MENGEJUTKAN

55 14 0
                                    

Luna dan yang lain sudah sampai di Jakarta. Sekarang Luna sedang berada di Taxi bersama Raffi. Riska mengatakan jika dia sedang berada di rumah Raffi.

"Assalamualaikum"
Raffi membuka pintu dan terlihat Linda dan Riska sedang ngobrol di ruang tamu.

"Mamih, bundaa"
Luna berlari dan memeluk Riska dan Linda bergantian.

"Luna rindu tau"
Linda dan Riska tersenyum.

"Gimana olimpiadenya nak? Lancar?"
Linda menatap Luna dan Raffi bergantian.

"Lancar kok bun. Luna dapet juara 1 di mapelnya. Raffi juga dapet 2"
Raffi tersenyum. Mereka sudah du beritahu siapa yang menang dalam olimpiade tersebut.

Sekolah Luna menang banyak. Pasalnya setiap mapel, sekolah Luna mendapatkan posisi yang terbilang tinggi.

Di mapel kimia, Luna mendapat peringkat ke satu dan Bagas ke tiga.Di Biologi Raffi juga mendapat peringkat ke dua dan Rino ke tiga.
Sedangkan di Fisika, Liah mendapat peringkat ke dua dan Caca ke tiga.

"Alhamdulillah, pinter semua anak mamih"
Riska tersenyum bangga.

"Hehe oh iya mih, bun, Kita punya oleh-oleh lho buat mamih sama bunda"
Luna menyodorkan paperbag berisi baju yang dia beli bersama Raffi di Mall.

"Wah bagus banget, makasih ya sayang"
Linda tersenyum.

"Iya bun sama-sama"

"Ciee yang punya hoodie couple"
Riska menatap hoodie yang Luna dan Raffi pakai.

"Hehe ini Raffi yang belikan mih, bagus kan"
Riska tersenyum dan mengangguk.

"Iya bagus kok sayang"
Linda menimpali.

"Mih, mamih masih mau ngobrol sama bunda?"

"Ya iya lah, mamih baru aja nyampe"
Luna mengangguk, dan berlari ke atas menuju kamar Raffi. Raffi yang penasaran mengikuti Luna ke atas.

Luna langsung merebahkan tubuhnya di ranjang Raffi.

"Capek banget anjir"
Luna memeluk guling yang ada di sampingnya.

"Yee gitu aja capek"
Tidak ada jawaban. Raffi mendongak dan ternyata gadis itu sudah terlelap.

"Yaelah nih bocah cepet banget tidurnya, bosen kan gue sendiri di sini"
Raffi memilih turun duduk di sofa bersama Riska dan Linda.

"Lho Luna nya mana?"
Linda mendongak mencari Luna.

"Iya Luna mana nak?"
Belum sempat Raffi menjawab Riska sudah bertanya.

"Luna udah tidur bun, mih"
Raffi tidak mengalihkan pandangannya. Dia masih sibuk dengan game.

"Oh, kamu kenapa gak tidur juga sayang? Pasti kamu capek kan?"
Riska menatap Raffi.

"Masa Raffi tidur sama Luna mih, belum muhrim tau"
Raffi terkekeh.

"Eh iya ya"
Riska juga ikut tertawa.

"Makanya Fi, cepet dong nikah sama Luna, bunda udah gak sabar pengen besanan sama sahabat bunda sendiri, iya kan Ris?"
Linda menatap Riska sambil tersenyum.

"Iya nak, kalo belum mau nikah tunangan aja deh"

"Gak semudah itu bun, mih. Raffi aja gak tau Luna sukanya sama siapa. Siapa tau Luna masih cinta sama Angga"
Raffi menjelaskan panjang lebar.

"Yee kamu gak tau, Luna udah cinta sama kamu. Ini ya, pas waktu kamu marahan sama Luna karena Luna jalan sama Angga Luna nangis di kamar sambil bilang gini "maafin gue Fi, gue tu sayang sama lo, gue udah gak cinta sama Angga, gue mau nya elo Fi" gitu, mamih denget sendiri kok"
Riska menceritakan semua sambil mempraktekan gaya Luna.

"Yang bener mih?"

"Iya nak, makanya Luna jangan di lepas, di perjuangkan ya. Mamih selalu dukung kalian"
Riska tersenyum begitupun dengan Linda. Raffi hanya mengangguk.

"Nanti kalo mereka jadi nikah, kita bikin spanduk, emm terus tulisannya
"LuFi Gooo" gimana bagus gak?"

"LuFi apaan tu bun?"
Raffi bertanya.

"Luna Raffiii, gimana bagus kan?"

"Wahh bagus Lin, boleh tu"
Riska nampaknya setuju. Raffi hanya tersenyum menggelengkan kepala.

                ***
Minggu pagi yang cerah, Luna sudah bangun sejak lima menit yang lalu.
Luna bergegas mandi. Setelah selesai Luna berganti baju dan menuju meja makan.

"Pagi mih"
Luna langsung duduk di kursi dan mengambil roti untuk sarapan.

"Pagi sayang, habis ini ikut mamih yuk jalan-jalan ke Mall, mamih bosen dirumah"
Luna mengangguk semangat. Setelah sarapan pagi selesai, Luna dan Riska segera berangkat ke Mall yang ada di Jakarta.

Luna dan Riska berjalan di Mall yang cukup megah itu. Riska mengajak Luna ke toko baju.

"Permisi mbak, mbak pernah lihat wanita yang di foto ini gak?"
Seorang pria yang seumuran Riska atau lebih tepatnya seumuran ayah Raffi menghampiri mereka. Riska mendongak dan terkejut.

"Mas Elang?"
Riska menatap tak percaya. Laki-laki itu menatap Riska dan terkejut.

"Riskaa"
Sontak laki-laki itu langsung memeluk Riska. Riska menangis haru, begitupun dengan laki-laki tersebut.

"Ini mamih pih?"
Seorang laki-laki yang masih muda bertanya dengan mata yang berkaca-kaca. Laki-laki yang bernama Elamg itu mengangguk.

"Mamihh"
Laki-laki itu memeluk Riska. Luna yang baru saja kembali dari toilet heran, siapa yang memeluk mamihnya itu.

"Lho kak Dimas kok disini?"
Luna langsung melontarkan pertanyaan.

"Terus kenapa mamih Luna di peluk gitu?"
Luna masih bingung.

"Ini siapa?"
Elang bertanya.

"Dia Luna mas, anak kamu. Kamu hilang waktu dia masih di dalam kandungan"
Luna tambah bingung.

"Maksudnya apa sih, kak Dimas, ini bapak ini siapa?"
Luna masih bertanya. Elang langsung memeluk Luna.

"Ini papih nak"
Laki-laki itu menangis. Luna terkejut bukan main.

"Maksudnya?"

"Em Ris, gimana kalo kita duduk dulu, Luna nanti kita jelasin semuanya ke kamu"
Luna mengangguk dan mengikuti mereka.
   
                ***

FRIENDZONE Area (COMPLETED)Where stories live. Discover now