ACARA

49 12 2
                                    

Luna sedang sibuk sesibuk-sibuknya orang sibuk, ya gadis itu tengah membongkar seluruh isi lemarinya untuk mencari gaun yang cocok.

"Ini bagus gak ya?"
Luna berbicara sendiri sambil menatap cermin.

"Gak deh, norak banget"

"Yang ini, kok kayak gembel sih?"

"Kalo yang ini, udah lama"

"Hemmmm, ini bagus, gak norak, warna oke, masih baru, oh iya ini kan yang baru dibelikan papih tapi belum sempet di pake"

Luna pun menuruni tangga sambil menenteng gaun tersebut dan menemui papih dan mamihnya.

"Mih, pih Luna cantik gak pake gaun yang ini"
Riska dan Elang pun menoleh.

"Apapun yang bidadari papih pake, pasti selalu cantik"
Luna tersenyum mendengar ucapan Elang.

"Cantik kok sayang, yaudah yuk mamih bantuin make up"
Luna mengangguk dan berlari menaiki tangga di ikuti Riska di belakangnya.
      
                ***
"Nah,udah deh"
Luna membuka matanya dan menatap dirinya di cermin. Luna cukup terkejut, make up natural ala mamihnya sangat cocok di wajah cantiknya itu.

"Cantiknya anak mamih"
Luna terkekeh. Pintu kamar pun terbuka dan nampak Elang terperangah melihat putrinya itu dengan balutan gaun selutut berwarna peach dan make up yang tidak terlalu tebal.

"Malaikat papih cantik banget"

"Makasih papih Elang yang paling ganteng"
Luna memeluk kedua orang tuanya.

"Siapa dulu dong yang make up in"

"Mamih ter best deh"
Luna dan Elang mengajukan jempol.

"Lunaa jelek, Pangeran lo udah sampe tu"
Terdengar Dimas berteriak.
Luna, Elang dan Riska pun segera turun menemui Raffi.

Luna berdiri disamping Dimas yang menatapnya tanpa kedip.

"Iya kak, tau kok gue cantik"

"Pede banget lo"

"Mih,pih Luna berangkat dulu ya"
Luna menyalimi kedua orang tuanya. Begitu pun Raffi.

"Jaga Luna ya nak"
Pesan Riska.

"Siap mih"

"Fi, jangan kelamaan nembak Luna, ntar keduluan lho"
Elang sedikit berbisik kepada Raffi. Raffi hanya terkekeh pelan.

"Oke pih, aman itu mah"

"Kita berangkat ya, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

                ***
"Fi emangnya kita mau ke acara apaan sih?"

"Ada deh, ntar juga ko tahu. Btw, lo cantik malem ini"

Luna tersenyum. Andai saja Raffi tahu jika wajahnya sudah blushing kayak kepiting rebus.

"Gak usah senyum-senyum gitu, mirip orang gila lu"
Luna menatap Raffi tajam.

"Hehe bercanda Lun"

Setelah beberapa menit, Raffi memberhentikan mobilnya di depan rumah yang cukup besar. Luna menatap rumah itu dengan heran, karena tidak ada tanda-tanda bahwa disini sedang mengadakan sebuah acara.

"Kita mau ngapain sih?"

"Udah ikut aja"
Raffi mengenggam tangan Luna. Luna menatap Raffi kagum. Laki-laki itu nampak begitu tampan malam ini, dengan jas berwarna navy, rahang yang tegas, sungguh pahatan yang sempurna.

Tanpa Luna sadari, mereka  sudah berada di tengah keluarga besar yang sedang berkumpul. Mereka semua menatap Raffi dan Luna lama. Luna yang tersadar langsung menatap Raffi sambil berbisik.

FRIENDZONE Area (COMPLETED)Where stories live. Discover now