AD - 021

101 15 0
                                    

happy reading friend b!
i hope you enjoy this part :)

Kini waktu menunjukkan pukul 07.00 malam, acara masih berlangsung dengan ramai nya Ada juga yang berkaraoke di atas panggung dan menikmati mini bazar yang telah di sediakan.

Amalinda merasa bosan karena sedari tadi hanya duduk sendirian, hingga akhirnya ia memutuskan untuk beranjak dari tempatnya dan menghampiri ke tiga sahabatnya.

"Dhea mana sih? Bosen banget duduk di sini sendirian, aku cari aja kali ya?" Gumam Amalinda pada dirinya sendiri.

Namun tiba-tiba dengan spontan tangan kanan Amalinda memegangi perut bagian kiri nya yang di serang rasa nyeri.

"Akhhh!!...sakit." Rasa sakit itu menyerang perut bagian kiri nya secara bertubi-tubi, hingga wajahnya kian memucat dan di penuhi oleh keringat dingin yang membasahi dahi nya.

Di sisi lain tanpa sengaja pandangan Keenan menangkap Amalinda yang seakan menahan sakit, ia pun sedikit berlarian kecil menghampiri Amalinda.

"Al!! Lo kenapa?" Tanya Keenan khawatir.

"Kenaan! Aku...boleh minta tolong?" Rintih Amalinda yang berusaha menahan sakit nya.

"Minta tolong apa Al? Lo kenapa? Lo sakit? Gue panggilin Dev ya!" Sela Keenan.

"Nggak! Jangan panggil Dev, anterin aku pulang. Aku mau pulang Ken!" Pinta Amalinda lirih.

"Yaudah ayo." Keenan menuntun tangan Amalinda yang sudah basah oleh keringat dingin.

Gue suka lo Al, gue ikut sakit liat lo kayak gini, tapi gue juga gak bisa egois dengan ngerebut lo dari Dev! Keenan membatin sembari menatap sendu wajah Amalinda.

"Peri jutek!" Panggil Iqbal yang sedang berjalan ke arah Bulan yang sedang duduk di salah satu kursi.

"Apa?!" Ketus Bulan.

"Nih lo makan, gue tau lo belum makan kan?" Ujar Iqbal menyodorkan bungkusan plastik.

"Apaan itu?" Tanya Bulan sembari melirik ke arah bungkusan yang di bawa Iqbal.

"Somay!" Jawab Iqbal.

"Nggak deh." Tolak Bulan, sebenernya Bulan bukanlah tipe orang yang pemilih dalam hal makanan. Tapi entahlah hari ini mood makan nya sedang turun, apalagi melihat bungkusan yang di bawa Iqbal rasanya sama sekali tak berselera.

Iqbal menautkan alisnya bingung "Kenapa? Emang nya lo gak laper?" Tanya nya.

"Gak suka!" Jawab Bulan asal.

"Terus lo suka nya apa?" Balas Iqbal.

"Gue suka nya lo.."

Deg!!

Iqbal membulatkan matanya sempurna, bahkan bisa di bilang hampir copot sangking kaget nya.

"Tapi bohong!!" Lanjutnya yang lalu tersenyum kemenangan karena puas menjahili cowok nyebelin yang selalu mengganggunya akhir-akhir ini.

"Ck! Untung sayang." Gumam Iqbal pelan sembari mengelus dada nya.

"Gak ada! Mau lo suka atau gak lo harus tetep makan, mau lo mati muda karena kurang asupan? Liat tuh badan lo udah kurus kayak orang kekurangan gizi!" Celetuk Iqbal.

AMOUR DESTIN | not my destiny ( the end )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang