AD - 039

179 17 0
                                    

happy reading friend b 💙
jangan lupa vote and comment nya guys :)

_______


"GUE ITU SUKA SAMA LO DARI LAMA! TOLONG LO HARGAI SEDIKIT PERASAAN GUE DEV!!"

Setelah mengatakan itu, Lusiana menghembuskan napas nya kasar mencoba untuk mencari ketenangan agar tidak terpancing emosi lebih dalam lagi karena ia sadar saat ini bukanlah waktu yang tepat.

Sementara Devano di buat bungkam oleh pernyataan yang baru saja Lusiana lontarkan padanya, selama ini ia sadar bahwa gadis yang ia anggap sebagai sahabat nya itu memiliki perasaan terhadapnya. Namun ia tidak pernah mengira jika Lusiana bisa sampai bertindak sejauh ini untuk mendapatkan dirinya, padahal sudah sangat jelas bahwa saat ini hati nya masih terjaga untuk satu nama yaitu Amalinda.

"Tapi gue gak suka sama lo Lus! Lo denger ini baik-baik, gue deket sama lo itu atas keinginan dari nyokap lo!!" Tegas Devano, berharap agar Lusiana paham dengan maksudnya.

"Karena nyokap?! berarti selama ini lo sahabatan sama gue itu gak ikhlas?!" sentak Lusiana dengan kedua mata yang melotot tajam.

"Bukan gitu, tapi gue terpaksa harus turutin kemauan nyokap lo. Karena kalau nggak, hidup gue bakal bermasalah!"

"Tega banget sih Dev, kenapa lo gak bilang aja dari awal ha?! lo nyakitin perasaan gue tau gak?!" Tanpa di sadari air mata mulai membasahi pipi gadis itu, di hadapi dengan kenyataan seakan semua nya hanya sebuah ilusi.

Tak berangsur lama wajah sedih gadis itu berubah seketika tergantikan dengan senyum remeh penuh arti.

"Lus tapi gue ngejalani semua ini ikhlas kok, gue sama sekali gak merasa beban. Please lo jangan berpikiran buruk dulu,"

"Yang gue mau itu lo sama gue pacaran Dev! dari dulu gue selalu tunggu itu dari lo!" beber Lusiana dengan lantang.

"Ya tapi gak bisa Lusi! yang gue cinta cuma Al, gue anggep lo cuma sahabat udah itu gak lebih! lo ngerti gak sih maksud gue??"

"Tapi gue gak peduli Dev mau lo cinta sama Al bahkan yang lain sekalipun, gue bakal tetep rebut lo! karena yang harusnya jadi milik lo gue bukan dia atau bahkan orang lain!"

"Terserah! Tapi yang pasti, gue gak akan pernah suka sama cewe yang punya sifat egois kaya lo, camkan itu!!" Devano pun melangkahkan kaki nya pergi meninggalkan Lusiana yang masih berdiri di tempat nya.

"Aaakhh kenapa lo gak mati aja sekalian sih Al?! LO PEREBUT KEBAHAGIAAN GUE!"

• • •

Keesokan pagi nya, hari tetap tak berubah. Hanya saja terlihat sangat membosankan tidak seperti hari-hari kemarin. Matahari pun tak menampakkan sinarnya, hanya langit mendung penuh awan putih yang menemani pagi ini.

Tak ada candaan yang selalu di lemparkan antara Dhea dan Aini, tak ada senyum manis ceria milik Amalinda, tak ada suara tawa dari ketiga gadis itu yang biasa nya selalu menghiasi hari-hari Bulan.

Langkah lunglai lesu dari gadis cantik itu mulai memasuki area sekolah, banyak pasang mata yang mengarah ke arah nya karena raut wajah yang terlihat pasih penuh beban.

Tepukan ringan mendarat di bahu sebelah kirinya, spontan saja ia membawa wajah nya mengarah ke Arah sang empunya telapak tangan itu.

"Pagi by," sapa nya tak lupa dengan senyum khas yang semakin menambah kadar ketampanan wajah nya.

"Hmm," jawab Bulan tak berselera.

"Dih apaan itu? Yang semangat dong by," ujar nya sembari menepuk lembut puncuk kepala kekasih nya.

AMOUR DESTIN | not my destiny ( the end )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang