AD - 002

380 29 5
                                    

happy reading
kalau kalian suka dengan part ini tinggalkan komentar dan vote nya :)

Terlihat di depan pintu kelas, seorang guru berdiri dengan wajah yang cukup garang, juga rambut yang di ikat membentuk gelungan.

Tatapannya tajam membuat seisi kelas tak berani menatapnya.

===

"Pagii anak-anak, belum kenal kan sama saya??" ternyata oh ternyata guru tersebut sangat ramah terlihat dari senyum yang tercetak jelas di bibirnya.

"Pagii buu."

Langkah kaki guru muda nan cantik itu mendekat ke arah meja murid paling depan tepat di tengah-tengah.

"Perkenalkan nama Ibu Niarisa kalian boleh panggil saya Ibu Niar."

"Iyaa buu."

"Saya wali kelas kalian dan sekaligus guru fisika." dengan suara yang lemah lembut itu membuat para lelaki di kelas terkagum-kagum.

"Ibu cantik ya mau gak jadi pacar saya hehe."

Seketika semua melotot tak percaya dengan ucapan Dava yang spontan.

"Woy Dav jaga image bro! Tuh guru bukan gadis SMA haha." celetukan dari Akbar mengundang gelak tawa yang lain.

"Yee ya kan bisa aja si ibu jomblo hehe." langsung saja Davin yang berada di sebelahnya pun menonyor pelan kepala Akbar.

"Sudah-sudah kalian itu ya! Sampai bel loh ini. Ya sudah di lanjut setelah istirahat ya perkenalannya." langkah Ibu Niar menuju keluar kelas dan yang lain sudah pasti tak sabar menuju kantin.

Keempat wanita cantik anak IPA itu pun mulai berjalan melewati koridor yang terdapat banyak lelaki, tak jarang dari keempat itu banyak yang menyapa. Apalagi Si Bulan yang paling dominan di antara lainnya.

"Ih sumpah deh kita udah kayak artis loh tiap lewat di sapa." ujar Dhea yang terlihat bangga.

"Aduh Dhe lo alay deh sehari gak alay apa gak bisa?"

"Aelah Bul nih anak kan dari orok dah gini bentukannya." celetukan Aini membuat keempatnya terkekeh.

Karena asik dengan obrolan nya Bulan tak sengaja menabrak seorang lelaki berperawakan tinggi, berkulit putih, dengan gaya rambut undercut.

"Wuss liat-liat kali kalau jalan."

"Eh sorry gue gak sengaja." Bulan pun menatap datar ke arah lelaki di hadapannya ini.

"Cantik-cantik kok jalan nya meleng." seketika tawa remeh nya keluar dengan wajah yang songong.

"Apa lo bilang? Gue kan udah minta maaf." wajah Bulan berubah marah karena perkataan yang di ucap lelaki itu.

"Udah-udah Bul gausah di ladenin yuk pergi."

Ajakan Amalinda berhasil membuat Bulan menjauh dari lelaki yang terlihat songong itu.

Hmm tuh cewek menarik

Apa yang ada di pikiran lelaki itu? Atau akan menjadikan Bulan bahan permainannya?

Sesampainya di kantin mereka pun mendudukkan dirinya masing-masing di kursi panjang.

"Sumpah baru kali ini gue lihat lo segitu sensi nya sama cowok." ujar Dhea tiba-tiba.

"Apa sih biasa aja emang dia nya yang bikin gue emosi."

"Udah deh guys dari tadi ada aja yang di permasalahin." lerai Aini yang di angguki oleh Amalinda.

AMOUR DESTIN | not my destiny ( the end )Where stories live. Discover now