga dus.

"Wehh sultann, makasih pih"
Luna memeluk Elang. Elang tersenyum.

"Riskaa"
Linda dari jauh berlari dan langsung memeluk Riska. Kebetulan Linda mengajak Raffi dan Feri ke Mall untuk menemaninya.

"Kok gak bilang-bilang sih mau kesini, kan bisa barengan"
Riska mendengus kesal.

"Hehe lupa"
Linda nyengir.

"Lho Elang?"
Feri menunjuk ke arah Elang.

"Feriii? Apa kabar?"
Elang memeluk Feri dan ber tos ala laki-laki.

"Baik, udah lama gak ketemu"
Elang tersenyum. Feri adalah sahabat Elang. Sama seperti Linda dan Riska yang bersahabat.

"Siapa bun?"
Raffi menatap Elang.

"Ini papihnya Luna, yang pernah bunda ceritain ke kamu"
Raffi mengangguk dan terkejut melihat Dimas dan Luna.

"Lho kak kok disini? Sama Luna lagi?"

"Terserah gue dong, adik gue juga"

"Adik, ini kakak kandung lo nyet?"
Luna mengangguk.

"Yang jualan sate kan?"

"Iya sayang"
Luna mencubit pipi Raffi gemas.

"Kok bisa?"
Raffi masih tidak percaya.

"Ya bisa lah"
Dimas menjawab.

"Wehh kak, kenalin Raffi,calon adik ipar"
Raffi mengenalakn diri seperti orang bodoh.

"Gak sudi gue punya adik ipar kayak lo"

"Tapi Luna sayang sama dia kak"

"Gue gak setuju"

"Kan mamih setuju wlee"
Luna dan Raffi memeletkan lidah.

"Sialan ya lu berdua"
Dimas mendengus kesal.

"Raffi kenalan dulu dong sama papih kamu"

Raffi berjalan ke arah Linda dengan Luna yang menggandeng tangannya.

"Hay pih, aku Raffi, suaminya Luna. Papih setuju kan kami nikah, mamih aja setuju"
Raffi dan Luna tertawa begitupun Elang.

"Heheh, setuju banget. Apalagi kalian sama-sama cantik dan ganteng, sama-sama pinter, Lucu lagi".
Elang tertawa.

"Bukan lucu pih, mereka berdua itu goblok"
Dimas menimpali. Sontak semua tertawa.

"Eeh kita juara olimpiade ya"
Luna menyombongkan diri.

"Eh, itu gue yang ngajarin"
Luna dan Raffi tersenyum seperti orang bodoh. Setelah selesai mereka pun memilih untuk pulang.
Riska masih pisah rumah dengan Elang karena belum ditentukan mau tinggal dimana.
  
                  ***

FRIENDZONE Area (COMPLETED)Where stories live. Discover now