PELUKAN HANGAT

86 17 0
                                    


Luna terkekeh berhasil mengerjai Raffi. Tidak akan mungkin spesies seperti Luna tidak bisa berenang.

"Huaa enaknya di gendong sama abang ganteng, jadi gak perlu ribet berenang deh"

"Maksud lo, lo bisa berenang gitu"

"Ya iya lah"

"Ngomong anjir"
Raffi langsung menjatuhkan Luna kedalam kolam.

"Uhuk uhuk! Bilang dong kalo mau jatuhin, lo nya aja yang percaya goblok"
Luna terbatuk batuk.

"Dasar pembohong, saya akan talak kamu hari ini juga"
Kata Raffi layaknya mereka sudah menikah.

"Ampun bang, aku gak mau pisah sama abang, nanti aku gak punya apa-apa bang, apalagi harus kehilangan orang yang begonya kayak abang"
Luna juga semakin menjadi berakting.

"Saya gak sudi punya istri goblok kayak kamu"

"Abang juga goblok bang"

"Eh gue bukan tukang cilok ya, abang-abang, coba suamiku kek, ini abang-abang"

"Yee pengen banget nih jadi suami gue"

"Anjir, bisa kurus gue dengerin ocehan gak bermutu lo tiap hari"

"Apa hubungannya anjir kurus sama ocehan gak bermutu"

"Gak ada lah, nah ini, udah jelas kan lo goblok. Udah tau gak ada hubungan masih aja ditanya"

"Otak lo udah gesrek pak"

"Saya pelajar, bukan gurumu"

"Saya juga gak mau diajar sama anda, bisa ketularan goblok nantinya"

Saat ingin adu mulut lagi bersama Luna. Linda datang.

"Ya Allah Raffi Luna. Kok malem-malem gini malah mandi sih?"
Pasalnya jam sudah menunjukkan pukul 19:13.

"Hehe maaf bun, tadi Luna gak sengaja kecebur, habisnya Raffi ngejar-ngejar Luna"
Linda langsung menatap Raffi tajam.
Yang ditatap hanya bisa diam. Dalam hati mengumpat Luna habis-habisan.

"Yaudah, sekarang masuk, ntar masuk angin lho, Luna kamu pakai baju Raffi ya. Kebetulan ada baju kemeja yang gak kepake karena kebesaran"

"Oke bun"

Luna pun masuk ke dalam rumah dan mengganti baju. Luna memakai baju Raffi.

"Cantik juga gue ternyata"
Luna memuji dirinya di depan cermin.

Luna pun keluar dan duduk di sofa.

"Hhaha baju lo kegedean nyet. Udah kayak emak-emak make daster lu"
Raffi menertawai Luna.

"Ini juga pake baju lu kampret".

"Awas kalo gak dicuci, ntar ketularan kuman bego dari badan lo"

"Iyaa bawel ih"

Luna duduk melamun. Saat ini pikirannya melayang ke Angga. Raffi mendesah berat. Saat bersama Raffi, Luna masih bisa memikirkan Angga. Raffi tau, sudah jelas tergambar dari raut wajah sedih Luna.

"Udah dong Lun, jangan sedih terus dong".

Terdengar isakan kecil dari bibir Luna. Sejujurnya Raffi tidak sanggup melihat Luna seperti ini.

"Sini peluk sama suami yang ganteng ini, sini sini"
Raffi melebarkan tangannya menunggu Luna menyambutnya.

Luna mendekat dan memeluk Raffi sambil terisak.

"Hiks, aaaaa Raffi"

"Udah Lun, udah"
Luna masih saja terisak dengan Raffi setia memeluknya dari samping. Satu yang Luna rasakan saat dipeluk olrh Raffi, Nyaman.

"Gimana besok kita jalan-jalan? Mau gak? Mumpung libur?"

"Mauu"

"Yaudah jangan nangis lagi"

Luna mengangguk dan menghapus air matanya.

"Senyum dulu dong"

Luna tersenyum ke arah Raffi.

"Kan cantik"
Luna semakin tersenyum lebar.

"Aaa makasihh"
Luna kembali memeluk Raffi hangat. Raffi membalas pelukan Luna tulus. Saat ini yang Raffi inginkan hanyalah kebahagiaan Luna.

"Luna, Raffi makanannya udah siap. Bunda tunggu di meja makan ya"

"Iya bun"
Luna dan Raffi menjawab serempak.
Mereka pun berjalan menuju meja makan. Luna sudah tidak ingat dunia jika bertemua makanan kesukaannya, ayam panggang contohnya.

Setelah acara makan selesai, Luna pamit pulang diantar Raffi.

                 ***
Pagi menunjukkan pukul 06:23. Luna sudah bangun dari tadi. Dia bersemangat ingin jalan-jalan bersama Raffi.

Luna hanya sekedar ingin melupakan kesedihannya dengan sedikit bersenang senang.

Luna sudah siap sejak sepuluh menit yang lalu.

"Assalamualaikum"
Terdengar seseorang mengucap salam.
Riska berjalan membuka pintu.

"Eh Raffi,pagi gini udah kesini? Ada apa nak?"

"Hehe gini mih, Raffi mau ngajak Luna jalan, biar gak bucin terus dirumah"

"Ohh, pantesan Luna bangun cepet pagi ini. Yuk masuk dulu nak"
Raffi mengangguk dan berjalan mengikuti Riska.

"Raffi, kuy lah otw"

"Langsung nih"

"Iyaaa"

"Yaudah, mih Raffi sama Luna langsung berangkat ya"

"Oh langsung berangkat, yaudah hati-hati ya nak"

"Iya mih"
Raffi berjalan keluar rumah diikuti Luna.

Kali ini Raffi membawa motornya.
Raffi menyodorkan helm kepada Luna.

"Yuk naik"

"Oke bang"

"Jadi kemana nih neng?"

"Dufan yuk bang"

"Oke neng. Pegangan dulu dong"
Raffi mengambil tangan Luna dan melingkarkannya di pinggang Raffi.

"Ih si abang modus ye"

"Ntar jatuh neng, abang gak mau tanggung jawab"

"Terus maunya apa bang?"

"Nikahin kamu neng"

"Aaa si abang bisa wae"
Raffi dan Luna tertawa. Motor Raffi pun melaju meninggalkan perkarangan Rumah. Raffi dan Luna menikmati segarnya udara pagi tanpa polusi di Jakarta.

                ***


            
                  

FRIENDZONE Area (COMPLETED)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt