GOSIP

62 12 0
                                    

Luna berjalan menyusuri koridor sendirian. Luna merasa risih melihat tatapan murid yang menatapnya tak suka.

"Lunaaaa!!"
Luna terkejut lantas menoleh dan mendapati Liah yang ngos-ngosaj seperti di kejar setan.

"Kenapa dah lu?"

"Mending lo ikut gue sekarang"
Luna menatap Liah bingung.

"Ih kelamaan tau gak"
Melihat Luna yang masih menatapnya seperti orang bodoh, Liah lantas menarik tangan Luna menuju mading sekolah. Luna terkejut melihat mading yang begitu ramainya.

"Ini kenapa dah banyak bener, kayak lautan manusia?"

"Jadi lo gak tau?"

"Lah emangnya apaan, sumpah gue gak tau apa-apa"
Liah menghela nafas. Lalu menarik Luna ke kerumunan orang.

"Woyy anjir minggir gak lu, gue mau lewat".
Liah berteriak menerobos orang banyak dan berdiri tepat di depan foto yang membuat orang heboh pagi ini. Mata Luna membulat, tangannya terkepal. Disana terpampang jelas Luna sedang bersama laki-laki hidung belang semalam.

"Gak nyangka ya, keliatannya aja cewek baik-baik. Eh ternyata kayak cabe, sama om-om lagi"

"Iya gak tau malu"

Telinga Luna memanas mendengar bisikan-bisikan yang tak masuk akal itu. Hello tak bisakah mereka lihat bagaimana ekspresi ketakutan Luna di foto itu?.

Liah menarik Luna keluar dari lautan manusia yang sedang heboh-hebohnya itu.

"Lo percaya kan sama gue?"
Luna menatap Liah penuh harap. Tidak ada yang lebih Luna harapkan selain Liah dan Raffi.

Liah terdiam dan menunduk.

"Lo percaya kan Liah, gue bakal jelasin semuanya sama lo"
Saat Luna akan menarik tangan Liah pergi, Liah masih tetap menahan tububnya dan menatap Luna serius.

"Maaf, gue gak bisa percaya gitu aja sama lo Lun, di situ udah jelas lo ada di club, dan lo pegangan sama laki-laki hidung belang itu"

"What the? Gue gak pegangan Liah, gue di tarik. Apa lo gak bisa liat ekspresi gue? Gue ketakutan? Gue gak mungkin ngelakuin itu, gue gak serendah itu Liah"
Luna menatap Liah tak percaya.

"Gue bakal percaya kalo ada bukti yang kuat, mulai sekarang lo gak usah deket dulu sama gue"
Liah berlari meninggalkan Luna. Oke cukup, pertahanan Luna runtuh. Gadis itu menatap sahabatnya pergi meninggalkan saat dia sedang terpuruk.

"Emm kak, maaf. Kakak di panggil sama guru BK, disuruh kesana sekarang"
Seorang adik kelas menghampiri Luna. Luna hanya mengangguk dan berjalan menuju ruang BK.
Mata Luna membulat saat melihat Elang berjalan menuju kantor, Luna paham apa yang terjadi.

"Papih akan ngirim orang suruhan papih untuk jaga kamu"

Luna ingat kata-kata itu. Itu artinya, orang suruhan Elang sudah melaporkan apa yang terjadi menimpa dirinya.

"Pih!"
Luna berteriak memanggil Elang. Yang dipanggil pun menolehnlantas tersenyum dan memeluk Luna dari samping.

"Jangan nangis dong, malaikat papih gak boleh nangis"
Elang menghapus air mata putrinya itu. Elang sangat tahu jelas apa yang terjadi barusan. Putrinya sangat rapuh saat ini dan Elang juga tahu, Luna baru saja kehilangan sahabat yang sudah Luna anggap saudara hanya karena sebuah foto yang di sebarkan oleh orang pengecut. Elang berjanji, siapapun orang itu, takkan pernah mendapatkan maaf darinya.

"Yaudah yuk, papih temenin kamu ke ruang BK, kamu dipanggil kan?"

"Kok papih tau?"

"Tau dong, apa sih yang gak papih tau tentang kamu, apalagi tentang kamu sama Raffi, sudah jelas papih tau semuanya"
Elang terkekeh begitu pun dengan Luna.

FRIENDZONE Area (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang